Hari Kelahiran

Kue ulang tahun

Kapan terakhir kali kamu merasa hari kelahiranmu istimewa?

Sepanjang ingatan saya, beberapa waktu ke belakang, saya tidak terlalu memusingkan peristiwa kelahiran itu. Simpel saja sih, saya sudah besar. Bukan lagi masanya untuk tiup lilin, buka kado, atau mengundang teman.

Dua tahun lalu, saya masih tiup lilin. Saya sengaja membeli sebuah kue bersama kembaran saya. Lalu pada saat jam 12, kami make a wish dan tiup lilin. Itu pun bukan karena ingin merayakan hanya sekadar mengenang. Mengingat masa kecil hingga remaja kami.

Lalu pada ulang tahun saya kali ini, saya bertekad menonton 7 Something, sebuah film yang menceritakan perjalanan besar manusia pada umur kelipatan tujuh. Saya pernah menonton ini sebelumnya. Film ini sangat tepat untuk saya, dimana umur saya kini sedang dalam kelipatan tujuh. Karena itulah saya ingin mengingatkan diri sendiri, betapa saya telah berada di usia matang. Bahwa saya harusnya melangkah lebih cepat, kalau bisa berlari atau kalau mampu terbang.

Begitulah dari tahun ke tahun, hampir setiap ulang tahun saya rayakan berdua bersama Eva. Sampai kelahiran Rasi. Kami sekarang banyak menghabiskan waktu bertiga. Saya yang terus melajang, semakin merasa tak banyak perbedaan setiap kali hari kelahiran. Tak ada yang menemani saya membuka mata setiap pagi.

Dan setiap kali berulangtahun, saya berharap inilah tahunnya. Tahun saya melepas gaya hidup sendirian. Kenyataannya masih begini saja. Masih saja bertiga dengan Eva dan Rasi. Menyelip antara kasih sayang mereka.

Kembali ke peristiwa malam tadi, pukul 11.40 WIB, saya dan Eva sudah bersiap nonton. Kami dikejutkan dengan suara keributan dari arah gerbang. Siapa kira-kira yang datang semalam ini? Saya dan Eva tidak mengharapkan kedatangan atau kejutan dari siapa pun.

Kami melongo ke gerbang. Terlihat sesosok cowok yang begitu saya kenal dari remaja, dia adalah Minke. Dengan memapah motor matik berwarna merah, dia menanyakan sesuatu pada kami.

“Eva ada? Dia ke sini enggak? Dia kabur dari rumah kayaknya!”

Eva yang dimaksud tentu bukan kembaran saya. Tapi Evaliana, sahabat saya. Kami tercengang mendengar pertanyaan itu. Sedari kemarin, Eva memang sulit saya hubungi. Jangan-jangan ada sesuatu yang buruk menimpanya!

“Memangnya kalian enggak pergi bareng? Kamu dari mana?” tanya saya.
“Tadi sih dari rumahnya Eva.”

Mendengar jawabannya, saya baru sadar ada sesuatu yang ganjil.

“Ya udah, masuk aja dulu. Enggak enak ngobrol di gerbang,” ajak saya.

Minke pun menurut. Perlahan didorong motor itu. Ah, ini benar-benar aneh. Masa Minke sebagai pacar Eva bisa setenang ini dalam keadaan gawat. Kemudian akal sehat saya muncul.

“Jangan-jangan ini kejutan!” tuduh saya.

Sudut bibir Minke melebar. Nah benar, kan? Ini pasti kejutan. Saya pun melongok ke kiri dan ke kanan jalan. Terlihat Evaliana yang sedang berusaha sembunyi. Mimiknya lucu sekali ketika kepergok. Gotcha!

Ini mungkin kejutan yang gagal. Tapi berhasil membuat air mata saya dan Eva mengambang.

Kedua sahabat kami itu malam-malam membawakan kami martabak yang tumpang tindih, membentuk kue bulat. Ceritanya pengganti kue tart. Mereka memasang beberapa lilin dan menyalakannya. Tepat pukul 00.00 WIB, kami semua menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Sederhana, namun tetap terasa sakral. Terima kasih para sahabat :*

Epa, Eva, dan Evi

Ini hadiah sederhana lainnya yang luar biasa buat saya:
Rekaman suara nyanyian selamat ulang tahun dari Rara.
Sebuah cerpen dari Lily.
Sebuah novel Hot Chocolate dari Rizka (yang sudah sampai bahkan jauh-jauh hari)

Setiap tahun, saya menyadari para sahabat itu datang dan pergi. Tahun lalu saya dekat dengan siapa, tahun ini dengan siapa, mungkin tahun depan sudah berubah lagi. Lalu kenapa? Memang begitulah hidup. Saya pun datang dan pergi dari hidup orang lain. Yang menetap adalah mereka yang begitu dekat, terus mendekat, dan berusaha terus bergandengan.

Semakin dewasa, boleh jadi kenalan makin banyak. Boleh jadi pergaulan makin luas. Ah, tapi lingkaran primer kita semakin kecil. Lingkungan terdekat makin sedikit. Tuhan adalah titik terkecil saya. Menjadi dewasa itu mungkin memilih menaruh kepercayaan hanya pada segelintir orang. Dan pada Tuhan yang hanya bisa kita imani.

Oya, baru kali ini, tab mention Twitter saya penuh dengan ucapan selamat ulang tahun. Sebelum-sebelumnya, ucapan mengalir lewat Facebook. Masih banyak juga yang memberi doa lewat sana. Selain itu telepon, Whatsapp, BBM, dan SMS saya juga ramai.

Secara fisik, mereka tak bertatap muka dengan saya. Saya tetap percaya doa dapat melintas ruang dan waktu. Karena itulah hati saya terasa mekar.

Satu lagi yang menyenangkan dari hari ini adalah isi ucapan selamat dan doa didominasi dengan kata ‘penulis’. Sebenarnya saya merasa belum pantas disebut penulis, tapi itu merupakan doa. Dan penanda, bahwa saya telah berjalan di rel impian yang benar. Impian saya yang paling konsisten sejak kecil.

Terima kasih semua. Terima kasih atas doa, atas harapan, dan kasih sayang kalian.

Tuhan, doaku setiap tahun, semoga ada Jamur Besar untuk Jamur Kecil. Dua Jamur yang bergoyang di tengah hujan. Berkelana ke negeri entah. Maukah Kau mengabulkan permintaanku kali ini? Semoga.

“HBD Jamur kecil, sampai 1 jamur menari di bawah tidung jamur besar,di atas tanah yang basah, & di samping pohon tua, live long & prosper :)”
--Jamur Besar-- 

Jamur Besar dan Jamur Kecil

Evi Sri Rezeki
Evi Sri Rezeki

Selamat datang di dunia Evi Sri Rezeki, kembarannya Eva Sri Rahayu *\^^/* Dunia saya enggak jauh-jauh dari berimajinasi. Impian saya mewujudkan imajinasi itu menjadi sebuah karya. Kalau bisa menginspirasi seseorang dan lebih jauhnya mengubah peradaban ^_^

11 comments:

  1. Makasih, Evalina dan Minke.
    Terima kasih para sahabat.
    Love you, Evi. Ayo kita terus berjalan di rel ini :*
    Ulang tahun yang mengharukan ^_^

    ReplyDelete
  2. Setiap tahun, saya menyadari para sahabat itu datang dan pergi. Tahun lalu saya dekat dengan siapa, tahun ini dengan siapa, mungkin tahun depan sudah berubah lagi. Lalu kenapa? Memang begitulah hidup. Saya pun datang dan pergi dari hidup orang lain. Yang menetap adalah mereka yang begitu dekat, terus mendekat, dan berusaha terus bergandengan. ===> suka banget dengan kalimat ini.

    Semoga usia kalian berdua semakin berkah ya ..

    ReplyDelete
  3. jamur besar dan jamur kecil harus saling bergandengan ^^
    masi melajang mbk evi? @.@
    semoga cpt d pertemukan dg jodohnya :)

    ReplyDelete
  4. terharu bacanya.. Iya, ini benar, Vi: "Tahun lalu saya dekat dengan siapa, tahun ini dengan siapa, mungkin tahun depan sudah berubah lagi. Lalu kenapa? Memang begitulah hidup."

    selamat ulang tahun kembar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih ya, Aprie. Semoga suatu hari nanti kita bisa ketemu langsung ya :)

      Delete
  5. Selamat menikmati usia yang baru dengan segala petualangannya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Evaaaa... Mari berpetualang bersama :)

      Delete