Hati-hati di Jalan

Dear Eva,
Turut prihatin dengan peristiwa pembobolan rumahmu. Memang Malam yang Menegangkan ya! Untung aja, motor adik kamu selamat ya. Kecup jauh buat Miki. Kecup jauh banget aja, soalnya aku takut anjing hehehe….

Eva,
Bandung makin nggak aman ya? Aku yang sering sendirian di rumah memang harus lebih waspada! Nasib cewek kece nan single yang menghuni rumah sendirian memang selalu was-was setiap waktu. Lebih-lebih kalau malam tiba. Makanya, kamu harus sering berkunjung!

Ngomong-ngomong soal hati-hati, aku juga mau berbagi cerita mengerikan di jalan. Ingat kamu yang suka pulang larut. Dua kali aku hampir dijambret, Va!

Pertama, tahun 2009. Waktu itu aku sedang meminjam motor mantan pacarku. Dia marah karena aku malah asyik kumpul sama teman-teman bukannya segera menjemputnya. Tepat pukul sepuluh, aku menyusuri jalan menuju Buah Batu dari Dago. Di daerah sebelum Lodaya, ada motor yang mengikutiku. Aku langsung tidak enak hati, maka kupercepat motor. Mereka terus mengejar. Aku panic karena, seorang laki-laki yang posisinya dibonceng, berusaha menggapai tas laptop.

Jalanan sepi dan gelap. Aku bingung mau meminta tolong pada siapa? Akhirnya kuhempaskan motor di dekat pos satpam yang tampak tak berpenghuni. Mereka menghentikan motornya, seorang laki-laki kurus mendekatiku. Dengan sigap mengambil tas laptop. Aku tidak tinggal diam, kurebut kembali tas itu. Kami adu tenaga. Aku berteriak-teriak minta tolong dengan mengatakan ‘Tolong’. Tak ada yang mendekat.

Laki-laki itu menendangku tepat ketika tas telah terambil olehku. Aku tengkurap melindungi laptop, dia menendang kepalaku sampai berdarah. Akhirnya seorang warga mendekati kami. Laki-laki kurus itu lari bersama temannya. Meski kepalaku benjol dan mengeluarkan darah segar, tak ada yang hilang.

Dengan heran, warga itu bertanya, “Kenapa nggak teriak maling?”. Kujawab, “Kan udah teriak minta tolong pak!”. Heran deh, ‘Tolong’ sama ‘Maling’ bisa memiliki efek yang beda!

Kedua, tahun 2011. Ketika itu, aku sedang menjemput Epa dari tempat kerjanya di daerah Dago. Aku mengambil jalan melewati daerah Balai Kota. Kamu tahu kan, daerah yang ada resto Makan-makan sepi dulunya? Nah, sebuah sepeda motor membuntutiku dari sana. Aku sudah curiga, karena motor itu tidak menyalakan lampunya dan awalnya mereka hanya nongkrong saja di daerah gelap.

Aku sengaja memperlambat laju motor. Biasanya, pengedara motor cenderung suka menyalip. Tapi tidak dengan mereka. Makinlah aku curiga. Sampai depan balkot, mereka akhirnya menyejajarkan motornya denganku. Seorang laki-laki mematikan motorku. Kau tahu, motor Mio itu gampang sekali dihentikan, tinggal putar kuncinya. Lalu laki-laki itu meraih lagi-lagi tas laptopku. Kali ini aku lebih sigap lagi merebutnya. Karena beberapa kenderaan mendekat, mereka langsung lari.

Begitulah, akhirnya aku selamat. Semoga tidak ada kejadian mengerikan begitu lagi.
Nah, kau harus hati-hati di jalan ya. Selalu waspada dan jangan lupa selalu lihat kaca spion.

Dah Eva,


Evi Epi Evi

Dear Eva, Turut prihatin dengan peristiwa pembobolan rumahmu. Memang Malam yang Menegangkan  ya! Untung aja, motor adik kamu selamat ya....

30 Hari Mencari Cinta


 Untuk @Me_QueenShi dan @RihanAfifah


Dear Tata dan Ian,
Selamat pagi buat kita yang sering bangun kesiangan. Bagaimana kabar kalian? Bagaimana di tempat kost masing-masing? Menyenangkan kah?
Aku di sini agak kesepian, sering sendirian.

  Untuk @Me_QueenShi dan @RihanAfifah Dear Tata dan Ian, Selamat pagi buat kita yang sering bangun kesiangan. Bagaimana kaba...

Goodreads


Dear Eva,
Bagaimana kabarmu? Ditungguin, nggak ada nongol di pintu rumahku. Terima kasih sudah mau berbagi Rahasia . Huuhhh….
Kangen tahu!

Oya, hari ini aku mau cerita hal menyenangkan dan ringan. Ini menyangkut sebuah situs bernama Goodreads. Kamu udah punya akunnya belum? Katanya suka baca dan nulis. Bikin dong, Va!

Dear Eva, Bagaimana kabarmu? Ditungguin, nggak ada nongol di pintu rumahku. Terima kasih sudah mau berbagi Rahasia . Huuhhh…. Kange...

Cistelita

 Untuk +yunis kartika 



Dear Cistelita,
Ditanganku sekarang terdapat sebuah buku yang kau tulis, Pesta Para Janda. Maaf baru sekarang kubaca. Tapi aku yakin, bukunya pasti keren!


 Untuk  +yunis kartika   Dear Cistelita, Ditanganku sekarang terdapat sebuah buku yang kau tulis, Pesta Para Janda. Maaf baru sek...

Resep Mujarab

Dear Eva,
Maaf ya sempat absen balas suratmu. Kita seri sekarang. Hehehe….
Aku sama Isna, sejak akhir tahun kemarin, resmi bergabung dengan negeri jamur.
Setahun kebelakang, kami berasal dari hutan ‘The Old Tree And A Leaf’ itu loh, Va.
Kamu sama Minke datang dari negeri mana?
Bukan dari negeri kuku, kan? Itu loh, Minku sama Evaku? Huahahahahahaha *kejedot tembok*

By the way, makasih ya, udah memberi semangat tentang novel itu. Meski tidak lolos jadi tiga besar. Yeah kamu bener, Va, Indah Pada WaktunyaSedihnya udah ilang.  Mau tahu resep mujarabnya? *miki-mikir* *takut diikuti* *tring*
Jadi resepnya adalah kerja! Kerja sampai lupa waktu. Kalau diam terus malah numpuk energi negatifnya. Jadi dua hari ini, aku kerja dan kerja. Menyenangkan!

Itu baru satu. Yang kedua…. *mikir-mikir lagi* *tring*
Janji jangan kasih tahu pak polisi ya, cepetan janji dulu!

Setiap kali sedih atau putus asa, kebut-kebutan aja di jalan. Nggak kencang-kencang sih, cukup 60-80 Km/Jam. Sambil nyanyi-nyayi lagu yang sedih, sampai nangis. Inget, sampai nangis! Sehabis itu, lega sudah. Jangan diikuti ya, hehe….

Kalau kamu gimana? Giliran bagi resep ya!
Yah, minimal, kalaupun kamu nggak bisa masak, bisa hibur orang gitu!

*terdengar bunyi grgrgrgr*

Itu bunyi gigi kamu Va? Huahahaha….

Nah resep ketiga (mendadak ingat) adalah baca buku atau nonton. Gara-gara sedihnya kebangetan, aku sampe marathon nonton How I Met Your Mother Season 1. Ya ampun, itu nggak tahu nonton yang keberapa kali. Tergantung efek yang diinginkan sih. Mau ketawa-ketawa atau menangis yang disamarkan? Biasanya kalau yang kedua itu, aku nonton Bethoveen Virus (Ini typo nggak, ya?). Langsung banjir air mata. Kalau ada yang nanya, tinggal jawab gara-gara nonton!

Makasih pujiannya, Va. Aku memang genius! Eh, legend… wait for it… dary….

Resep keempat, resep paling laku sedunia ABG. Yaitu curhat. Mau di socmed kek, di telpon, di FB, tapi enaknya sih langsung ya. Biar ada dada yang dibanjirin, ada yang meluk. Kenapa coba orang yang sedih mesti dipeluk? Secara teori sih, untuk menyeimbangkan detak jantung. Orang sedih, detak jantungnya nggak normal, jadi harus dibenerin sama yang meluk. Saran aja, pilih-pilih kalau mau meluk siapa ya. Jangan juga si mamang depan rumah di gabrug! Hehehe…. Ini penting buat ditulis. Soalnya, seorang Eva suka berbuat nekad tak tentu arah kalau sedih (ups, buka aib).

Kelimaaaaa….. adalah hujan-hujanan! Secara gitu baru dapet gelar baru dari Minku-Mu itu. Apa? Dewi Hujan? Iya deh! Padahal aku juga suka hujan, sayang nggak ada yang manggil Dewi Hujan. Sial!
Khusus tips ini, jangan lupa mandi abis ujan-ujanan. Sekarang-sekarang kan, kamu juga ketularan jarang mandi.

Keenam, emmm…. Emmm…. Emmm… udah deh minta resep mulu!

Sekian dan terima kasih untuk kebaikan berbagi resep ini. Silahkan disebarkan, jangan lupa pake copyright.

Bye Eva,

Evi yang pengen ditraktir kopi.

Dear Eva, Maaf ya sempat absen balas suratmu. Kita seri sekarang. Hehehe…. Aku sama Isna, sejak akhir tahun kemarin, resmi bergabung de...

Dari Belahan Untuk Belahan

Untuk @EvaSriRahayu


Chaka Pumpkin Caterpillar,
Kunyalakan sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Risa Sarasvati. Liriknya selalu mengingatku padamu. Sebelum lebih jauh membaca surat ini, putarlah nada-nada indah itu, biar menemanimu masuk ke dalam jiwaku. Meski selama dua puluh tujuh tahun ini, kau tak perlu apapun untuk mengerti setiap inci perasaanku.

Derap langkahku terseok
Amar harap elok
Badik sayati relungku
Pijarmu memaku

Untuk @EvaSriRahayu Chaka Pumpkin Caterpillar, Kunyalakan sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Risa Sarasvati. Liriknya selalu meng...

Ijazah

Surat Balasan untuk Evaliana yang berjudul Faktor X

Dear Eva,

Seorang teman bertanya padaku: Kamu tidak berminat mencari pekerjaan? Sayang kan, ijazahnya!

Sekilas, ketika orang melihat, pekerjaan freelance dan wirausaha yang kugeluti seperti tidak menjanjikan.
Tak heran ada saja yang bertanya seperti itu. Seolah-olah pekerjaan adalah melulu jenis kantoran.

Apakah seorang freelancer atau wirausaha tidak membutuhkan ijazah? Apakah ijazah adalah milik mereka yang berdasi? Milik mereka yang pergi pagi dan pulang malam?
Padahal pekerjaan kita boleh dibilang tidak kenal waktu, tidak kenal weekend, tidak kenal musim gajian.
Apakah hal seperti itu tidak sebanding dengan selembar ijazah? Entah temanku terlalu konvensional, entah aku yang tidak mengerti.

Bagaimana menurutmu?

Bukankah menjadi freelancer atau wirausaha membutuhkan skill manajemen dan sepaket skill lain yang lebih banyak? Apakah pekerjaan seperti itu tidak membutuhkan pendidikan? Bukankah seharusnya pendidikan lebih banyak kita butuhkan dengan pilihan seperti itu? Aku tak habis pikir.

Tapi ya sudahlah, biarkan temanku itu bicara. Toh, yang menjalankan adalah aku sendiri.

Eva,
sungguh aku butuh bertukar pikiran. Lalu bagaimana menurutmu?

Salam deadline

Your mate


Surat Balasan untuk Evaliana yang berjudul  Faktor X Dear Eva, Seorang teman bertanya padaku: Kamu tidak berminat mencari pekerjaan...

Kunjungan

Surat balasan untuk Evaliana berjudul Mari Berpetualang, V!

Bersama keluarga STUBA

Dear Eva,

Petualangan ke Pangandaran yang kau ceritakan, terdengar mengagumkan.
Hanya saja membutuhkan biaya tidak sedikit, kan?

Jadi hari ini, setelah terkurung ribuan tahun di goa (ya, goa!), aku memutuskan melakukan suatu kunjungan.
Kemana? Ah, kau mau tahu saja! Ok, baiklah, akan aku ceritakan.
Aku datang ke kampus, tempat kuliahku dulu. Tempat aku mengejar ilmu.
Dan yang terpenting, tempat aku mendapatkan sebuah keluarga baru.



Surat balasan untuk Evaliana berjudul  Mari Berpetualang, V! Bersama keluarga STUBA Dear Eva, Petualangan ke Pangandaran yang ...

Permintaan

Surat balasan buat Evaliana berjudul Berawal Dari Sebuah Kamar

Halo Va,
Terima kasih atas kucuran doa tak terhingga, semoga doamu mengantarkan kemenangan. Terima kasih atas dukungan semangat yang tak pernah padam yang kau berikan. Kemenangan adalah milik kebersamaan.

Ya Va,
Kota kita sering sekali diguyur hujan dari hari ke hari. Kita sama-sama mencintai hujan, rintiknya adalah musim yang bersemi. Hujan rinyai yang kita nikmati dengan secangkir kopi.

Baiklah Va,
Kau kini mengajakku mengenang. Pertemuan tentang perjalanan waktu yang gamang. Dalam sebuah ruangan, kau bercerita panjang tentang masa lalu yang teramat suram.  Tentang cinta yang menjadi buram. Aku bukan hendak melukaimu dengan kata-kata tajam. Tapi terkadang kita butuh tamparan. Aku hanya ingin kau menyadari bahwa kesalahan besar mungkin terulang.

Kita tahu,
Cinta selalu memiliki dua kepingan. Masa kini dan kenangan. Masa gelap dan terang. Masa senyap dan kencang. Tak ada satupun manusia bisa berlari menghindar. Karena cinta ingin kita berdiri tegar.

Kau tahu,
Sering kali aku merindukan percakapan denganmu hingga ujung malam. Melampiaskan segala kekesalan, berbagi rahasia terdalam. Namun sekarang, aku tak punya lagi cerita petualangan.

Aku menginginkan sebuah petualangan. Menjajaki sebuah perbukitan atau kau ajak aku ke pantai Pangandaran. Melihat ombak lalu lalang. Melihat pohon-pohon bertebaran. Ini adalah permintaan, sebelum aku mati digerogoti kebosanan.

Aku pamit duluan, punggungku sakit tak karuan.

Suatu hari, di ujung siang.

Surat balasan buat Evaliana berjudul  Berawal Dari Sebuah Kamar Halo Va, Terima kasih atas kucuran doa tak terhingga, semoga doamu men...

Dear Mate!

Surat balasan dari Evaliana Hi Mate!

Dear Eva,

Suatu kehormatan kamu panggil 'Mate'.

Kabarku kurang baik, seperti yang kamu tahu. Sibuk dengan deadline sampai-sampai tidak sempat mencari penghasilan untuk makan. Tapi yah resiko. Semoga ke depannya manajemen diri jadi lebih baik, hingga tak mesti begini.

Mate, tak usahlah kau iri. Setiap penulis punya perjalananya sendiri. Begitupun denganmu.
Aku bisa menulis novelpun dengan perjalanan yang panjang.

Mate, aku minta maaf karena belum sempat membaca tulisan-tulisan dan berkunjung ke blogmu. Sehabis deadline, aku pasti menyikat habis tulisanmu. Siapakan mental mendapat beberapa catatan dariku.

Mate, setahun sudah aku punya blog. Dan kau tahu? semua berkat semangat darimu. Kita memang bisa saling melengkapi ya. Teruslah menjadi Evaku, patrner dalam menulis dan bekerja.

Dulu, seorang lelaki bernama Minke pernah mengatakan padaku, "kalian itu sahabat yang saling memberi semangat dalam menulis."
Yeah, sekarang, justru laki-laki itu lebih banyak memberimu semangat dari pada aku, kan?

Nanti disambung lagi ya, MateAku mau lanjut nulis novel. Hari ini adalah saat kritis, yang menentukan aku bisa masuk 3 besar atau tidak.
Wish me luck.


Peluk Cium,


Your Mate.


Ps: Nanti aku pajang foto kita ya, nunggu kiriman dari si bapak dulu ;p

Surat balasan dari Evaliana  Hi Mate! Dear Eva, Suatu kehormatan kamu panggil 'Mate'. Kabarku kurang baik, seperti yang ...