Sudah dua kali aku menemukan bekas lipstik di bajunya Anto. Apa dia
berselingkuh? Tidak! Dia bukan lelaki seperti itu. Tapi usia pernikahan kami
sudah menginjak tahun keenam. Katanya cinta hanya bertahan lima tahun. Bisa
jadi dia dilanda kejenuhan.
“Ma, seragamku di mana?” tanya Anto dari seberang ruangan.
“Eh, oh, emmm… menggantung di belakang pintu kamar, Pah,” jawabku gelagapan.
Kuhampiri Anto yang celingak-celinguk kebingungan. Ah, suamiku masih saja begitu tampan. Sayang sekali dia hanya bisa menjadi satpam.
“Ini, Pah,” ucapku sambil menyerahkan seragamnya. “Malam ini lembur lagi?”
“Hmmm… sepertinya begitu. Sabar ya, Ma. Papah harus nyari tambahan uang buat kebutuhan anak kita.”
Itu dia, Anto muncul. Setengah jam lebih aku bersembunyi di dekat tempat kerjanya. Dia menaiki sebuah angkot. Aku harus bergegas mengikutinya.
“Pah, apa yang sedang kamu lakukan?!” jeritku.
“Mama, kenapa bisa ada di sini?!" tanyanya panik. "Ma, dengar penjelasanku. Semua ini kulakukan demi keluarga kita!”
“Ma, seragamku di mana?” tanya Anto dari seberang ruangan.
“Eh, oh, emmm… menggantung di belakang pintu kamar, Pah,” jawabku gelagapan.
Kuhampiri Anto yang celingak-celinguk kebingungan. Ah, suamiku masih saja begitu tampan. Sayang sekali dia hanya bisa menjadi satpam.
“Ini, Pah,” ucapku sambil menyerahkan seragamnya. “Malam ini lembur lagi?”
“Hmmm… sepertinya begitu. Sabar ya, Ma. Papah harus nyari tambahan uang buat kebutuhan anak kita.”
Aku menghela nafas panjang berusaha menghalau pikiran negatif, lalu berkata, “Baiklah. Hati-hati
di jalan, ya. Selamat bekerja.”
***
Malam ini aku bertekad untuk mengikuti ke mana Anto
pergi. Aku yakin kalau dia berselingkuh. Buktinya, barusan aku telepon ke
tempat kerjanya, dia tidak pernah mengambil jadwal lembur. Lalu ke mana dia
selama ini? Pasti menemui perempuan lain!
Itu dia, Anto muncul. Setengah jam lebih aku bersembunyi di dekat tempat kerjanya. Dia menaiki sebuah angkot. Aku harus bergegas mengikutinya.
Anto berhenti di sebuah kontrakan yang ramai. Eh, tapi
kok banyak perempuan lalu lalang? Nah, kan dia berselingkuh! Eh, eh, tapi, tapi…
kukucek mata untuk meyakinkan. Ya, Tuhan!
Aku harus memastikannya sendiri. Setengah berlari aku
memasuki tempat itu. Mataku sibuk menyusuri ruang demi ruang untuk mencari suamiku. Sebuah seragam tergeletak sembarangan di
sebuah kamar. Itu seragam milik Anto.
“Pah, apa yang sedang kamu lakukan?!” jeritku.
Anto yang sedang memulas pipinya dengan blush on terkejut. Kuas terjatuh dari
tangannya. Dia segera berdiri mendekatiku dengan memakai gaun pendek berbelahan
dada terbuka.
“Mama, kenapa bisa ada di sini?!" tanyanya panik. "Ma, dengar penjelasanku. Semua ini kulakukan demi keluarga kita!”
.
“Kamu… kamu…!”
“Kamu… kamu…!”
Tak kuteruskan kata-kataku. Air mata sudah membanjir. Yang
kulakukan hanya berlari. Tanpa sadar aku menyenggol bahu seseorang.
“Hati-hati dong, Cyiin jalannya. Pake mata!” hardik orang itu.
Credit* |
*Asal gambar dari http://mentionku.wordpress.com/2011/11/24/cewek-jaman-sekarang-aneh-aneh-ya-gan/ dan telah dimodifikasi oleh penulis
*ihiks* si Papah kok? *kesel sendiri*
ReplyDeleteKeren tulisannya, Ceu! Tapi pffttt bangetlah! :))
Emang pffft banget :D
Deleteambil hikmahnya aja kalo diselingkuhin
ReplyDeletehehepis :)
Emmmm...
Deletejiaaaaaahhh..
ReplyDeletepapah kok gitchuuu..
keren, Vi!
Makasih Ika :)
Deletedaripada mamah yang begitu, jadi papah begini. :'((((
ReplyDelete:)))
Deletedilema jadinya.. mending selingkuh mending kaya gini hmmm..
ReplyDeleteMending jangan dua-duanya, Mbak ;p
DeleteIkh mayan cyin bisa sharing alat make u :D
ReplyDeleteIya juga ya... #KemudianMikir
Delete