Komik Perempuanmu: Cerita tentang Ekspektasi dan Realita Perempuan Indonesia

 

komik-perempuanmu
Komik Perempuanmu

Beberapa kali dalam hidup saya menyesal terlahir sebagai perempuan. Menjadi perempuan itu sulit! Terlalu banyak tuntutan dan aturan yang melingkupi.  Namun saya tidak bisa mengubah takdir. Yang bisa saya lakukan adalah mengubah pandangan dunia terhadap perempuan. Barangkali itu juga yang coba diusung Komik Perempuanmu.

 

Apa yang membuat saya ingin jadi penulis terutama novelis? Motivasi ini bermula ketika saya menonton film Gone with the Wind di usia sembilan tahun. Saya jatuh pada tokoh utamanya Scarlet O’hara yang punya karakter kuat. Scarlet berani menjadi dirinya sendiri di masa perempuan bahkan tidak dapat mengutarakan pikirannya.

 

Film dan novel ini berhasil menyentuh hati dan pandangan saya. Dari karya tersebut saya mendapat gagasan untuk mengubah peradaban lewat karya. Padahal di umur sembilan tahun saya belum paham betul tentang kesetaraan gender atau peradaban seperti apa yang kelak saya cita-citakan. Namun saya sudah dimasukkan dogma dan ekspektasi tentang perempuan entah itu dari Mama, bibi-bibi, kakak-kakak, dan lingkungan luar.

 

Selain Gone with the Wind, saya punya serial favorit yaitu Sex and the City. Dari dalam negeri saya menyukai dongeng Tangkuban Perahu, tetralogi Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer, serial Bilangan Fu karya Ayu Utami, dan novel-novel Paulo Coelho.

 

Kesemuanya punya benang merah mengangkat perempuan dari warga kelas dua menjadi equal. Dan kini koleksi favorit saya bertambah yaitu Komik Perempuanmu. Ya, perempuan punya kompleksitas sebagai manusia. Ini bukan saja perihal kesetaraan gender, lebih dalam lagi perempuan sebagai manusia utuh.

 

Komik Perempuanmu

Komik Perempuanmu ini berbentuk webcomic, komik berbasis digital. Proyek Komik Perempuanmu ini dikerjakan secara keseluruhan oleh perempuan. Desainer, komikus, dan penulis semua perempuan. Pokoknya Komik Perempuanmu ini adalah produk dari perempuan untuk perempuan. Namun buat kamu yang laki-laki boleh banget kalau mau baca, biar lebih memahami perempuan.


komik-perempuanmu
Komik Perempuanmu

 

Komik yang bergenre slice of life ini diinisiasi oleh Zulfairy dan Apitnobaka. Kolaborasi cerita dan art-nya unik sebab kedua inisiator tersebut mengajak para perempuan Indonesia untuk mengirimkan kisahnya.

 

Kisah-kisah terpilih kemudian dijadikan materi Komik Perempuanmu. Sehingga penyandingan frasa ‘perempuan Indonesia’ bukan isapan jempol. Saya dapat membaca berbagai ragam perempuan dari daerah-daerah, peran, profesi, usia, dan kasus.

 

Menurut Zulfairy, Komik Perempuanmu mengangkat pengalaman-pengalaman penting dan kolektif dari perempuan Indonesia dalam bentuk webcomic yang populer sebagai bentuk edukasi sekaligus perenungan bersama.

 

Komik Perempuanmu dapat kita nikmati di Line webtoon, situs perempuanmu.com, dan IG Komik Perempuanmu. Pemilihan kanal-kanal digital ini menurut saya tepat sasaran bila merujuk pada motif utama penciptaan karya. Komik dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat berbagai usia.

 

          BACA JUGA PEREMPUAN DAN PEMANFAATAN INTERNET

 

Cerita tentang Ekspektasi dan Realita Perempuan Indonesia

Prolog komik Perempuanmu cukup menarik yang ditulis oleh Zulfairy dan Apitnobaka. Dibuka dengan cerita tokoh Fina, seorang ilustrator lepas di perusahaan start up yang berusia 30 tahun. Lewat tokoh tersebut pembaca diberi kesadaran tentang ekspektasi dan realita perempuan Indonesia.

 

prolog-komik-perempuanmu
Ekspektasi dan realita perempuan Indonesia


Bahwa perempuan Indonesia selalu dihadapkan pada pakem-pakem kehidupan yang linier. Sekolah – kuliah – kerja – menikah – punya anak – punya anak lagi. Apakah dengan mengikuti pakem itu sudah selesai? Tunggu dulu, tunggu dulu!

 

Peran perempuan selalu terlihat tidak sempurna. Jika memilih peran ibu rumah tangga saja akan ada pandangan menyia-nyiakan pendidikan yang telah dicapai. Bila memutuskan untuk tetap bekerja setelah menikah akan dicap kurang peduli pada keluarga. Nah, bagaimana dengan perempuan yang melajang saja? Tantangannya sama beratnya. Huft.

 

Perempuan selalu berurusan dengan ekspektasi. Ekspektasi orang lain. Realitanya perempuan sama seperti semua manusia tidak bisa memuaskan semua pihak. Bahkan ketika berusaha memuaskan orang lain, perempuan tak jarang mengorbankan impiannya sendiri.

 

Iya, iya, aku tahu, ini hidup - orang-orang akan terus berekspektasi dan kita tidak bisa mengontrol mereka. Yang bisa kita lakukan cuma mengontrol diri: menontrol emosi dan perasaan sendiri dan -just- do our best.

 

Saya sendiri menikah di usia 30 tahun plus-plus. Merasakan ribetnya tuntutan menikah dari keluarga ataupun orang-orang sekitar. Tertekan! Jelas. Dan saya tahu ada banyak perempuan di luar sana yang punya pilihan sama seperti saya.

 

Seperti tokoh Fina, saya menikmati hidup melajang. Preferensi hidup yang dipilih dengan sadar dan tahu konsekuensinya.

 

          BACA JUGA INTERNET: SAHABAT PEREMPUAN

 

Fisik Perempuan Bahan Bakar Penilaian

Pada tiga episode Komik Perempuanmu berikutnya mengemuka tema self-hatred dan self-harm. “Saya Tidak Cantik dan Saya Tidak Peduli” yang ditulis oleh Deanna El Sullivan bercerita tentang tokoh Dea, kelas tiga SMA. Secara fisik Dea pendek, gemuk, berjerawat. Sebab fisiknya ini ia sering diledek teman-temannya.

 

saya-tidak-cantik
Salah satu episode Komik Perempuanmu: Saya Tidak Cantik dan Saya Tidak Peduli


Dea tumbuh sebagai sosok yang membenci dirinya dan pemarah. Untuk mengurangi rasa sakit hati, Dea kerap kali menyayat lengan tangannya.

 

Kisah Dea begitu dekat dengan saya. Bedanya, saya mengalami hal tersebut saat SD, puncak-puncaknya SMP. Badan saya memang tidak bertambah tinggi sejak SD. Bila dibandingkan dengan anak sebaya lain, saya pendek. Tubuh saya gemuk. Wajah saya berjerawat parah. Dan saya pemarah.

 

Rasa marah itu sebetulnya bukan saja ditujukan pada orang lain justru lebih pada diri sendiri. Di dunia serba visual ini, fisik perempuan merupakan bahan bakar penilaian. Gemuk salah, kurus tidak betul, sedang-sedang saja kurang memuaskan. Warna kulit, bentuk wajah, rambut, dll. 

 

Fisik sebagai bahan bakar penilaian terhadap perempuan akhirnya mengarahkan perempuan pada keterjebakan nilai-nilai relatif: cantik, bagus, dll.

 

Dea mengajarkan perempuan untuk memberi diri kesempatan sebagai manusia. Dilepaskannya elemen-elemen relativitas, memasuki nilai-nilai esensial. Begitulah salah satu cara perempuan akan mencintai dirinya sendiri.

 

Benar, saya tidak cantik: tapi saya tidak perlu jadi cantik. Saya cuma perlu memberi diri saya kesempatan. Karena menjadi perempuan itu bukan cuma persoalan menjadi cantik, tapi juga soal menjadi manusia.

 

Sejalan dengan Dea, memasuki jenjang SMA sifat saya berubah. Saya berusaha keras berlatih bersikap ramah. Saya tidak terlalu memusingkan fisik saya, fokus pada impian saya. Seketika dunia lebih terasa menyenangkan.

 

BACA JUGA 5 KOMIK LINE WEBTOON INI MENGAJARKAN BERUSAHA MENJADI VERSI TERBAIK DARI DIRIKITA

 

Drama Perempuan Sebagai Ibu dan Istri

Episode favorit saya di Komik Perempuanmu berjudul Drama Mums! yang ditulis oleh Tyas Widjati. Kisah tentang Tyas sebagai ibu dari kedua putrinya. Saat berperan jadi ibu, Tyas kehilangan jati dirinya.

 

Drama-mums
Salah satu episode Komik Perempuanmu: Drama Mums!


Saya sempat begitu takut menikah dan punya anak. Ketakutan saya digambarkan dengan baik oleh Drama Mums! Ya, saya khawatir tidak punya waktu untuk menggapai impian. Dicap sebagai ibu yang menelantarkan anak dan suami.

 

Saat ini saya belum punya anak. Drama istri saja sudah cukup menggelisahkan. Manajemen waktu saya buruk. Apalagi kalau punya anak?

 

If you are not happy with the drama you are in, change it. And if you can't change it, do and a little fun to it.

 

Tyas sebagai figur ibu justru memberi saya gambaran bahwa kehidupan tidak seburuk itu. Setiap perempuan harus menciptakan ruang untuk impiannya. Keseimbangan semua peran tidak mustahil.

 

          BACA JUGA PEREMPUAN HUJAN

 

Perempuan dan Konsekuensi

Menjajal setiap episode Komik Perempuanmu memberi saya semangat dan gairah. Komik perempuanmu berhasil memberi ruang perempuan berbicara lebih lantang. Bagaimana perempuan difabel bangkit dari keterpurukan (In Your Hands), mengubah energi patah hati (Kepada Sang Pemilik Hati), perjuangan mendampingi korban perkosaan (Not My Fault), dan menyikapi trouble talk ala Bu Tejo (Film Tilik, 2018).

 

In-your-hands
Salah satu episode Komik Perempuanmu: In Your Hands


Tantangan perempuan justru banyak dari kaumnya sendiri. Itu yang saya sadari. Sebab itu perempuan mesti diajak lebih empati. Bukan saling menjatuhkan melainkan saling menguatkan.

 

Komik Perempuanmu saya harapkan terus konsisten. Sebab di luar sana begitu banyak perempuan ingin bersuara tetapi tak terdengar. Sebab perempuan mesti memilih secara sadar jalan hidup dan konsekuensi. Sebab perempuan butuh penguatan.

Evi Sri Rezeki
Evi Sri Rezeki

Selamat datang di dunia Evi Sri Rezeki, kembarannya Eva Sri Rahayu *\^^/* Dunia saya enggak jauh-jauh dari berimajinasi. Impian saya mewujudkan imajinasi itu menjadi sebuah karya. Kalau bisa menginspirasi seseorang dan lebih jauhnya mengubah peradaban ^_^

18 comments:

  1. wah perempuan banged ini ya komiknya jadi penasaran pengen baca apalagi bisa dibaca di hape makin seru aja nih dunia perkomikan

    ReplyDelete
  2. Brilian banget siikk yg punya ide dan mengeksekusi komik ini.
    SUngguh sangat jitu untuk mengedukasi siapapun tentang perempuan.
    Hmm, sekarang kita bisa suarakan "AKu BANGGA jadi perempuan Indonesia!"

    ReplyDelete
  3. Setuju, Perempuan bukan saling menjatuhkan melainkan saling menguatkan, jadi penasaran sama komik nya.

    ReplyDelete
  4. Pecinta komik harus banget kayanya nih baca. Apalagi komik perempuan gini. Pasti lebih seru di bacanya.

    ReplyDelete
  5. Kalo ada yg bilang perempuan it identik dengan ekspektasi. Hmm. Iya juga sih. Hehe. Dan saya setuju dengan dua quotes menarik di atas. Yang isi salah satunya adalah jadi perempuan itu bukan cuma soal menjadi cantik tapi soal bagaimana menjadi manusia.

    ReplyDelete
  6. Wah ada komik perempuan. Sangat inspiratif untuk konsepnya. Segera saya akan cari dan kepingin banget melihatnya. Perempuan memang harus equal dari segala hal. Memanusiakan perempuan sulit-sulit gampang.

    ReplyDelete
  7. Saya nonton Gone With The Wind waktu kuliah. Aah, jadi ketauan angkatannya, deh #tutupmuka. Sampai² saya beli novelnya juga. Buat ngelengkapin novel jadul. Sampai sekarang masih keinget terus siapa Scarlet itu. Perempuan mandiri, tegar, tegas, dan penuh harga diri.

    ReplyDelete
  8. Memang ya salam hormat buat yang membuat webcomic ini. Beberapa kali baca komiknya merasa terwakili dan relate banget dengan kehidupan saat ini :)

    ReplyDelete
  9. Kalau bicara soal perempuan selalu tak pernah habis ide atau topik.Isu perempuan yang dituangkan dalam berbagai media sangat menarik dan tak membosankan seperti dalam komik ini. Selain ada cerita seru ada gambar-gambar lucunya juga, mau intip2 ah ntar di webtoon :)

    ReplyDelete
  10. Salah satu kebahagiaan karena Komik Perempuanmu ini muncul di Webtoon jadi aku sendiri sudah melirik salah satu episodenya.

    Kesimpulan yang selalu manis sebagai penutup tulisan Teteh. Aih, peluk virtual tetehku.

    ReplyDelete
  11. Cukup menarik ya komik perempuan ini. Ide ceritanya mengangkat kehidupan sehari-hari, dan ternyata bagus juga kalo diangkat menjadi komik. Nilai-nilai edukasinya tentu bermanfaat bagi para pembaca

    ReplyDelete
  12. Kemarin aku udah baca2 juga komik ini. Sukaaa sekali sama pembahasan tentang perempuan ini. Cerita2ny relate banget sama yg aku alami nih. Makanya, suka banget di cerita Drama Mums ini kalo perempuan tetep harus punya mimpi ya

    ReplyDelete
  13. kabar baru nih buat aku ada komik perempuan, bisa buat alternatif sembari rebahan. mau cek drama mums ah. thank you mbak

    ReplyDelete
  14. Rasanya langsung pingin ucapkan kata "selamat" waktu pertama baca tentang komik perempuanmu

    Ini bagus sekali.
    Di Korsel , webtoon sangat disukai sehingga jadi ilham pembuatan drama

    Eniwei, saya nggak nyangka teh Evi pernah ngga pede pada wajah dan tubuh, soalnya pertama kali kenal saya langsung muji kecantikan teh Evi lho

    ReplyDelete
  15. Selama ini aku menjadi pembaca webtoon sejati :) dan komik perempuanku pastinya jadi list baru dalam bacaan komikku tiap minggunya

    ReplyDelete
  16. wah aq baru tau nih, jadi penasaran pengen baca komik perempuanku. thanks infonya ya

    ReplyDelete
  17. Di webtoon itu Ada novel juga ya.atau memang novel n buku cerita. Saya Belum pernah mampir ke webtoon

    ReplyDelete
  18. Konsep komik perempuan seperti ini unik banget ya dan pastinya bakal banyak yang tertarik untuk bisa baca komik ini

    ReplyDelete