Terima kasih atas kucuran
doa tak terhingga, semoga doamu mengantarkan kemenangan. Terima kasih atas dukungan
semangat yang tak pernah padam yang kau berikan. Kemenangan adalah milik
kebersamaan.
Ya Va,
Kota kita sering sekali
diguyur hujan dari hari ke hari. Kita sama-sama mencintai hujan, rintiknya
adalah musim yang bersemi. Hujan rinyai yang kita nikmati dengan secangkir
kopi.
Baiklah Va,
Kau kini mengajakku
mengenang. Pertemuan tentang perjalanan waktu yang gamang. Dalam sebuah ruangan,
kau bercerita panjang tentang masa lalu yang teramat suram. Tentang cinta yang menjadi buram. Aku bukan
hendak melukaimu dengan kata-kata tajam. Tapi terkadang kita butuh tamparan. Aku
hanya ingin kau menyadari bahwa kesalahan besar mungkin terulang.
Kita tahu,
Cinta selalu memiliki dua
kepingan. Masa kini dan kenangan. Masa gelap dan terang. Masa senyap dan kencang.
Tak ada satupun manusia bisa berlari menghindar. Karena cinta ingin kita
berdiri tegar.
Kau tahu,
Sering kali aku merindukan
percakapan denganmu hingga ujung malam. Melampiaskan segala kekesalan, berbagi
rahasia terdalam. Namun sekarang, aku tak punya lagi cerita petualangan.
Aku menginginkan sebuah
petualangan. Menjajaki sebuah perbukitan atau kau ajak aku ke pantai
Pangandaran. Melihat ombak lalu lalang. Melihat pohon-pohon bertebaran. Ini
adalah permintaan, sebelum aku mati digerogoti kebosanan.
Aku pamit duluan, punggungku
sakit tak karuan.
Suatu hari, di ujung siang.
No comments:
Post a Comment