Isna dan sahabat-sahabatnya |
Dear Eva,
Gimana liburannya? Seru?
Makasih ya atas penguraian ciri-ciri
penjambret di jalan itu (walaupun nggak banyak ngebantu! Xixixi). Jambret memang kampret!. Pokoknya
selaku wanita kurir, kamu mesti lebih hati-hati! Titik!
Btw, nggak sabar denger
cerita tentang liburan kamu. Jangan lupa oleh-oleh. Apa? Oleh-olehnya baju
kotor? Nggak ada jawaban yang lebih kreatif, Va? Semisal oleh-olehnya kain
pantai, cumi saos padang, dan pasir disertai kerang-kerang lucu? Hehehe…..
Dua hari ini juga, aku banyak keluyuran di jalan. Can you believe that? Kayaknya udah seabad ya, aku nggak jalan-jalan kemana-mana. Rasanya seneng banget.
Ceritanya begini, teman Isna
yang namanya Rizky lagi bertandang ke Bandung. Jadi aku sama Isna ke rumahnya
sampai tengah malam. Anak ini memang selalu punya banyak cerita menarik. Kali
ini, dia ngobrolin soal hypnotheraphy. Ilmu ini sempat kupelajari juga waktu
skripsi. Pasalnya, dosen pembimbingku juga punya sertifikasi hypnotheraphy.
Sepasang dosen suami istri ini, sangat baik padaku. Kalau sedang drop ngerjain
skripsi, beliau-beliau akan memberi sugest dan terapi sampai aku semangat lagi.
Makanya skripsiku nggak lama udah beres deh!
Besoknya, teman Isna nikah. Jadi
sebagai pacar yang baik, aku nemenin dia. Yah, gantianlah. Isna, kan, sering
ikut kumpul-kumpul bareng temenku. Giliran aku ikut bareng sahabat-sahabatnya.
Sempet bete juga sih di
nikahan. Bayangin ya, secara dia banyak temannya, aku sendirian. Ada beberapa
yang sudah kenal, sih. Tapi ya, intinya, dia banyak ninggalin aku. Walaupun, ke
pesta nikahan nggak ngebosenin karena aku pasti lihat-lihat dekorasi, foto-foto
prewedd, nyobain makanan, nyari kartu nama sana-sini.
Bukan, Va! Bukan buat
persiapan nikahan aku. Lebih ke koleksi kartu nama. Sebagai pekerja kreatif, mesti
tahu bagaimana pesaing kita. Aku sama kamu, bergerak di bidang wedding organizer juga, kan. Belum lagi,
aku menemukan sebuah stand foto langsung jadi. Ini menarik!
Habis dari kawinan, kami
mampir ke rumah teman Isna yang istrinya baru melahirkan. Rumahnya besar dan
nyaman. Kami disuguhi kue Cizz. Kebetulan
banget, soalnya aku ngidam kue itu beberapa bulan. Cuma sayang aja kalau beli,
harganya mahal!
Di rumah itu,
sahabat-sahabat Isna juga berkumpul. Jadilah kami ngobrol banyak. Ada yang
calon pengacara. Dia cerita kalau kasus-kasusnya seputar perceraian. Ngeri juga
dengernya. Permainan antar jaksa, pengacara dan hakim. Rasanya semakin pesimis
kalau bicara keadilan. Katanya, “Pengacara itu bela yang bayar bukan yang benar!”.
Ironis ya?
Sahabat-sahabat Isna juga
berpasang-pasangan. Mereka sampai taruhan siapa dulu yang bakal nikah? Taruhannya
sepele, kalau kalah mesti push-up di pelaminan yang nikah! Gila, ya? Hahahaha….
Sore hari, kami bubar.
Kemudian berjanji bertemu lagi malamnya. Semacam reuni maraton. Sayangnya,
tempat yang dipilih kurang nyaman untuk bercengkrama. Jadi malamnya, kami
ngobrol kurang intens karena jarak bangku dan meja agak berjauhan. Hanya terdiri
dari kelompok-kelompok kecil.
Hari ini, aku juga janjian
dengan sahabat-sahabat perempuan. Jalan-jalan lagi deh! Cukup menghibur,
mengingat aktivitasku lebih banyak depan laptop dan di rumah.
Sudah dulu ya, Va. Mau siap-siap
nih! Pokoknya, ditunggu oleh-olehnya!
Bye Eva,
Evi yang sedang senang.
No comments:
Post a Comment