Ecovillage di Desa Tarumajaya: Menyeimbangkan Kebutuhan Manusia dan Pelestarian Alam

 

ecovillage-di-desa-tarumajaya
Pertanian sayur di Desa Tarumajaya

Kerapkali kita terperangkap dalam gambaran ideal kehidupan dan lanskap alam perdesaan yang utopis. Bahwa alam perdesaan selalu subur, hijau, dan lestari. Bahwa mayoritas mata pencaharian di desa adalah bertani, berladang, berkebun, atau beternak. Bahwa anggota masyarakat desa memiliki lahan garapan sendiri-sendiri yang diolah sehingga menjaga daerah hutan maupun sungai. Sebelum saya terjun untuk meneliti perkebunan kopi, saya juga membayangkan kehidupan tenteram loh jinawi seperti itu. Namun riset demi riset telah membuka mata saya: desa adalah tempat yang kompleks di mana hubungan antara manusia dan alam dipertaruhkan.

 

Sejak tahun 2023, saya melakukan penelitian tentang agroforestri berbasis kopi di Desa Tarumaja. Desa ini berada di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dan mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sayur. Aktivitas pertanian sayur yang dilakukan masyarakat telah meluas hingga wilayah hutan dan sekitar aliran sungai, sehingga menjadi salah satu penyebab utama berbagai permasalahan lingkungan. Berbagai pihak, baik dari tingkat lokal maupun pusat, telah berupaya mengatasi beragam masalah lingkungan di Desa Tarumajaya. Salah satu inisiatif yang berhasil membawa perubahan signifikan adalah program ecovillage Tarumajaya, yang akhirnya mengantarkan desa ini meraih penghargaan Kampung Berseri Astra (KBA).

 

  Pertanian sayur di Desa Tarumajaya Kerapkali kita terperangkap dalam gambaran ideal kehidupan dan lanskap alam perdesaan yang utopis. Bahw...