Saat ini mataku sedang terpejam membayangkan
sosokmu yang telah lama hilang. Rambutmu yang keriting dan panjang. Alismu yang
tebal dan tajam. Tubuhmu yang kurus namun tetap terlihat jantan. Juga bibirmu
yang manis dan hitam. Lalu … ah, aku tak ingat benar.
Saat ini pikiranku ingin sedikit mengenang.
Sekadar berselancar ke masa silam. El, ingatkan aku tentang pertemuan pertama
kita, meskipun sungguh tidak berkesan. Waktu itu, grup teaterku sedang
mengadakan pertunjukan. Bersama teman-temanmu kau datang menyaksikan. Pertunjukan
yang membosankan. Kau datangi aku demi memuaskan mulutmu yang gatal ingin
berkomentar. Perkenalan yang menyebalkan.
Dalam rentang waktu yang panjang, kau dan aku
saling mengenal. Katamu, wajahku tak rupawan. Katamu, kau terpikat isi kepalaku
yang berangasan. Kuberi tahu sebuah rahasia, aku tahu benar cara memikatmu. Satu
hal yang baru kusadari, kau juga tahu betul cara mengikatku. Aku perempuan yang
cepat bosan, bersamamu kulewatkan dua puluh empat bulan. Katakanlah kenyataan
itu mirip keajaiban.
El, keajaiban tak sering datang dalam
kehidupan. Maafkan aku yang lekas berpaling dan berganti hati. Tenang saja,
lelaki yang merenggutmu dariku hanya sekadar selingan. Hanya Tuhan yang tahu,
kenapa dulu aku bisa begitu kejam.
El, katakan padaku, apa yang paling berkesan
dari pertemuan pertama? Bagiku tak pernah ada. Kenangan tak bermula dari satu
pertemuan. Namun harus kuakui ada satu pertemuan pertama yang tak lekang dalam
ingatan. Pertemuan pertamamu dengan Dewa Kematian.
El, tolong sampaikan pada Dewa Kematian,
pertemuan pertamamu dengannya telah menjadi titik balik satu kesadaran. Dosa
paling nista adalah saat cinta tersia-siakan. El, setiap yang hidup hanya butuh
sekali pertemuan dengan malaikat pencabut nyawa. Pertemuan pertama penuh
kengerian, pertemuan pertama penuh ketenangan. Tolong sampaikan pada Dewa
Kematian, pilihkan waktu ketika aku bisa tersenyum dan melihat sosokmu
menyongsong di gerbang. Gerbang kedamaian.
wah cerita yang memilukan hik hik hik ,,,
ReplyDelete*sodorin tisu*
DeleteKeren kak, suka banget :)
ReplyDeleteMakasih Fikri :)
DeleteEvi, tulisannya selalu keren :)
ReplyDeleteMakasih Mbak Lianny :)
Delete