25 Januari |
Dalam tiga ratus enam
puluh lima hari, ada satu tanggal istimewa bagi aku dan Sabil. 25 Januari
adalah hari ulang tahun kami dan jadi pernikahan kami. Adakah kebetulan paling
ajaib di dunia ini? Tanggal istimewa itu barangkali salah satunya.
Setiap tanggal 25
Januari, Sabil akan membangunkanku dengan kecupan mesra. Berbisik di telingaku
dengan lembut, “Bangun Sayang. Selamat ulang tahun untuk kita.”
Mataku akan
mengerjap-ngerjap, mencari matanya yang bersinar jenaka. Kami akan berpelukan sambil
berciuman lama, seolah semesta adalah hati dan tubuh kami.
Sabil akan
menggendongku ke arah meja makan. Mendudukanku tepat di hadapan berbagai sajian
berselera, tersaji cantik beserta mawar dan lilin-lilin. Semuanya adalah hasil
buah tangan Sabil, dia pandai memasak dan menata rumah.
Ada kado kecil berwarna
pink—selalu pink karena warna kesukaanku—berisi perhiasan seperti cincin,
kalung, dan anting. Aku paling suka kalung bandul berpasangan dengan foto kami di
dalamnya, hadiah tahun ketiga. Kalung itu hampir tak pernah lepas dari leher
kami.
Malam ini, tepat pukul
dua belas, aku pura-pura tertidur—seperti biasanya—menunggu ritual tahunan kami.
Tangannya yang hangat membelai anak rambutku, nafasnya mengenai tengkukku.
Bisikannya tetap menyejukkanku. Aku bangun, memeluknya, mencium bibirnya, air
mataku meleleh, air matanya meleleh. Selama lima tahun semesta masih berbaik
hati menyatukan kami.
Sabil menggendongku
menuju ruang makan tanpa melepaskan ciumannya. Dia mendudukanku, bersimpuh di
kakiku, mencium tanganku, dan memasangkan sebuah cincin. Aku memandangi cincin
indah itu, seolah baru kemarin kami menikah. Kuraih tangannya dan memakaikan
cincin pasangannya. Dia menangis di pahaku, aku memeluk bahunya yang bergetar.
“Aku ingin malam ini hanya diisi tawa kita.”
“Maafkan aku.”
Pada tanggal 25 Januari, tahun keempat, kami
sadar bahwa cinta punya tanggal kadaluarsa. Hal indah sekalipun ketika menjadi
rutinatas akan terasa membosankan. Kami menyerah pada rasa bosan. Tanggal 25
Januari, tahun kelima, tepatnya nanti siang, kami akan menandatangani surat
perceraian.
Ditulis dalam rangka ulang tahun Monday FlashFiction yang pertama dan ulang tahun sahabat saya, Shita Kancana Larasati ^_^
Lho? lho?? kenapa mereka mau bercerai??
ReplyDeleteSudah direvisi, jadi udah jelas alasannya :D
DeleteHuhuhuhuhuhu kenapaaaa :((((((
ReplyDeletehah? kenapa mesra banget kalau akhirnya cerai? duh...
ReplyDeleteSudah direvisi, jadi udah jelas alasannya :D
Deleteloooh.. cerai? :'(
ReplyDeleteSudah direvisi, jadi udah jelas alasannya :D
Deletekenapa cerai? :(
ReplyDeleteSudah direvisi, jadi udah jelas alasannya :D
Deletenah kudu ada konprensi pers nih kenapa ceraai? :(
ReplyDeletekirain istrinya sakit apa mandul yak?
kenapa cerai kalo saling mencintai begitu?
ReplyDeleteSudah direvisi, jadi udah jelas alasannya :D
Deletenah. kenapa cerai? kasih clue dikit aja dong kakak :D
ReplyDeleteLho?
ReplyDeleteMakasih Mbak Vi udah ikutan :))))
Sudah direvisi, jadi udah jelas alasannya :D | Sama-sama Mbak Ra :)
DeleteLho, lho, lho.
ReplyDeleteKok malah cerai?
Sudah direvisi, jadi udah jelas alasannya :D
Deleterasanya sakit hati pas baca paragraf terakhir hahaha. kami sadar bahwa cinta punya tanggal kadaluarsa. oke ini keren.
ReplyDeleteMakasih Linda ^_^
DeleteIya ih, kok cerai.
ReplyDeleteapa cinta seperti itu nggak bisa menggenapi??
Karena cinta punya tanggal kadaluarsa :D
Deletepernah dengar cerita dari teman, sebelum mereka bercerai pun, mereka masih mesra seperti di cerita ini :)
ReplyDeleteMemang ada beberapa kasus istimewa :)
DeleteThank you sooo much! :* It means a lot to me, sist.. ^^ <3
ReplyDeleteYa, hal indah pun kalau menjadi rutinitas dan tidak ada variasi akan menjadi sesuatu yg membosankan bahkan menyiksa. Siksaan harus melakukan hal yang sama, menerima hal yang sama dan memberi reaksi pada hal yang sama.
Selain itu, masih inget pas nanya ke teteh "loh ko cerai?", lalu teteh menjelaskan dan... ooohh,iya..
Wanita, bagaimanapun akan merasa sangat lelah ketika harus bertukar peran dengan pria dalam rumah tangga :)
*Entah kenapa hal ini dulu sempet kepikiran untuk dilakukan =))*
Sama-sama Ta, maaf ya kadonya cerita sedih :D
DeleteSelalu suka tulisanmu, Mba.
ReplyDeleteSaya jadi berpikir semelankolis apa suaminya itu? Dan kadang perpisahan akan membuat perasaan berbeda saat bertemu nanti.
Kalau boleh saya mau bikin cerita tapi dalam sudut pandang si laki-laki, boleh?
Jangan lupa mampir di blogku, Mba, jamtangan1210.blogspot.com
Boleh kok, silakan bikin cerita dari versi cowoknya ya :)
DeleteNumpang ya min ^^
ReplyDeleteAyo buruan bergabung di www,kenaripoker
Bonus 50% hanya deposit Rp 10.000 sudah bisa mainkan banyak game disini, TO rendah tidak menyekik player, server baru dengan keamanan dan kenyamanan yang lebih!
hanya di kenaripoker
WHATSAPP : +855966139323
LIVE CHAT : KENARIPOKER COM
ALTERNATIVE LINK : KENARIPOKER COM