Kiat Menulis Dari Orizuka Bagian 1


Mba Orizuka, Saya, Diego, dan Adit (kiri ke kanan)

           Selamat! Outline-mu sudah jadi. Sekarang apa?
           How to Develop Your Story?
           -Orizuka-

Ini adalah materi kedua dari tiga materi yang saya dapatkan di Noura Books Academy.  Materi pertama bisa di lihat di sini. Pemateri kedua adalah Okke Rizka Septania atau dikenal dengan nama Orizuka. Meski mengaku baru pertama kali menjadi pemateri, saya tidak menemukan kekakuan dalam penyampaian Mba Orizuka. Metodenya cukup asik karena kami diajak berdiskusi.

Sebuah layar ukuran besar dipampang di sudut kiri ruangan, menampilkan slide yang berisi kiat menulis dari Mba Orizuka. Mba Orizuka dengan bersemangat mulai menjelaskan proses penulisan novel remaja. Diselingi dengan guyonan dari berbagai pihak yang terlibat. Suasana camp writing semakin hangat dengan kehadiran penganan dan juga minuman.

Nah apa saja yang dibagi oleh Mba Orizuka ini?


Sudut Pandang

Ada tiga sudut pandang dalam penceritaan novel atau biasa disebut PoV (point of view) yaitu:

Sudut pandang orang pertama atau 1st Person PoV
Mudahnya begini: bercerita menggunakan sudut pandang satu karakter dan menggunakan kata ganti ‘aku’.

Kelebihannya adalah pembaca bisa merasa lebih dekat dengan karakter karena mengetahui isi hati dan pikiran si karakter. Penulis juga bisa mengeksplor satu karakter secara mendalam.
Kekurangannya adalah hanya bisa bercerita dari sudut pandang satu karakter saja dan kadang penulis terjebak dengan sifatnya sendiri, dan melenceng dari sifat karakter.

Contoh:
Percy Jackson & The Olympians: The Lightning Thief
Aku bebas. Aku berhasil sampai ke bagian depan bus. Sekarang kami sudah hampir keluar dari terowongan Lincoln. Aku baru saja hendak menekan tombol rem darurat, ketika terdengar lolongan mengerikan dari baris belakang.

Saya sepakat dengan Mba Orizuka bahwa penggunaan sudut pandang orang pertama seringkali menjebak penulis menjelaskan sifat sendiri bukan sifat tokohnya. Hal ini perlu dihindari dengan membuat peta karakter, sehingga tidak melenceng.

Saya pernah menemukan sebuah buku karangan R.L Stine yang bercerita tentang kehidupan para lifeguard. Tokoh-tokoh dalam novel tersebut cukup banyak. Setiap tokoh di beri porsi untuk menyuarakan isi hatinya. Menariknya, saya sebagai pembaca tetap tahu, siapakah tokoh utama novel tersebut.

Satu lagi novel yang unik menggunakan sudut pandang orang pertama yaitu novel karya Paulo Coelho berjudul Penyihir dari Portobello. Menggunakan sudut pandang orang pertama dari berbagai tokoh dalam novel tersebut, namun tidak sekalipun memakai sudut pandang tokoh utamanya.

Sudut pandang orang kedua atau 2nd Person PoV
Maksudnya ini: penulis bercerita sebagai narator kepada orang lain, sehingga membuat pembaca seperti karakter dalam cerita. Menggunakan kata ganti ‘kau’, ‘kamu’, ‘anda’.
Kelebihannya adalah Bisa melibatkan pembaca karena cerita seperti ditujukan kepada mereka (pembaca seolah menjadi karakter dalam cerita).
Kekurangannya adalah Tingkat kesulitannya tinggi

Contoh:
Please Look After Mom
Sewaktu tangan ibumu terenggut dari genggaman ayah, kau sedang berada di Cina, di pameran buku Beijing bersama rekan-rekan penulismu. Kau sedang membolak-balik edisi bahasa Cina bukumu ketika ibumu tersesat di stasiun Seoul.

Waktu itu kami sempat berdiskusi bahwa penggunaan sudut pandang orang kedua ini sulit karena jika tidak berhasil akan melelahkan pembacanya. Sebagai pembaca kita dipaksa menjadi tokoh utama. Seolah-olah mengalami semua peristiwa yang terjadi dalam novel tersebut.

Mari kita lihat petikan adegan novel di atas. Sebagai pembaca, kita dipaksa menjadi orang yang menyebalkan karena sedang bersenang-senang sementara ibu kita tersesat.
Kesulitan lainnya adalah jika tidak menuliskan sudut pandang orang kedua dengan baik, novel akan terasa garing dan mengada-ngada.

Saya sendiri hampir tidak menemukan novel yang menggunakan sudut pandang orang kedua atau saya berusaha menulis dengan gaya ini. Boleh jadi, ini adalah tantangan.

Sudut pandang orang ketiga atau 3rd Person PoV
Artinya begini: penulis bercerita dari sudut pandang beberapa karakter, selayaknya pengamat. Menggunakan kata ganti ‘dia’ dan nama karakter
Kelebihannya adalah bisa menceritakan beberapa karakter dan adegan sekaligus.
Kekurangannya adalah Penulis tidak bebas mengeksplorasi perasaan dan pikiran tokoh.

Contoh:
Heroes of Olympus: The Lost Hero
Karena duduk di depan, Leo tidak bisa melihat wajah mereka, namun dia mengasumsikan dari sikap mereka yang diam saja bahwa teman-temannya tidak senang dipandu oleh pengemudi naga kurang tidur yang berhalusinasi.

Menurut saya, sudut pandang orang ketiga ini punya kecenderungan pengamatan yang adil terhadap deskripsi suasana, latar tempat, dan sifat tiap tokoh. Kita seperti menggunakan mata Elang yang bisa melihat jauh dan luas. Namun memang benar, kita tidak bisa mengekplorasi perasaan tokoh terlalu dalam. Jika diibaratkan coklat berlapis empat, barangkali kita hanya bisa menuliskan dua sampai tiga lapis saja.

Tapi jangan khawatir, bila merujuk pada tiga sudut pandang penceritaan novel di atas, kamu bisa memilih atau memadukannya sesuka hati. Namun perlu diingat, meski bebas menyatukan tiga sudut pandang tersebut, jangan sampai terasa ganjil ketika dibaca. Buruknya malah pembaca tidak bisa menikmati tulisanmu.

Latihan: temukan beberapa novel yang menggunakan sudut pandang orang pertama, kedua, ketiga, dan yang memadukan dua atau tiga sudut pandang tersebut.

Diksi dan Gaya Bahasa

Saya sering mendengar istilah diksi ketika belajar membuat puisi, ternyata diksi sendiri dalam kamus bahasa Indonesia berarti pilihan kata yg tepat dan selaras (dl penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (spt yg diharapkan).

Sedangkan gaya bahasa adalah adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_bahasa).

Tentu kiat yang dibahas oleh Mba Orizuka adalah diksi dan gaya bahasa yang digunakan dalam novel remaja. Menurut Mba Orizuka dalm pemilihan diksi, pilih kata-kata yang mudah dicerna, sedangkan untuk gaya bahasa Gunakan bahasa Indonesia yang sering didengar sehari-hari, ringan dan enak didengar.

Contoh penggunaan diksi:
Pandangan kami bersirobok.
Bisa diganti dengan:
Kami bertemu pandang.

Best Friends Forever
“Siomaynya berapa, Neng?”
“Berapa aja deh, Bang,” jawab Julia dengan mata tertancap pada gerbang sekolah Tasha. Abang penjual siomay menatap kesal Julia karena sedari tadi tak memperhatikannya. Belum lagi masalah sepatu yang kemarin menyangkut di atas gerobaknya.
“Abang bikinin sepanci ya?”
“Terserah,” jawab Julia lagi, membuat penjual siomay berdecak sebal

Jadi kunci penggunaan diksi dan gaya bahasa dilihat dari kepada siapa tulisan atau novel yang kita buat ditujukan. Bukan berarti untuk remaja harus terus menggunakan diksi yang enteng-enteng saja, tapi akan percuma jika pesan yang kita sampaikan menjadi tidak diterima oleh pembaca karena sulit dipahami. Kalau memang ada diksi yang kurang umum digunakan, alangkah baiknya kita memberi keterangan, dengan begitu kita juga ikut memperkaya kosakata para remaja.

Bersambung ke artikel berikutnya Kiat Menulis Dari Orizuka Bagian 2….
Evi Sri Rezeki
Evi Sri Rezeki

Selamat datang di dunia Evi Sri Rezeki, kembarannya Eva Sri Rahayu *\^^/* Dunia saya enggak jauh-jauh dari berimajinasi. Impian saya mewujudkan imajinasi itu menjadi sebuah karya. Kalau bisa menginspirasi seseorang dan lebih jauhnya mengubah peradaban ^_^

8 comments:

  1. wah, mbak vi gak ngajak2 nih.. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. ni dah lama Van, bulan Nopember apa Desember gitu :)

      Delete
  2. materi ke satunya mana ya.. bagus loh ini buat yg hoby nulis
    nunggu bersambungnya ah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Materi pertamanya yang Menulis Ala Primadonna Angela, ada di label tips menulis

      Delete
  3. Akhirnya dia menuliskannya juga ... hih! nunggu berapa lama nih sambungannya ...

    ReplyDelete
  4. Suka baca tulisan ini. Dapet banyak pelajaran, jadi pengen baca sebelumnya dan sesudahnya. Nice posting mbak Evi ^^

    ReplyDelete
  5. Mb evi..bagus share ya..pov 2 ternyata tingkat kesulitan lmyn tinggi ya

    ReplyDelete