Kakakku yang Tertua
: Kemas Iskandar Zulkarnaen
![]() |
Kakakku yang tertua |
Dear Kakak Indra, Kakakku yang tertua. Kak,
bagaimana rasanya jadi anak pertama? Banyak orang bilang, jadi anak pertama itu
sulit. Kakak pertama apalagi laki-laki harus bisa menjadi panutan bagi
adik-adiknya, harus bisa menggantikan sosok Ayah kelak.
Kak, aku merasa Kakak sudah berusaha keras
menjadi apa yang diminta orang tua kita. Sejak kecil Kakak selalu berprestasi,
mengondol juara kelas bahkan juara sekolah berkali-kali. Kakak juga pandai
menulis dan memilih wanita. Seringkali aku diam-diam membaca cerpen-cerpen
buatan Kakak. Kakak menjadi salah satu inspirasiku.
Yang paling istimewa dari Kakak, mungkin
kakak juga lupa, setiap kali aku dan Eva berulangtahun, Kakak selalu memberi
kami hadiah yang beda. Iya beda. Bukan boneka ataupun baju berenda. Kakak malah
memberi kami satu pak kertas ukuran A5 berserta spidol warna-warni. Kakak
meminta kami berekspresi.
Sebagai Kakak tertua, Kakak juga cukup melindungi
dan tegas pada kami, adik-adik perempuannya. Sejak TK bahkan sampai SMA, Kakak
mengantar dan menjemput kami. Walaupun waktu SMA sudah jarang sekali. Tak
segan-segan pula, Kakak menegur kami jika pulang kemalaman atau lupa membantu
keluarga.
Saat menikah pun, Kakak beserta istri tak
melupakan kami. Kerap kali aku dan Eva, Kakak ajak menonton film di bioskop,
jalan-jalan ke toko buku, atau sekadar main SEGA bersama-sama.
Detik-detik menjelang dewasa, Kakak tak
jarang berpetuah agar aku memanfaatkan ilmu yang kupunya. Walaupun jalan yang
kupilih jauh dari harapanmu, Kakak hanya menggerutu dan mengurut dada saja.
Barangkali karena kita dilahirkan dalam tenggang waktu yang berjauhan. Dua belas
tahun selisih usia kita.
Kak, kita memang jarang bersepaham, kita
memang jarang punya waktu bersama tak seperti masa kanak-kanak dulu. Kita tumbuh
dengan cara pandang dan pilihan yang berbeda, namun aku sadar, semua itu tak
meluluhkan kasih sayang kita. Aku sayang Kakak, dulu, hari ini, dan selamanya.
Dari adik bontotmu
Evi
Uwaaa berarti kakak beadik jago bikin fiksi.keren.
ReplyDeletehadiahnya berkesan sekali.boleh nih idenya^^
Heuheu dulu sih Mbak, sewaktu Kakak saya remaja. Sekarang boro-boro nulis, baca aja jarang :)))
DeleteRomantisnya~ andai aku juga jadi punya kakak teh pasti rasanya akan sama seperti ini. :))
ReplyDeleteBtw, teh evi berapa bersaudara? Aku baru tau teh evi anak paling bontot ternyata ya :|
Hadiahnya anti mainstream banget. :D
5 bersaudara, Mita heuheu
DeleteIya hadiahnya kreatif sih :D