Selamat Ulang Tahun, Mikrijem

Selamat Ulang Tahun, Mikrijem

: Mikrima Puspa Sari

Mikrima Puspa Sari

Dear Mikrijem, selamat ulang tahun. Surat ini datang terlambat satu hari. Maafkan aku, tak mengirimimu kado istimewa, hanya sepucuk surat biasa. Bersama surat ini, kukirimkan pula sepaket doa, semoga kau dianugerahi panjang umur, kelancaran rejeki, kebahagiaan yang berlimpah, dan keberkahan.

Apa kabar jagoan kecilmu, Mikrijem? Keenan sudah lancar berjalan bahkan bermain bola di lapangan. Tentu dia sudah fasih memanggilmu, Ibu. Doaku untuknya semoga menjadi anak yang berbahagia di dunia dan akhirat, segala impiannya tercapai. Sungguh dia beruntung punya Ibu sebaik kau.

Lalu bagaimana kabar Aris, suamimu? Dia sudah banyak berubah sejak kita terakhir bertemu. Bukan, bukan soal perutnya yang kian buncit, bukan pula uban yang mulai tumbuh di kepalanya. Lelaki itu sudah mendewasa dengan segala cara. Berkatmu, berkat jagoan kecilmu. Semoga keluarga kecilmu selalu utuh.

Mikrijem, bagaimana rasanya tinggal di ibu kota? Hei, kau bisa janjian berjumpa dengan Mirajem. Kalian bisa berbisnis bareng. Jakarta tak kan terasa begitu asing ketika kalian sering bersama. Hoho, jangan harapkan aku menyusul kalian. Tentu kau tahu aku tak suka kota besar itu. Akan ada waktunya kita reuni, saat kalian mengunjungi kota dingin, Bandung.

Mikrijem, aku kangen. Aku tak berharap kita akan berkumpul secepat surat ini sampai. Aku bisa menunggu sampai pada waktunya. Mungkin saat itu, anak-anak kalian telah tumbuh dewasa dan memutuskan melanjutkan pendidikan di tempat kita dulu.

Saat anak-anak kita kelak telah dewasa, mereka akan sibuk dengan dunianya. Saat itulah kita yang telah tua akan merindukan masa-masa muda. Membuat keriting telinga anak-anak kita karena telah bosan mendengar cerita yang sama.

Sekali lagi, selamat ulang tahun, Mikrijem. Tuhan ada dalam setiap langkah kita.