“Serius? Kamu putus sama
Adam?” tanya Alina tak percaya.
“Ngapain gue bohong?” jawab Rena agak kesal pada
sahabatnya. “Gue sedih banget. Nggak tahu deh mesti gimana sekarang,” lanjutnya
sambil mengigit bibir.
Meski di telepon, Alina tahu sahabatnya sedang
mati-matian menahan tangis. Setiap kali Rena patah hati, dia akan datang
padanya. Setiap kali itu pula, Alina selalu bingung menghiburnya. Pasalnya, Rena
bukan orang yang merasa cukup dengan respon semacam “Sabar ya, semoga cepet
dapet gantinya.”
Giliran Alina mengigit bibir, menahan laju ucapannya. Merasa
mati gaya, Alina menatap layar laptopnya mencari-cari ide. Matanya menancap
pada timeline Twitter. Digulirkannya mouse ke bawah. Matanya membulat ketika
membaca akun @padjadjaranSPA. Di bio akun itu tertulis Sundanese Spa & Reflexology. Otaknya kembali mendapat pencerahan.
“Ren, besok ada waktu nggak? Kita jalan-jalan ke PVJ. Ada
pembukaan spa baru. Aku udah lama nggak nge-spa nih,” ajak Alina.
“Ada. Tapi bosen ah, ke spa mulu.” Bagi Rena yang
notabene anak salon, spa dan perawatan tubuh lainnya adalah makanan
sehari-hari. Beda dengan Alina yang hanya memanjakan tubuhnya ketika sangat
dibutuhkan.
“Tapi ini beda, Ren. Namanya D’Padjadjaran Spa. Katanya,
spa pertama di dunia yang pake konsep Sundanese Spa, loh! Selain kita bisa relaksasi, sekalian melestarikan budaya sendiri.
Ayo dong, dicoba dulu. Nggak rugi, kan?” bujuk Alina.
Rena berpikir sebentar. “Ayo deh. Tapi maleman ya, jam
setengah delapan.”
“Sip, sampe ketemu nanti ya!”
Alina sudah bersiap menutup telepon ketika Rena berkata, “Eh
tunggu dulu, gue belum selesai curhat!” Jadilah kuping Alina mendadak setebal
kuping gajah mendengar curhat Rena yang membabi buta.
***
Logo D'Padjadjaran Spa* |
Alina dan Rena melangkahkan
kaki menuju PVJ Resort Lifestyle, Glamour Level C.07A. Di hadapan mereka
terbentang sebuah pintu dari kaca dengan logo berbentuk mirip gunungan yang
biasa digunakan untuk membuka pertunjukan wayang.
Banner D'Padjadjaran Spa |
Keduanya segera menghampiri
bagian resepsionis. Dua perempuan cantik memakai atasan kebaya putih dan bawahan
samping menyapa mereka.
“Wilujeung sumping,” kata kedua resepsionis itu kompak
sambil tersenyum ramah. Sapaan itu berarti, selamat datang dalam bahasa Sunda.
Alina dan Rena membalas senyuman mereka.
“Teh, ada paket apa aja di sini?” tanya Alina. Sementara
Rena yang malas-malasan, hanya melirik sekilas. Resepsionis pun menjelaskan
paket-paket unggulan D’Padjadjaran Spa.
Alina sedang asyik-asyiknya menyimak penjelasan teteh
resepsionis, sebuah tepukan mendarat dibahunya. Alina melirik. Ternyata ada
sekelompok teman-teman bloggernya sedang menyambangi tempat itu.
“Hei Alina,” sapa Teh Nchie.
“Teteh…. Sama siapa ke sini?” tanya Alina.
“Sama Bang Aswi, Bang Edu, Mba Vina, Mba Alaika, banyak
deh,” Teh Nchie mengabsen teman-teman. Segera saja mereka ngobrol seru.
Mendadak Alina merasakan tatapan tajam dari sebelahnya.
“Eh, oh, ini Rena, temenku,” ujar Alina kikuk menyadari
kebetean sahabatnya. Alina memperkenalkan Rena pada teman-temannya. Setelah itu
Alina pamit untuk memesan paket spa.
“Jadi gue ke sini cuma dijadiin kambing congek?” serang
Rena.
“Hmmm…. Cuma bentar juga ngobrolnya,” ucap Alina sabar.
Percuma berargumen dengan Rena yang sedang bête berat.
“Mau ngambil paket apa?” tanya Alina.
“Apa aja,” jawab Rena datar. Alina kembali mengembuskan
napas panjang.
“Teh, kami ngambil paket Sekar Kedaton sama Tepis Wiring.
Pake couple rooms ya,” pinta Alina
pada teteh resepsionis.
“Ditunggu sebentar ya. Mau minum apa? Ada bajigur dan
bandrek,” tawar teteh itu.
“Bajigur
aja dua, Teh,” pinta Alina tanpa bertanya pada Rena. Percuma, ujung-ujungnya
pasti dia juga yang memilihkan.
Handphone Rena
berbunyi pelan melantunkan lagu Separated-nya
Usher. Rena mematikan handphone
dengan kasar.
“Kenapa? Itu dari siapa? Adam?” selidik Alina.
“Iya, nyebelin deh. Masa dia minta balikan lagi? Abis
selingkuh sama cewek itu! Jangan mimpi!” rutuk Rena.
Kemudian
kata-kata makian keluar lebih cepat dari pesawat terbang. Rena kembali
menceritakan kekesalannya tentang Adam. Yang bahkan sudah diceritakannya semalam
dan perjalanan menuju PVJ. Alina memutar bola matanya, bosan.
Mereka
berjalan menuju ruang tunggu, harum aromaterapi menyergap mereka, memberi
kesegaran. Hmm…. Alina menghirup dalam, wewangian ini menjauhkannya dari rasa
kesalnya pada Rena. Matanya mulai menyapu tempat itu. Dari interiornya, D’Padjadjaran
Spa ini memang unik. Alina melihat lantainya yang dihiasi batu-batu. Dindingnya
dihiasi bambu-bambu yang ditata sedemikian rupa. Pencahayaan yang remang,
memberikan kesan homie. Musik sunda
mengalun lamat-lamat. Membuatnya merasa berada di tanah pasundan pada zaman
dahulu.
Interior D'Padjadjaran Spa* |
“Awas!”
teriak Alina. Tapi terlambat, Rena sudah bertabrakan dengan seorang cowok
jangkung berkemeja merah. Saking seriusnya bercerita, Rena tidak melihat
sekeliling.
Cowok
itu cepat-cepat minta maaf kemudian berlalu. Rena membulatkan matanya
terpesona. Cowok itu memang cukup lucu. Alina menggoyang-goyangkan bahu Rena.
Rena tersadar lalu buru-buru pergi ke resepsionis. Tak lama kemudian Rena
kembali pada Alina dengan cengiran lebar.
“Namanya
Tama. Dia bagian online di sini.
Nanti aku mau ngajak kenalan, ah,” ucap Rena. Wajahnya bersemu merah. Alina
menggelengkan kepalanya. Begitulah Rena, sahabatnya, gampang patah hati juga
gampang suka.
Alina
dan Rena duduk di sebuah sofa. Dua perempuan cantik lain menghampiri mereka
lalu menyerahkan dua gelas bajigur. Kali ini dua perempuan itu mengenakan
kebaya hijau dan bawahan samping.
Kedua
perempuan yang mengaku bernama Asri dan Ratna itu menjelaskan bahwa selama di
sini, mereka adalah abdi dalam untuk Alina dan Rena. Mereka diperlakukan
seperti Ratu-ratu Padjadjaran. Semakin menarik saja tempat ini buat Alina.
Para therapist* |
Asri
dan Ratna mengantarkan Alina dan Rena pada sebuah tempat duduk nyaman. Di hadapan
mereka terdapat baskom terbuat dari batu, botol wewangian dan bunga.
“Teh,
alas kakinya dilepas ya,” ucap Asri. Alina mengangguk. Dilepasnya sandal
tepleknya. Begitupun Rena yang masih terus mengoceh tentang Adam.
Asri
memijat lembut kaki Alina. Benar-benar
seperti Ratu, pikir Alina. Asri menyerahkan sebuah sandal bermotif batik
pada Alina untuk pengganti alas kakinya.
Berempat
mereka menuju sebuah ruangan yang terdiri dari dua buah kasur berhiaskan
samping, dua buah bath tub berbentuk
bulat, dan hiasan topi petani.
Ruangan Spa* |
Sebelumnya,
Alina sempat memerhatikan nama-nama ruangan yang tertera di atas bambu seperti
Dewi Niskala, Wastu Kencana dan lain-lain. Mengingatkan Alina pada nama Raja,
Ratu dan para bangsawan yang sering dia baca di buku sejarah. Uniknya, di bawah
nama tersebut terdapat aksara Sunda kuna yang sempat dipelajari Alina sewaktu
sekolah dasar.
Telinga
Alina menangkap suara air yang memberi efek kesejukan. Dilihatnya hiasan bambu
yang mengalirkan air dalam berbagai bentuk. Membuatnya merasa berada di
pedesaan.
Hiasan aliran air dari bambu |
“Teh,
saya tinggal dulu untuk ganti baju. Ini kimono, penty dan penutup kepalanya,” ucap Asri kepada Alina sambil
mengangsurkan kimono bermotif batik. Alina tertegun sejenak. Konsep tempat spa ini benar-benar harmonis,
ucapnya dalam hati.
Sepeninggal
Asri dan Ratna, Alina dan Rena mengganti bajunya.
“Selama
pacaran, dua bulan setengah sama gue, Adam bener-bener pelit, egois, dan bla…bla…,”
cerocos Rena membuat Alina garuk-garuk kuping.
Untung
saja, tak berapa lama kemudian pintu diketuk. “Punten,” ujar seseorang di luar.
“Mangga,” jawab Alina. Asri dan Ratna kembali masuk ke ruangan. Santun sekali para therapist ini, pikir
Alina.
Alina
dan Rena berbaring di kasur. “Udah biasa dipijit?” tanya Asri. “Enggak, Teh. Kenapa
gitu?” Alina balik bertanya. “Kalau gitu, pelan-pelan aja dipijitnya, ya. Cukup
segini?” Asri memulai pijatannya menggunakan massage oil dengan harum rempah. “Cukup, Teh,” jawab Alina.
Alina
merasakan pijatan yang begitu lembut. Beda dengan tempat spa lain yang
melakukan pijatan tanpa bertanya dulu, membuatnya harus meringis menahan sakit.
“Mba,
kok pijetannya beda ya?” tanya Rena yang akhirnya memberi perhatian pada tempat
itu.
“Iya
memang beda Mba. Ini Massage Spa khas
Sunda, namanya peuseul. Fungsinya mengendorkan ketegangan otot, dan
meningkatkan daya tahan tubuh” jelas Ratna. Rena yang sering ke spa
mengangguk-angguk. Di antara jajaran Spa Bandung, hanya di tempat ini, Rena
menemukan peuseul. Seru juga Padjadjaran Spa ini, komentarnya dalam diam.
“Sesudah
ini, teteh-teteh akan merasakan sensasi luruwan dan baluran,” tambah Asri. Alina
berpikir, para therapist ini selain
santun, juga memiliki product knowledge yang baik.
Rena
mulai terkantuk-kantuk saking menikmati pijatan, membuat Alina bernapas lega.
Spa memang bisa membuat orang yang sedang bête berat jadi lebih relaks.
Alina
sempat ketiduran ketika sebuah benda hangat ditekan menyentuh kulitnya. Kehangatan
menjalar ke seluruh tubuh, peredaran darahnya terasa lebih lancar.
“Ini
apa, Teh?” tanya Alina.
“Namanya
herbal pouch. Isinya rempah-rempah,” jawab Asri.
Alina
memerhatikan herbal pouch yang berupa bulatan kain bermotif batik itu. Salah
satu keunggulan spa ini terletak di sana.
Asri
dan Ratna mulai melakukan luruwan yaitu membubuhkan body scrub pada seluruh tubuh Alina dan Rena. Harum green tea menyelimuti badan Alina. Paket
Tepis Wiring yang dicoba oleh Alina memang berbahan utama green tea dan rempah-rempah pilihan. Segera saja kotoran dan sel
kulit mati di tubuh Alina terangkat sempurna.
Setelah
membersihkan tubuh Alina dari body scrub,
Asri membubuhkan body mask yang
dingin dan sejuk di kulit. Itulah yang disebut baluran.
“Lain
kali ke spa-nya siang aja, ya,” ucap Alina dengan gigi gemeletuk karena kedinginan.
Rena terbahak melihat wajah nelangsa Alina.
Sementara
itu Ratna sibuk membungkus tubuh Rena dengan daun pisang. Alina memerhatikan
dengan seksama. Wow, ini uniknya paket
Sekar Kedaton!
“Silakan,
Teh, bath tub-nya sudah siap,” ujar
Asri ketika body mask di tubuh Alina mengering.
Tanpa menunggu sahabatnya yang masih terbungkus daun pisang, Alina menceburkan diri ke kolam kecil itu. Dirasakannya sensasi hangat menyegarkan tubuh. Otot-ototnya tidak tegang lagi dan tubuhnya ringan.
Tanpa menunggu sahabatnya yang masih terbungkus daun pisang, Alina menceburkan diri ke kolam kecil itu. Dirasakannya sensasi hangat menyegarkan tubuh. Otot-ototnya tidak tegang lagi dan tubuhnya ringan.
Kolam
itu berisi air yang dicampur bunga mawar, sabun istimewa dan lagi-lagi
rempah-rempah. Tanpa malu-malu, Alina meniup buih-buih sabun ke arah Rena.
Membuat Rena berdenyit sebal sekaligus geli dengan kenorakan sahabatnya.
Di dekat
buth tab diletakkan sebuah batu berbentuk
mirip mutu—tempat membuat sambel—shampoo
dan sabun cair untuk membersihkan badan.
“Teteh,
mau minum apa? Nanti, saya tunggu di luar,” kata Asri. Lagi-lagi Alina ditawari
minuman khas Sunda.
“Bandrek
aja dua,” jawab Alina. Rena protes yang ditanggapi juluran lidah Alina. Akhirnya
dia mengalah.
***
“Lina, besok ke D’Padjadjaran Spa lagi, yuk?” ajak Rena.
“Katanya bosen ke spaaaa…,” ledek Alina.
“Abisan spa yang ini emang beda. Abis spa, gue langsung
lupa deh sama si Adam,” ucap Rena sambil cengar-cengir.
Dalam hati Alina berkata, “Iya, aku juga lupa sama kesel
dan bosen nanggepin curhat kamu!”
“Heh, malah bengong! Mau nggak?” desak Rena. Dia sudah
siap-siap untuk reservasi di nomor 022-82063783.
“Iya, mau. Tapi jangan curhat lagi soal si Adam ya.
Please…,” Alina memelas.
“Oh, tentu tidak. Gue kan mau kenalan sama Tama,” Rena
cekikikan.
Huft… Alina menarik napas panjang. Bakal ada calon-curhatan-panjang si Rena lagi deh!
“D’Padjadjaran Spa, kami datanggggg…., “ teriak Rena
ceria.
*Sumber foto dari Facebook D'Padjadjaran Spa
*Sumber foto dari Facebook D'Padjadjaran Spa
hahaha mantap! gaya fiksi dipake untuk menceritakan spa.... *thw thumbs up*
ReplyDeleteMakasih Bang Edu ^_^
DeleteMas Tama, kata Rena "sepatunya bagus, beli dimana?" "kenalan dong"
ReplyDeletehehehe.. nice story ceu..
huahahaha... "Ga mau ah," kata Mas Tama
Deleteini merupakan salah satu bentuk promosi ya kaka?
ReplyDeletebagus juga nih idenya, hehee..
Hehehe... Makasih, Dian ^_^
DeleteAkkkkhhh aku lagi galau akut, ajak akuh ke sanah juga dong!!!! *merengek merajuk tiada henti*
ReplyDeleteJangan ah, nanti kamu ketemu Mas Tama :)))
DeleteWaaaaaaaah... jadi pengeeeeeeeeen >.<
ReplyDeletePergi yuuuk.
Oh, tentu tidak. Kamu kan harus ke Bandung duluu!
-____-
Sini ke Bandung dulu :D
Deletepengen nyobain... tapi kapan huhuhu...
ReplyDeleteMba, di Bandung kah?
Deletewow! review dengan gaya cerpen yang asyik
ReplyDeleteTerima kasih ya :)
DeletePrice list nya brpaan ya?
ReplyDeleteKalau pricelist bisa hubungi langsung D'padjadjaran Spa-nya, Mbak. Soalnya saya juga kurang tahu :D
Delete