Gambar ini dibuat oleh Riyan Hasanin |
"To
The Place Where Imagination and Reality Meet."
Bagi sebagian orang,
kehidupan sehari-hari saya mungkin terlihat aneh. Kehidupan saya cukup teratur
dengan ketidakaturan. Seringkali seseorang bertanya, “Sibuk apa sekarang?” Saya
jawab, “Santai aja kok, cuma suka menyibukan diri.”
Carilah pekerjaan yang
kamu cintai dan kamu tidak akan pernah lagi bekerja satu hari pun sepanjang
hayat –Konfusius-
Barangkali apa yang
dikatakan Konfusius benar. Walaupun tidak sepenuhnya begitu buat saya. Inilah dunia saya yang mungkin bagi sebagian orang sulit dimengerti.
Dunia
Menulis
Saya suka menulis sejak
kecil. Suka bukan berarti serius. Saya baru benar-benar serius menulis ketika
kuliah. Mulai belajar menulis puisi. Tapi puisi bukanlah tujuan akhir saya.
Saya lebih suka menulis cerpen, skenario film, kemudian novel. Proses panjang yang
turun naik membuat saya belajar tentang menulis. Belajar memahami diri, belajar
menerima kekurangan. Kini saya yakin dengan motivasi menulis saya. Seperti
Margaret Mitchell, pengarang Gone With The Wind yang menginspirasi hidup saya,
saya juga ingin novel saya menginspirasi banyak orang. Lebih jauhnya, mengubah
peradaban. Berlebihan? Mungkin.
Dunia Menulis |
Dunia
Teater
Pengalaman pertama saya
di dunia teater ketika berumur sembilan tahun. Waktu itu saya baru pindah ke
Bandung. Guru SD saya yang baru menyuruh kami memainkan drama kecil dari buku
Bahasa Indonesia. Tokohnya ada dua. Saya berpasangan dengan Eva, kembaran saya.
Kami latihan selama seminggu.
Pada hari H, kami
berakting cukup natural. Tak disangka, kami mendapat nilai terbaik di kelas.
Saya merasakan kenikmatan berada di panggung. Saya bertekad untuk masuk teater
suatu hari nanti.
Saya memilih SMA yang
ada ekstrakulikuler teater. Selama tiga tahun saya aktif di sana, namanya T’Ah.
Teater SMA lebih fokus pada kabaret. Saya yang kurang bisa melucu jarang
kebagian peran. Tapi saya tidak menyerah. Di tempat kuliah, saya masuk
organisasi teater. Di sana saya belajar teater yang sesungguhnya. Dari teater,
saya bisa berkeliling kota. Mendapat banyak teman dan pengalaman. Sampai
sekarang, saya sesekali masih pentas teater.
Dunia Teater |
Dunia
Wira Usaha
Saya punya cita-cita
jadi penulis dan sutradara film. Modal nekad, saya beserta teman-teman kuliah
mendirikan production house bernama
Indonesian Create. Saya serahkan dan kerahkan kemampuan saya di sana. Waktu itu
saya masih hijau, dengan semangat yang naïf tanpa perencanaan yang matang.
Usaha itu mengalami bongkar pasang manajemen. Dan, ya, dunia bisnis tidak
sesederhana itu, akhirnya usaha itu mengalami hiatus.
Kini saya kembali
membangun Indonesian Create dengan semangat dan kemampuan yang baru. Usaha ini
masih bergerak di bidang video dan foto dokumentasi, tapi saya percaya, suatu
hari akan bisa menjadi production house.
Selain Indonesian
Create, saya juga membangun Wedding
Organizer bersama rekan lainnya. Namanya Everlasting. Rasanya menyenangkan
ketika membuat hari istimewa sepasang kekasih menjadi momen yang everlasting.
Dunia Wira usaha |
Dunia
Blog
Masih ingat Friendster?
Saya membuat blog di sana. Tepatnya mulai tahun 2005. Waktu itu saya bekerja di
warnet untuk membiayai kuliah. Ketika Friendster hilang, data tulisan saya ikut
raib. Ceroboh karena tidak membuat back up data. Selepas itu, saya berhenti
ngeblog.
Sudah lama sekali saya
ingin membuat blog lagi, selalu saja ada alasan untuk menunda. Sebuah event
bertajuk ’30 Hari Menulis Cinta’ menjadi motivasi sementara untuk membuat blog.
Selama hampir 30 hari saya menulis secara teratur. Dunia yang hampir saya
tinggalkan beberapa tahun. Saya kembali mendapat kenikmatan dalam menulis.
Bukan hanya proses
menulis yang saya dapat, lebih dari itu, saya terhubung dengan dunia dan
kawan-kawan baru. Teman-teman yang serius mendalami dunia blog, mungkin juga
dunia menulis. Dunia blog inilah yang mengembalikan saya pada jalur menulis.
Karena menulis sudah hampir saya tinggalkan beberapa tahun sebelumnya.
Saya belajar menulis
kembali dari nol. Blogging membuat
saya kembali menikmati kebebasan dalam menulis, tetapi tetap bertanggung jawab.
Selain itu, dunia blogging membuat
saya bisa menerima dan memberi dalam waktu bersamaan.
Sejak aktif ngeblog, saya mengikuti berbagai komunitas blogger tanah air. Salah satunya adalah Kumpulan Emak Blogger. Anggotanya perempuan semua. Grup yang hangat dan terbuka bagi perempuan mana saja.
Dunia Blogging |
Dunia menulis dan blogging begitu dekat. Kuncinya adalah
menulis dan konsisten.
Ditulis dalam rangka seleksi Srikandi Blogger 2014
rindu layar merah itu.. *malah fokus ke foto teater*
ReplyDeletePengin lihat Ika main teater deh :D
Delete