Keluarga Pedagang
: Yunis Kartika
Evi, Teh Yunis, dan Eva |
Dear Sista,
Apa kabarmu? Sungguh lucu ya, kita ini satu
kota, rumah pun tidak terlalu jauh, tapi jarang bisa bertemu. Kesibukan kita
telah menyumbat pertemuan.
Sista,
Bagaimana toko online-mu? Pastinya sudah banyak pelanggan ya. Akhirnya, Sista bisa
menjalankan toko online juga ya. Ingat
tidak, dulu kita bertiga, bersama Eva, membuat toko online juga? Waktu itu kita berjualan baju dan aksesoris. Awalnya begitu
bersemangat. Setiap minggu pagi, sejak langit masih gelap, kita bergegas menuju
lapak sebuah pasar. Sampai matahari tepat di ubun-ubun, baru kita pulang
membawa hasil dagang yang tak seberapa. Mungkin hanya dua tiga potong pakaian
yang berhasil dibeli konsumen. Putus asa, kita pun membeli baju-baju itu untuk
kebutuhan pribadi. Tagihan dari produsen dan distributor berdatangan,
keuntungan pun kurang untuk bayaran. Akhirnya, kita bekerja serabutan sana-sini
demi menjaga kepercayaan mereka. Menyerah! Itulah yang kita lakukan.
“Kita enggak bakat dagang ya,” begitu gumam
kita.
Padahal kita hanya menyerah terlalu cepat. Padahal
kita bisa belajar banyak pada Ayah dan Mama yang malang melintang di dunia
perdagangan. Puluhan tahun toko mereka bertahan, mungkin pernah mengalami
keterpurukan. Ah, kita hanya terlalu cepat menyerah.
Lihat dirimu sekarang, Sista, sedang berjalan
menuju keberhasilan. Pasti Sista pernah merasakan dihutang pelanggan, sehari tak
ada barang terjual, atau kerepotan ditawar diskon barang. Lihat dirimu
sekarang, Sista, mulai bisa tersenyum dan menikmati keuntungan. Semua itu
berkat Sista tak mengenal kata menyerah (lagi).
Sementara ini, aku dan Eva menjalani usaha
lain. Kami juga sama-sama pedagang, sepertimu, seperti Ayah dan Mama, seperti
kakak-kakak lain. Kadang aku bertanya, apa ini murni keinginan ataukah passion turunan? Jawabannya tak terlalu
penting. Ya, yang penting kita semua suka menjalaninya. Bahagia dan ikhlas
mengemban pilihan.
Berbanggalah Sista, bahwa kita terlahir dari
keluarga pedagang. Bahwa kita sendiri adalah pedagang. Kita telah menikmati
banyak hal dari keringat dan darah sendiri. Kita telah mendewasa dan mandiri.
Sukses untuk toko online-mu, Sista. Semangat dan berdoa. Dan sekali lagi, jangan
menyerah, jadilah katak tuli yang sampai di puncak. Karena setiap puncak adalah
milik pribadi bukan milik siapa-siapa.
Maaf Sista, adikmu ini telah meracau dan (sok)
memberimu nasihat. Aku tahu, Sista tak butuh itu. Doaku selalu teriring
untukmu, untuk keluarga kita.
Salam sayang,
Dari adik nakalmu.
Cantik cantik :3 :3
ReplyDeleteSalam kenal, Teh Evi
http://www.cewealpukat.me/
Makasih Teteh :)
DeleteSalam kenal juga
Good luck for your business... ^^
ReplyDeleteMakasih Ruby, doa yang sama buatmu :)
Deletesemangat buat bisnisnya mbak :)
ReplyDeletewww.jungjawa.com
Makasih Jung, semangat juga jadi desainernya ya :)
Deleteteh evi, keren deh! semangaat. semoga selalu dilancarkan rezeki yaa :)
ReplyDeleteMakasih Isha, semangat juga buatmu ya :)
DeleteAku ga ada keturunan pedagang aku juga belum ada semangat berdagang tapi sekarang aku akan menggeluti dunia baru itu. Doakan aku juga nengggg... :)
ReplyDeleteDidoakan selalu Kang :)
DeleteAduh itu gak ada foto lain apa pi. Kita keliatan pada kucel >.<
ReplyDeleteGa ada lagi foto terbaru pa :)))
Delete