Dua tahun saya memimpikan untuk menginjakkan
kaki ke Jember. Alasannya karena di sana ada Puslit Kakao dan Kopi yang
menyimpan sejarah panjang berkenaan kopi. Sejak meriset kopi buat kebutuhan
novel, saya jadi tahu bahwa kopi arabika tetap bertahan di Jember kala hama
karat daun menyerang dan memusnahkan hampir semua tanaman kopi di Nusantara.
Begitu ada pembukaan Sueger Camp 2018 yang diinisiasi oleh Blogger Jember Sueger bekerja sama dengan BIN Cigar dan Taman Botani Sukorambi, saya segera mendaftar. Begitu bahagianya saya saat terpilih sebagai salah satu peserta yang akan diajak keliling destinasi wisata Jember. Ternyata Jember menyimpan aroma dan rasa lain yang tak ternilai harganya: tembakau! Iya, saya sepandir itu tidak mengetahui bahwa Jember merupakan salah satu penghasil tembakau terbaik di dunia!
Tanggal 1 September 2018, hari sabtu, saya
diajak bertualangan jelajah tembakau sejak dari budidaya perkebunan tembakau
Koperasi Agrobisnis Tarutama Nusantara di Ajung, Kabupaten Jember sampai
mengunjungi pabrik pembuatan cerutu Bin Cigar
di Krajan. Saya buat tulisan ini berseri jadi pada tulisan kali ini saya
hanya akan membahas pengalaman saya menyambangi perkebunan tembakau.
Pagi-pagi seluruh peserta Sueger Camp 2018
berangkat menuju perkebunan tembakau menggunakan bis dari Hotel Lestari.
Perjalanan memakan waktu sekitar 40 menit (kalau tidak salah). Jalanan di
Kabupaten Jember lancar sekali. Tiba di perkebunan, kami melihat bentangan
lahan yang diselubungi paranet. Di situlah tanaman tembakau tumbuh kembang
dengan gembira.
Bentuk
Pohon dan Daun Tembakau
Pak Anas dari Koperasi Agrobisnis Tarutama
Nusantara menyambut kami hangat, meladeni berbagai pertanyaan kami, sampai
akhirnya mengajak kami berkeliling perkebunan seluas 4,5 hektar. Saya memasuki
gerbang menuju lautan tanaman tembakau. Merentang galur-galur pohon-pohon yang
dibatasi oleh pengairan. Bambu-bambu tua menopang paranet dan menjadi pembatas
jalan lalu lalang para petani. Saya terkejut mendapati tanaman tembakau yang
tinggi bisa mencapai 3 meter itu ternyata berdaun lebar dan panjang berwarna
hijau muda. Lebar sekali, barangkali selebar sepasang jari-jari tangan saya
direntangkan. Ketika saya menyentuh salah satu daunnya terdapat lapisan, terasa
seperti beludru tapi agak kasar. Iseng-iseng saya mencium daun tembakau, aroma
khasnya belum keluar sebelum dikeringkan, wanginya sewajarnya daun saja.
Menurut Pak Anas, tembakau yang dibudidayakan
di Desa Ajung adalah Besuki Na Oogst varietas H-382. Jenis ini biasanya
digunakan untuk pembukus luar atau kulit cerutu. Pohon-pohon tembakau berbatang
ramping itu ditanam berbedeng-bedeng yang jarak antara satu bedeng dengan yang
lainnya sekitar 105 cm. Dalam satu bedeng terdapat dua jajar pohon tembakau
berjarak 70 cm.
Budidaya
Tembakau
Bibit tembakau termasuk unik karena diambil
dari bagian ujung bunga yang dekat dengan batang, ketika telah mekar terdapat
biji. Bijinya itu dibuka, di sana terdapat serbuk-serbuk halus. Serbuk itulah
yang menjadi bibitnya. Bunga tembakau yang tumbuh di pucuk pohon berukuran kecil-kecil
berbentuk terompet, kelopaknya berwarna pink.
Saya jadi penasaran apa saja sih syarat
budidaya tembakau? Ada 4 jenis syarat secara umum yaitu kondisi lingkungan,
iklim cuaca, jenis tanah, dan waktu tanam. Secara kondisi lingkungan, tembakau
dapat tumbuh baik di daerah berketinggian 200 – 3.000 meter, jadi bisa di
dataran rendah maupun dataran tinggi. Sedang iklim dan cuaca yang cocok di
daerah yang beriklim kering dan hangat, bersuhu sekitar 21 – 32 derajat
celcius. Nah, fungsi paranet yang dipasang di kebun Desa Ajung ini sebagai
penjaga kelembapan pohon.
Tembakau bukan tanaman yang rewel, dapat
tumbuh di banyak jenis tanah terutama di tanah lempung berpasir. Tumbuh subur
di tanah yang berkesuburan sedang, gembur, dan mengikat air. Saya memperhatikan bahwa tanah di daerah Ajung ini memang cenderung kering dan berwarna terang
mirip pasir. Untuk waktu tanamnya sendiri sebaiknya dilakukan pada penghujung
musim hujan karena tembakau tidak membutuhkan kadar air tinggi. Panen biasanya
dilakukan pada musim panas seperti bulan Agustus. Makanya saat peserta Sueger
Camp 2018 berkunjung sebagian besar tanaman tembakau sudah dipanen.
Cara
Memanen Tembakau
Penyemaian bibit menjadi pohon, bertumbuh
kembang, sampai panen membutuhkan waktu cukup singkat sekitar 6 bulan saja.
Budidaya tembakau dilihat dari waktunya cukup menjanjikan, ya?
Pak Edi, petani tembakau |
Lalu bagaimana cara memanen tembakau? Saya bertemu dengan Pak Edi, salah satu petani tembakau binaan Koperasi Agrobisnis Tarutama Nusantara. Beliau mengajarkan saya bagaimana memetik daun tembakau. Begini: pegang ujung daun dekat batang pohon lalu gerakkan daun ke kiri kemudian ke kanan. Dengan begitu daun akan terlepas dari pohonnya. Jangan memetik daun tembakau dengan arah atas ke bawah atau sebaliknya karena akan menyebabkan luka di pohon sehingga pohon akan mudah terserang bakteri dan layu.
Bagaimana kita tahu daun-daun tembakau sudah
bisa dipanen? Dilihat dari kandungan klorofil menggunakan alat khusus. Pohon
tembakau dipanen dari daun terbawah menuju ke atas. Menurut Pak Edi, kualitas
daun dibagi menjadi 5 kelas. Yang terbaik terdapat di bawah, biasanya disebut
kos—saya kurang paham cara penulisan yang benarnya—sebanyak 8 lembar. Makin ke
atas di sebut kat 1, kat 2, teng 1, dan teng 2.
Daun tembakau yang sudah dipanen |
Lahan tembakau seluas 4,5 hektar tersebut dibagi menjadi tiga petak. Para petani akan berkeliling wilayah untuk memetiki bagian daun bawah sehingga setiap wilayah akan disambangi 4 hari sekali sampai akhirnya habis masa panen. Perkebunan tembakau ini berpindah-pindah setiap tahunnya mengingat syarat-syarat tanam tadi. Jadi buat kamu yang ingin berkunjung ke kebun tembakau di Ajung sebaiknya menghubungi dulu pihak Koperasi Agrobisnis Tarutama Nusantara sebelum datang.
Daun tembakau yang sudah dipanen |
Dua petani lewat menanggung lembaran-lembaran daun untuk dibawa ke gudang pengeringan. Selesai menyambangi perkebunan tembakau, para peserta Sueger Camp 2018 diajak ke gudang pengeringan dan gudang pengolahan. Bagaimana proses pengeringan daun tembakau lalu diproses menjadi cerutu? Nanti saya sambung lagi, ya.
Saya tertarik untuk berbincang-bincang lebih
jauh dengan para petani tembakau ini, apa daya waktu sangat terbatas. Jadi saya
harus datang lagi nih, ke Negeri Tembakau tahun depan. Ada yang mau ikut
jelajah tembakau bareng saya?
Destinasi Agrowisata Tembakau yang benar-benar mendunia. Jember Makin Rame dan berseri
ReplyDeleteTeh Evi geulis pisan euy, hehe. Makin kece diantara tembakau. Alhamdulillah teh, akhirnya bs mewujudkan mimpi ke Jember ya
ReplyDeleteAku masih terpesona sama Destinasi Tembakau ini, menjadi saksi ga bisu melihat langsung prosesnya, huhuuuu alhamdulillah punya kesempatan ke Jember ya, Vii..
ReplyDeleteSeneeng..
Wah asik yah bisa jalan - jalan keliling Jember. tidak menyangka Jember sekeren itu
ReplyDeleteMenarik, vi. Kalo buat saya menariknya ini tembakau selain dijadiin bahan utk merokok, buat apalagi? Di mana peran petani ini di antara kampanye anti rokok dan bos-bos perusahaan rokok yang super duper kaya raya?
ReplyDeletewii seru banget bisa jalan jalan kesana teh
ReplyDeleteLucky u teh saya juga pengen ke Jember
ReplyDeleteAih, aku galfok lihat bunga tembakau, cakep banget ternyata ya?
ReplyDeleteSubhanallah semoga petani tembakau makin makmur dan produksinya juga makin banyak ya teh sehingga bisa mensejahterakan para petani :)
ReplyDeleteWah senangnya bisa jalan2 ke perkebunan tembakau..seru banget. Baru tau kalo ukuran daun tembakau itu lumayan besar. Ditunggu cerita selanjutnya ��
ReplyDeleteIkuuuuttt
ReplyDeleteBaru tahu bentuk pohon tembakau dan daunnya seperti itu, perjalanannya pasti seru ya, jadi lebih mengenal Jember dan industri tembakau
ReplyDeleteNumpang ya min ^^
ReplyDeleteAyo buruan bergabung di www,kenaripoker
Bonus 50% hanya deposit Rp 10.000 sudah bisa mainkan banyak game disini, TO rendah tidak menyekik player, server baru dengan keamanan dan kenyamanan yang lebih!
hanya di kenaripoker
WHATSAPP : +855966139323
LIVE CHAT : KENARIPOKER COM
ALTERNATIVE LINK : KENARIPOKER COM