Mas Tasaro GK dan Pak Deden (CEO Noura Books) |
Artikel ini adalah tulisan terakhir dari rangkaian materi yang saya dapat di Noura Books Academy. Bagi kamu yang mengikuti artikel demi artikel ini, pasti rasanya seperti menunggu sekuel film yang enggak muncul-muncul :D
Mas Tasaro GK punya 7 Kunci Menulis Fiksi bisa dibaca di sini. Kunci menulis Mas Tasaro GK berikutnya adalah #5+1 (baca lima plus satu). Unik ya? Apa saja itu?
#5 adalah lambang dari
panca indra manusia. Seperti yang kita tahu, terdiri dari mata, telinga,
hidung, kulit, dan lidah. Kita bukan mau belajar biologi, ya.
Kelima panca indra kita
memiliki fungsi masing-masing. Mata berfungsi untuk melihat, telinga berfungsi
untuk mendengar, hidung berfungsi untuk mencium, lidah berfungsi untuk merasa,
dan kulit berfungsi untuk meraba. Intinya, dengan kelima panca indra, sebagai
penulis, kita dituntut untuk peka.
Untuk memaksimalkan
kelima panca indra kita, dibutuhkan indra keenam yang disebut koneksitas.
Koneksitas adalah bagaimana kita menyelaraskan dan menggabungkan kelima panca
indra kita. Selain itu, penulis juga harus menggabungkan pengalaman empirisnya,
seperti wawasan yang didapat dari membaca, menonton, atau pengalaman kehidupan.
Ingat, kita buka bukan
hanya menggunakan panca indra tapi melakukan pengindraan. Proses mengindrakan
sesuatu pada pembaca kita.
Sebenarnya #5+1 ini
mirip latihan dasar teater. Hanya beda istilah saja. Dalam dunia teater ada
yang namanya latihan olah sukma, dimana kita melatihan kepekaan kelima panca
indra dan imajinasi.
Terlihat sulit? Tidak
juga. Mari kita praktikan.
#1 Penglihatan
Perhatikan keadaan
disekeliling kita. Tajamkan matamu, lihatlah objek-objek yang ada disekitarmu.
Latihan 1:
Buat daftar objek-objek
yang kamu lihat.
Contoh:
Gelas, foto, meja,
helm, laptop, dan lain-lain.
Latihan 2:
Setelah membuat daftar
objek, buatlah kalimat yang mendeskripsikan objek tersebut. Buatlah kalimat
yang membuat pembaca bisa melihat apa yang kamu lihat.
Contoh:
Foto
Sebuah gambar berpigura
kayu berwarna coklat minimalis, memperlihatkan dua orang laki-laki dan dua
orang perempuan sedang tersenyum bahagia.
#2 Pendengaran
Pejamkan matamu. Konsentrasilah
pada apa yang kamu dengar. Tajamkan telingamu untuk beberapa saat.
Latihan 1:
Buat daftar suara-suara
yang kamu dengar.
Contoh:
Suara angin, suara orang-orang
sedang mengobrol, bunyi percikan air, bunyi gelas beradu, dan lain-lain.
Latihan 2:
Setelah membuat daftar suara-suara
yang kamu dengar, buatlah kalimat yang mendeskripsikan suatu peristiwa yang
memiliki efek bunyi. Buatlah kalimat yang membuat pembaca bisa mendengar apa
yang kamu dengar.
Kalau kamu kesulitan
mendeskripsikan bunyi sesuatu, analogikanlah dengan bunyi yang lebih familiar
bagi pembaca.
Contoh:
Suara orang-orang
sedang mengobrol
Perempuan itu
meninggikan suaranya persis seperti terompet tahun baru, sementara lelaki di
sebelahnya berdehem kecil nyaris selembut belaian angin menerpa rambut.
#3 Penciuman
Boleh memejamkan mata
atau menutup telinga, atau keduanya. Konsentrasilah pada apa yang kamu cium. Tajamkan
hidungmu untuk beberapa saat.
Latihan 1:
Buat daftar bau-bauan
yang kamu cium.
Contoh:
Harum bunga, bau tanah,
aroma kopi, bau kertas terbakar, bau lantai, dan lain-lain.
Latihan 2:
Setelah membuat daftar bau-bauan
yang kamu cium, buatlah kalimat yang mendeskripsikan suatu peristiwa yang
memiliki efek bau. Buatlah kalimat yang membuat pembaca bisa mencium apa yang
kamu cium.
Kalau kamu kesulitan
mendeskripsikan bau sesuatu, analogikanlah dengan bau yang lebih familiar bagi
pembaca.
Contoh:
Bau lantai
Lantai dalam ruangan
ini menguarkan aroma bunga mawar, mungkin baru saja dipel.
#4 Perasa/ Pengecap
Cobalah beberapa
makanan atau minuman. Konsentrasilah pada apa yang kamu rasakan. Tajamkan lidahmu
untuk beberapa saat.
Latihan 1:
Buat daftar rasa-rasa
yang kamu kecap.
Contoh:
Rasa kopi, rasa nasi,
rasa ayam goreng, rasa wedang jahe, dan lain-lain.
Latihan 2:
Setelah membuat daftar rasa-rasa
yang kamu kecap, buatlah kalimat yang mendeskripsikan rasa tersebut. Buatlah
kalimat yang membuat pembaca bisa merasakan apa yang kamu kecap.
Kalau kamu kesulitan
mendeskripsikan rasa sesuatu, analogikanlah dengan rasa yang lebih familiar
bagi pembaca.
Contoh:
Rasa kopi
Setelah beberapa saat
mengulum kopi buatannya, ada rasa buah nangka matang. Manis, asam, kesat, dan
pahit menyatu di dalamnya.
#5 Peraba
Cobalah raba
permukaan-permukaan yang ada di sekitarmu. Konsentrasilah pada apa yang kamu rasakan.
Tajamkan kulitmu untuk beberapa saat. Bukan saja, tekstur permukaan tetapi juga
suhunya. Karena ini menggunakan kulit, kamu boleh memakai kaki, tangan, pipi,
dan lainnya.
Latihan 1:
Buat daftar barang yang
kamu raba.
Contoh:
Lantai, laptop, meja,
kasur, rambut, dan lain-lain
Latihan 2:
Setelah membuat daftar barang
yang kamu raba, buatlah kalimat yang mendeskripsikan rasa tersebut. Buatlah
kalimat yang membuat pembaca bisa merasakan apa yang kamu raba.
Kalau kamu kesulitan
mendeskripsikan rasa sesuatu, analogikanlah dengan rasa yang lebih familiar
bagi pembaca.
Contoh:
Rambut.
Rambutnya lurus seperti
benang, lembut seperti sutra, dan panas seperti donat yang baru saja diangkat. Kemungkinan
baru saja menggunakan alat pelurus rambut.
Buatlah perumpaan
sekreatif mungkin.
#6 Koneksitas
Seperti yang dijelaskan
di atas, koneksitas adalah bagaimana kita menyelaraskan dan menggabungkan kelima
panca indra kita, dan juga menggabungkan pengalaman empiris, seperti wawasan
yang didapat dari membaca, menonton, atau pengalaman kehidupan.
Contoh:
Kalimat 1:
Anila ingin tampil menawan
untuk pergi ke pesta Bara, pujaan hatinya. Dipersiapakannya alat-alat perang
seperti make up dan gaun cantik.
Kalimat 2:
Sejak pagi, Anila
mengolesi kukunya dengan cat berwarna hitam. Berwarna senada gaunnya yang
berlekuk dibagian pinggang. Warna hitam ini menyamarkan tubuh gemuknya. Ditambahkannya
scarf berwarna merah agar memberi kesan gothic. Rambutnya sengaja diurai,
menutupi pipinya yang gembil. Dipulasnya pewarna pipi dan shadow berwarna merah
tipis-tipis. Sebagai penyempurna, diguratkannya pensil alis hitam di sekitar mata.
Tak lupa dikenakannya sepatu hitam bertumit lima senti, membuatnya tampak lebih
tinggi. Kini dia siap mendatangi pesta Bara, sahabat sekaligus cinta
pertamanya.
Apa bedanya kalimat
pertama dan kedua?
Kalimat pertama hanya
memberi informasi bahwa Anila mau pergi ke pesta Bara dengan memakai gaun dan
make up. Kalimat kedua memberikan informasi lebih bagi pembacanya, bahwa Anila
bertubuh gemuk dan pendek. Paling penting, pembaca diberitahu bagaimana
menyiasati penampilan untuk yang bertubuh gemuk dan pendek.
Inilah kunci
koneksitas. Bagaimana penulis memberikan wawasan yang dia tahu kepada
pembacanya tanpa terasa menggurui atau seperti membaca artikel.
Koneksitas bisa membuat
tema yang biasa menjadi luar biasa. Seperti yang kita tahu, tema cinta adalah
tema yang paling banyak dipakai oleh penulis. Maka kita harus pintar-pintar
menjadikan suatu tema menjadi menarik dan terasa beda.
Catatan: Materi ini
telah disarikan dan diterjemakan secara bebas oleh saya, jika ingin lebih
jelas, bisa langsung bertanya pada Mas Tasaro GK.
Profil Tasaro GK
Tasaro G.K. lahir di Jogjakarta
(Gunung Kidul), pada tanggal 1 September, 1980. Tasaro (akronim dari namanya,
Taufik Saptoto Rohadi, belakangan menambahkan "GK", singkatan dari
Gunung Kidul, pada pen-name nya) adalah lulusan jurusan Jurnalistik PPKP UNY,
Yogyakarta, berkarier sebagai wartawan Jawa Pos Grup selama lima tahun
(2000-2003 di Radar Bogor, 2003-2005 di Radar Bandung).
Memutuskan berhenti
menjadi wartawan setelah menempati posisi redaktur pelaksana di harian Radar
Bandung dan memulai karier sebagai penulis sekaligus editor. Sebagai penyunting
naskah, kini Tasaro memegang amanat kepala editor di Salamadani Publishing.
Sedangkan sebagai penulis, Tasaro telah menerbitkan buku, dua di antaranya
memeroleh penghargaan Adikarya Ikapi dan kategori novel terbaik; Di Serambi
Mekkah (2006) dan O, Achilles (2007). Beberapa karya lain yang menjadi yang
terbaik tingkat nasional antara lain: Wandu; novel terbaik FLP Award 2005, Mad
Man Show; juara cerbung Femina 2006, Bubat (juara skenario Direktorat Film
2006), Kontes Kecantikan, Legalisasi Kemunafikan (penghargaan Menpora 2009),
dan Galaksi Kinanthi (Karya Terpuji Anugerah Pena 2009). Cita-cita terbesarnya
adalah menghabiskan waktu di rumah; menimang anak dan terus menulis buku.
hrs lgsg dcoba nih..
ReplyDeletemakasih udah dshare :)
iya betul, lama bgt nunggu lanjutannya :p
Ahahaha maafkan :D
Deletepengandaiannya yg ane blm masuk -_-"
ReplyDeletetapi bagus juga artikelnya. makasih banget udah mw share ke kita ya..
nubie pamit..
@KataAwank
Sama-sama, semoga bermanfaat :)
Deletenice info thanks ya mbak
ReplyDeleteSama-sama, semoga bermanfaat :)
DeleteKuncinya latihan, ya, Vi. Duh, kapan ya bisa ikutan workshop bareng doi :)
ReplyDeleteAda kelas menulis online gratisnya kok, Teh. Ikutan aja. Ada di facebook :)
DeleteWah info penting hrs dicatat nih.. Thanks for sharing :)
ReplyDeleteSemoga bermanfaat :)
Deletemantaaap jadi semakin semangat untuk menulis :D
ReplyDeleteAyo semangat Kang *\^^/*
DeleteBagus nih, harus sering dicoba biar semakin kreatif :))
ReplyDeleteSemoga bermanfaat :)
DeleteNice post ^_^
ReplyDeleteSalam
Semoga bermanfaat :)
Deleteaish, tips yang bermanfaat ^^
ReplyDeleteAyo praktikan ;p
Delete5+1 temuan yg mantabb..
ReplyDeleteKalo 1 nya jelek 5 nya membosankan dibaca. Kupikir begitu. Thanks!!