Demensia Alzheimer Alias Pikun: Gejala, Pencegahan, Dan Pengobatan Sumber: Pixabay-Geralt |
Ada dua film yang mengenalkan saya pada Demensia
Alzheimer alias pikun yaitu The Notebook
(2004) dan Beethoven Virus (2008).
Yang kedua sebetulnya serial Korea favorit saya. Saya memang termasuk orang
yang lebih mudah belajar dari fiksi. Sayangnya meski berlatar penyakit Demensia
Alzheimer kedua tayangan tersebut tidak membahas secara lugas tentang gejala,
pencegahan, dan pengobatannya.
Ketika menonton The Notebook dan Beethoven
Virus saya terhanyut kemudian bertanya-tanya sendiri, apakah penyakit Demensia
Alzheimer ini termasuk langka? The Notebook dibuka dengan adegan seorang lelaki
tua sedang membacakan kisah dari buku catatan kepada seorang pasien perempuan
tua. Catatan tersebut menceritakan tentang lika-liku kisah cinta antara Noah
dan Allie sejak keduanya berusia 17 tahun. Di akhir film terungkap bahwa dua
orang di panti jompo itu adalah Noah dan Allie.
Salah dua tokoh utama Beethoven Virus adalah Yi Deun, pemain flute yang terpaksa meninggalkan
dunia music karena masalah ekonomi keluarga. Dalam sebuah kelompok orkesta ia
berjumpa Kim Gab Yong, kakek tua pemain oboe yang hampir terkena dimensia. Kim
terus berusaha mempertahankan kesadarannya agar bisa bermain musik. Keduanya
terikat kasih sayang tulus antara kakek dan cucu.
Dari sana saya menyadari bahwa Demensia
Alzheimer atau pikun menyerang lansia. Memang pikun sering dilekatkan pada
orang lanjut usia. Makanya orang yang pelupa suka dilabeli pikun. Jangan mau
disebut pikun! Sebab itu adalah sebuah penyakit. Lalu apa gejalanya? Bisakah
dicegah? Terakhir, bagaimana cara pengobatannya?
BACA JUGA: DRAMA KOREA BEETHOVEN VIRUS, JATUH BANGUN MENGGENGGAM NILAI-NILAIKEBAHAGIAAN HIDUP
Pengertian dan Gejala Demensia Alzheimer Atau Pikun
Semua keingintahuan saya terjawab dengan
mengikuti webinar Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia yang diinisiasi oleh
PT Eisai Indonesia (PTEI) dan PERDOSSI.
Bulan September didapuk sebagai pengingat bahwa pikun merupakan ancaman yang
nyata bagi dunia.
Pertanyaannya apakah itu Demensia
Alzheimer? Menurut dr. S.B. Rianawati, SpS (K) Pokdi Neurobehaviour Cabang
Malang, demensia adalah suatu sindrom gangguan penurunan fungsi otak yang dapat
mempengaruhi fungsi kognitif, emosi, daya ingat, perilaku, dan kemampuan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari.
Meski salah satu kata kunci demensia
menyangkut daya ingat kita harus dapat membedakan antara pelupa dan pikun.
Nama penyakit ini sudah populer di dunia termasuk
di Indonesia. Berdasarkan data dari Alzheimer’s
Disease International dan WHO terdapat lebih dari 50 juta orang di dunia
mengalami demensia dengan hampir 10 juta kasus baru setiap tahunnya. Dari
banyaknya kasus tersebut, Alzheimer menyumbang 60-70% kasus.
Bagaimana kondisinya di Indonesia? Diperkirakan
ada sekitar satu juta orang penderita Demensia Alzhemeir di Indonesia pada
tahun 2013. Jumlah itu diperkirakan akan meningkat drastis menjadi dua kali
lipat pada tahun 2030, dan menjadi empat kali lipat pada tahun 2050.
Selain menunggu bonus demografi dengan
kelimpahan usia produktif, saat ini Indonesia mulai memasuki periode aging population. Kondisi terjadi
peningkatan umur harapan hidup yang diikuti dengan peningkatan jumlah lanjut
usia (lansia). Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk lansia dari 18
juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun
2019. Diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2035 menjadi 48,2 juta
jiwa (15,77%).
Tentunya kita tidak mau menjadi bagian
dari penderita Demensia Alzheimer? Yuk, kenali dulu gejalanya sehingga kita
bisa mengambil langkah pencegahan:
- Gangguan daya ingat atau sering lupa
- Disorientasi waktu dan ruang seperti lupa hari dan tanggal atau tidak tahu jalan pulang
- Menarik diri dari pergaulan
- Perubahan perilaku dan kepribadian
- Sulit melakukan pekerjaan yang familiar sepertu sulut menyelesaikan pekerjaan sehari-hari, cara mengemudi, dan mengatur keuangan
- Kesulitan memahami dan mengukur jarak juga tidak dapat membedakan warna
- Sulit fokus
- Gangguan berkomunikasi dan kesulitan berbicara
- Salah membuat keputusan
- Menaruh barang tidak pada tempatnya
Coba cek gejala-gejala di atas, adakah di
dirimu? Kalau saya… ehm… ada sih, sekitar 2 gejala. Hiks.
Mengenal Aplikasi E- MEMORY SCREENING (EMS)
Agar pendeteksian penyakit demensia
alzheimer ini lebih sahih sekarang ada aplikasi EMS karya anak bangsa.
Mengenal aplikasi EMS |
Fungsi EMS:
EMS sebagai Alat Edukasi digunakan sebagai
alat edukasi untuk masyarakat umum untuk mengetahui tentang penyakit demensia.
EMS sebagai alat skrining Demensia.
Tersedia direktori/daftar rumah sakit yang mempunyai klinik memori dan dokter
spesialis neurologis yang praktek.
3 Fitur utama EMS |
Satu aplikasi yang dipasang di gawaimu
bisa dipakai untuk mendeteksi demensia seluruh keluarga. Kalau tetangga kamu
mau ikutan juga boleh he he he.
Pencegahan dan Pengobatan Demensia Alzheimer Atau Pikun
Pikun bukan sebuah keniscayaan. Ayah saya
berumur 70 tahun dan mama berusia 67 tahun. Keduanya bisa mengingat dengan
jelas dan berpikir dengan jernih. Keduanya masih sangat mandiri dalam
beraktivitas apa pun. Saya pun bercita-cita kelak tua seperti mereka.
Bagaimana agar Demensia Alzheimer tidak
bersarang di otak kita?
Cara mencegah Demensia Alzheimer
Jika diperhatikan kedua orang tua
melakukan hampir semua hal yang dianjurkan untuk pencegahan Demensia Alzheimer.
Sampai sekarang, orang tua saya rajin membaca, menonton berita, dan bekerja. Sel-sel
otak dan tubuh terus dilatih dan dijaga. Meski mereka jarang olah raga,
keduanya selalu bergerak. Hmm… saya semakin sadar kalua pikun bukan hal normal
dalam proses penuaan.
Balik lagi ke The Notebook dan Beethoven
Virus, kedua tokoh yang terkena Demensia Alzheimer itu menggunakan media
menulis dan musik untuk merawat ingatan. Saya merasa apa yang sedang saya
tekuni ini betul adanya. Menulis menstimulus otak untuk tetap aktif dan
produktif. Tentu ada cara-cara lain yang sesuai dengan hobi atau profesimu.
Bagaimana jika orang yang kamu cintai
terkena Demensia Alzheimer? Selain merawatnya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang
tetap harus diobati agar tidak semakin parah. Belum ada metode pengobatan yang pasti
agar penderita pikun sembuh. Ya, kita tetap harus ikhtiar. Setidaknya dapat
meringankan gejala, memperlambat perkembangan penyakit, dan membuat penderita
dapat hidup semandiri mungkin.
4 metode pengobatan Demensia Alzhimer adalah:
Mengatasi Penyebab Pikun
Misalnya karena tumor otak dengan operasi
dan kemoterapi. Jika penyebabnya kurang nutrisi maka asupan makanan bergizi
seimbang merupakan solusi bila perlu mengonsumsi suplemen.
Obat-obatan
Obat untuk memperbaiki gejala pikun dan
meningkatkan fungsi otak.
Terapi Stimulasi Kognitif
Untuk memperbaiki fungsi kognitif. Cara
ini efektif meningkatkan kualitas hidup. Contohnya seperti berolah raga,
membaca buku, menggambar, membuat karya seni, dan lain-lain.
Perawatan Paliatif
Perawatan ini dilakukan jika keadaan sudah
parah misalnya kanker stadium akhir dengan demensia. Meningkatkan kualitas
hidup di sisa umur penderita. Mengurangi rasa sakit dan membina kondisi
psikisnya. Konseling dan dukungan dari teman dan keluarga merupakan kunci.
Yang paling menyentuh hati saya saat
menonton The Notebook dan Beethoven Virus adalah cinta sejati.
Kerelaan dan ketabahan Noah merawat Allie. Entah berapa kali ia membacakan
catatan kisah mereka agar Allie sadar kembali. Yi Deun rela mendampingi Kakek
Kim meski tidak memiliki pertalian darah.
Dan bagi kamu yang sedang merawat
penderita Demensia Alzheimer tetap semangat. Ingatlah bahwa kamu pernah punya
kenangan manis bersama penderita. Setiap waktu tidak bisa kembali. Cinta murni
bisa mengatasi segala.
No comments:
Post a Comment