Perempuan
itu lahir dari tetesan hujan
tumbuh
dalam rahim dedaunan
menetes
bersama embun
serupa
kelahiran
membawanya
ke negeri dongeng
dimana
tak ada lagi padang rumput dan kastil tua
tak
ada lagi pangeran berkuda putih dan putri tidur
hanya
menjadikan bencana sebentuk kecupan
dan
dilema sehangat cahaya pagi
serupa
kehidupan
Perempuan
hujan dan angin
balutan
anugerah dan kutukan
dicintai
bersama kemarau
dihujat
bersama badai
berlarian
dalam gelap terang
serupa
harapan
Pada
hari kelahiran perempuan hujan
ada
tarian dan nyanyian yang diperdengarkan alam
bumi
berguncang dan kaki-kaki berhamburan
ada
lidah sungai yang menjulur hendak mencari bibirnya
serupa
kematian
Bandung,
25 Desember 2009
Puisi ini pernah menjadi pemenang bulanan lomba cipta puisi Indosat 2010 yang ditampilkan di www.situseni.com
No comments:
Post a Comment