|
Belajar Memilah Sampah Organik dan Nonorganik dari Iklan Layanan Masyarakat Tolak Linu Herbal |
Setiap seminggu sekali, seorang pemulung
sampah menyambangi rumah kembar saya dan Eva. Pasalnya kami sudah berkomintmen
mengumpulkan sampah plastik juga
sampah elektronik dan memberikannya pada pemulung tersebut. Kebiasaan ini cukup
baru, sebelumnya kami akan menjual sendiri ke rumah Mang Teten, salah satu
tetangga kami yang bisnis sampah. Hasilnya enggak seberapa berkisar antara Rp2.000
sampai Rp5.000, bukan jumlah uangnya melainkan mengetahui sampah-sampah
tersebut bisa didaur ulanglah membuat kami puas.
Seperti biasa minggu lalu, Mang
Tatang—pemulung sampah—datang. Kami menyerahkan seplastik besar hasil
kumpul-kumpul sampah rumah tangga nonorganik. Mang Tatang memindahkan sampah
nonorganik tersebut ke gerobaknya. Sesaat wajahnya agak kecewa karena jumlah
botol minuman dan kaleng hanya sedikit sementara sampah sachet bekas kopi, plastik roti, dan lain-lain justru menggunung.
Mang Tatang bilang nanti akan membuang saja sampah plastik sachet tersebut. Giliran saya dan Eva yang murung.
Dari kasus di atas, saya bertanya-tanya, apa
ada yang salah dengan pemisahan sampah organik dan nonorganik yang saya
lakukan? Saya sendiri sudah rajin memisahkan sampah bekas minuman mineral,
kaleng, dan bekas alat mandi, intinya yang bernilai ekonomis sejak dulu. Lain
soal dengan memisahkan secara utuh limbah domestik lainnya. Boleh dibilang saya
mulai sangat melek untuk memisahkan sampah organik dan nonorganik sejak
kedatangan saya ke peluncuran iklan layanan masyarakat peduli lingkungan Tolak Linu
Herbal, jamu penghilang pegal dan
linu, tanggal 3 Maret 2016 lalu. Sebelumnya, saya memang sering membaca
tentang kampanye pemilahan sampah, hanya butuh sedikit lagi saja sentuhan agar
dapat tergerak untuk mempraktikannya.
|
Tong sampah terpisah buat sampah organik dan nonorganik di rumah saya |
Orang seperti saya mungkin bukan cuma
berjumlah satu dua orang yang masih kebingungan bagaimana dan apa saja limbah
domestik yang mesti dipilah-pilah. Bisa saja jumlahnya banyak sekali dan
berserak di masyarakat. Potensi kesadaran massal untuk peduli lingkungan sangat
besar, tinggal bagaimana cara mencapai target massa tersebut. Di Indonesia,
media televisi masih menjadi jagoan media jika ingin menyampaikan suatu
kampanye secara menyeluruh hingga ke pelosok. Menurut saya, media pembelajaran
lewat TVC merupakan salah satu keputusan yang bijak apalagi tindakan tersebut
berasal dari kesadaran terdalam suatu lembaga perusahaan.
Apakah kamu tahu kalau menurut data
Kementrian Lingkungan Hidup, Indonesia merupakan negara penghasil sampah
sebesar 200.000 ton per hari? Dari jumlah tersebut, 30.000 ton adalah sampah
nonorganik atau sampah plastik dan hanya 10.000 ton saja yang bisa didaur
ulang. Kenapa bisa begitu? Karena sampah nonorganik telah bercampur dengan
sampah organik sehingga sulit dipisahkan untuk kemudian didaur ulang. Masalah
sampah ini dampaknya cukup signifikan terhadap bumi, misalnya sampah menjadi
penyebab bencana alam seperti banjir, sampah juga bisa menjadi sumber penyakit.
Saat kita peduli terhadap sampah, minimal limbah domestik yang kita hasilkan di
rumah, kita telah peduli pada bumi dan kesehatan
umat manusia.
Launching
Iklan Layanan Masyarakat Tolak Linu Herbal
Berdasarkan data tersebut, muncullah berbagai
gerakan memilah sampah organik dan nonorganik. Salah satunya dilakukan oleh PT.Sido Muncul Tbk. lewat produknya Tolak Linu Herbal yang getol mengampanyekan
peduli lingkungan. Setelah sebelumnya meluncurkan iklan peduli lingkungan versi
kantong plastik, kini me-launching
iklan layanan masyarakat terbaru versi pemisahan sampah sebagai bentuk tindak
lanjut.
|
Lapangan sepak bola Cipete |
Launching
iklan layanan masyarakat Tolak Linu Herbal versi pemisahan sampah yang
dibintangi oleh Tantri Kotak dan suami dilaksanakan di lapangan sepak bola, KH.
Naim III, Cipete, Jakarta Selatan, tanggal 12 April 2016. Pemilihan tempat yang
unik ini berlatar belakang karena lapangan sepak bola tersebut juga
dipergunakan oleh pemerintah daerah dan warga setempat sebagai tempat
pembuangan dan pengolahan sampah.
|
Launching iklan layanan masyarakat Tolak Linu Herbal dihadiri Ibu Siti Nurbaya Bakar |
Peluncuran iklan layanan masyarakat Tolak
Linu Herbal versi pemilahan sampah dan kampanye dengan tema “Lakukan Hal
Sederhana dengan Cinta yang Besar” menghadirkan Direktur Utama PT. Sido Muncul
Tbk., Pak Irwan Hidayat, Menteri Lingkungan Hidup RI, Dr. Ir. Siti Nurbaya
Bakar, M.Sc, Walikota Jakarta Selatan Tri Kurniadi, dan Kepala Dinas Kebersihan
DKI Jakarta, Isnawa Adji. Pada kesempatan itu juga, secara simbolis PT. Sido
Muncul menyerahkan sumbangan berupa gerobak sampah pada para pemulung setempat.
|
Penyerahan gerobak sampah secara simbolis |
|
Gerobak sampah dari PT. Sido Muncul Tbk. |
Iklan layanan masyarakat Tolak Linu Herbal versi
pemilahan sampah berisi tentang anjuran kepada penonton yang disampaikan oleh Tantri
Kotak untuk menyediakan tempat sampah terpisah bagi sampah organik dan sampah
nonorganik. Agar mudah, sebaiknya memberikan label pada masing-masing tempat
sampah supaya tidak tertukar pada saat membuang sampah. Di iklan tersebut kita
bisa belajar memilah mana sampah organik seperti sampah sisa sayuran, buah, dan
sisa makanan yang bisa dibuat sebagai pupuk kompos sedangkan sampah plastik,
kertas, kaleng yang termasuk sampah nonorganik bisa kita berikan pada pemulung
untuk dijual.
Pak Irwan Hidayat berharap dengan adanya
iklan layanan masyarakat Tolak Linu Herbal versi pemisahan sampah, minimal
semua orang tahu jumlah sampah per hari yang dihasilkan oleh seluruh penduduk
Indonesia. Berapa jumlah sampah yang bisa didaur ulang sehingga tumbuh
keinginan masyarakat untuk berpartisipasi membantu pemerintah dalam
menanggulangi masalah sampah sekaligus beramal kepada sesama.
|
Blogger bersama Pak Irwan Hidayat |
Masih menurut Pak Irwan, harga botol plastik
per kilo adalah Rp1.500 dan harga kaleng bekas per kilo adalah Rp10.000. Bisa
dibayangkan ketika setiap orang mau menyumbangkan sampah plastik tersebut bisa
menaikan taraf hidup para pemulung.
Komik
sebagai Media Kampanye Lingkungan
Selain membuat iklan layanan masyarakat versi
pemilahan sampah, PT. Sido Muncul Tbk. juga memproduksi komik sebagai media
kampanye. Komik yang bercerita tentang sampah tersebut dibuat buku kemudian
dibagi-bagikan. Komik strip ini pun dipasang di media lain seperti kaos dan
tas. Komik merupakan khazanah baca yang ringan dan menghibur, sangat pas jika
disebar ke sekolah-sekolah sebagai bentuk pendidikan peduli lingkungan sejak
dini.
|
Komik sebagai media kampanye peduli lingkungan |
Jenis
Sampah Plastik
Keresahan saya tentang sampah sachetan
agaknya sedikit terjawab ketika ngobrol ringan dengan salah satu peserta
launching yaitu Bapak Saut Marpaung, ketua Asosiasi Pengusaha Daur Ulang Sampah
Plastik Indonesia disingkat APDUPI. Pak Saut menyatakan bahwa ada tiga jenis
sampah plastik yaitu yang bernilai ekonomi tinggi seperti kaleng dan botol
minuman, yang bernilai ekonomi sedang, dan yang bernilai ekonomi rendah seperti
plastik bekas sachetan.
Sebetulnya, dalam area launching dipajang tas-tas kerajinan tangan dari plastik sachetan
yang jika dikembangkan dapat menyerap sampah plastik jenis ekonomi rendah
tersebut. Hanya saja masalahnya, penyerapannya masih rendah berhubung tas-tas
tersebut kebanyakan dibeli untuk disimpan bukan untuk dipakai. Perlu waktu mengedukasi
masyarakat yang gemar barang branded
untuk beralih menggunakan tas daur ulang.
|
Tas-tas dari plastik sachet yang didaur ulang |
Belajar memilah sampah organik dan nonorganik
dari iklan layanan masyarakat Tolak Linu Herbal ternyata mudah. Sudah saatnya
kita turun tangan bahu membahu melakukannya di rumah, menularkan virus positif
pada lingkungan terdekat lalu lingkungan sekitar. Kuncinya, kita hanya butuh
rasa cinta terhadap bumi yang kita tempati agar mau mulai bergerak. Tak salah
kalau Tolak Linu Herbal mengetengahkan tema kampanye, “Lakukan Hal Sederhana
dengan Cinta yang Besar.” Karena dengan cinta, apa saja akan kita kerjakan
secara ikhlas dan penuh kesadaran. Termasuk mulai menggunakan produk daur
ulang. Jika bumi sehat kita sebagai manusia pun ikut sehat.