![]() |
Dari visual ke makna: Tips mendesain blog lewat Canva |
Kalau
kamu pernah merasa tampilan blogmu “biasa saja”—walau tulisannya (kayaknya) bagus—saya
tahu rasanya. Saya sedang di masa merasa tulisan sudah rapi slash oke,
SEO sudah diperhatikan, tapi visual blog masih kurang menarik. Saya sadar,
pembaca zaman sekarang tidak hanya membaca—mereka juga “melihat.” Maka, ketika
ada workshop Level Up Your Blog with Visual Communications dari Komunitas
ISB bersama Tuty Queen, saya langsung daftar. Dan ternyata, itu
salah satu keputusan terbaik untuk menghidupkan kembali tampilan blog saya.
![]() |
Workshop Komunitas ISB dengan narasumber Tuty Queen |
Visual
adalah Bahasa yang Tak Terucap
Menurut
Mbak Tuty Queen, seorang Canva Certified Creative yang menjadi pembicara
di workshop ini, desain visual bukan cuma urusan “cantik-cantikan.” Visual
adalah bahasa nonverbal yang mampu menyampaikan pesan lebih cepat dari
kata-kata. Dalam dunia blogging, tampilan visual bisa menentukan apakah
seseorang akan lanjut membaca atau langsung menutup tab.
Masa
tulisan bagus saja tidak cukup. Tidak seperti dulu waktu saya baru ngeblog.
Kalau saya lihat lagi, tulisan saya banyak yang bahkan tidak ada gambar satu
pun. Iya! Kalau saya sedang rajin atau kesambet apa gitu, saya tambahkan satu
gambar. Biar agak cerah ceria.
Mbak
Tuty menjelaskan, saat ini konten visual memegang peran penting dalam
menyampaikan informasi dan membangun impresi. Orang bisa lupa apa yang dibaca,
tapi mereka akan ingat apa yang mereka lihat. Itu seperti kita lupa suatu
detail kejadian tapi masih ingat rasanya. Pernyataan ini membuat saya mulai
memikirkan blog saya bukan hanya sebagai tempat menulis, tapi juga sebagai
ruang ekspresi visual. Sebab visual selalu mengandung makna.
Canva:
Alat Wajib Blogger Masa Kini
Saya
sebenarnya sudah lama tahu Canva dan sudah berlangganan. Biasanya saya pakai
untuk membuat desain di media sosial atau sekadar gambar judul di blog. Namun,
saya baru sadar potensi penuhnya setelah workshop ini. Canva adalah
platform desain grafis berbasis web yang memungkinkan siapa pun—termasuk
blogger seperti saya—untuk membuat desain menarik, meski tanpa latar belakang
desain. Canva itu memang dibuat untuk kemudahan pemakai dari berbagai golongan.
![]() |
Elemen penting dalam desain |
Dalam
workshop, Mbak Tuty mengenalkan berbagai fitur Canva yang sangat relevan
untuk blogger, seperti:
Brand
Kit:
menyimpan warna, logo, dan font khas blog kita agar konsisten.
Template
siap pakai: cocok untuk membuat featured image, infografik,
atau kutipan.
Copy
Style dan Apply to All Pages: mempercepat proses
mendesain seri konten.
Smart
Color Picker dan Color Wheel: membantu memilih palet
warna yang harmonis.
Sesi
praktik yang dipandu Mbak Tuty juga seru. Saya langsung mencoba menerapkan
palet warna blog saya, dan Canva bisa menyesuaikan seluruh elemen desain hanya
dengan satu klik! Sekarang saya sedang otak-atik desain buat Ganti header blog
yang umurnya sudah ratusan cahaya. Wish me luck!
6 Tips Mendesain Blog dengan Canva dari Tuty Queen
Berikut
ini adalah lima pelajaran utama yang saya dapat dari Tuty Queen dan langsung
saya praktikkan:
1.
Mulai dari Warna
Warna
bukan hanya soal selera, tapi juga emosi. Tuty mengajarkan dasar harmoni warna:
complementary, analogous, triadic. Canva memiliki Color
Wheel untuk menguji kombinasi warna agar tidak tabrakan.
Tips:
Gunakan 2–3 warna utama saja agar desain tidak membingungkan.
![]() |
Padu padan warna di Canva |
2. Layout Simetris vs Asimetris, Mana yang Lebih Baik?
Mbak
Tuty juga sempat menyinggung soal layout desain, dan ini sering terlewat oleh
blogger. Ada dua pendekatan dasar:
Layout
Simetris: Elemen seimbang kiri dan kanan. Cocok untuk tampilan yang
rapi, profesional, dan klasik. Aman dipakai untuk featured image, portofolio,
atau posting dengan tone serius.
Layout
Asimetris: Elemen tidak seimbang tapi tetap harmonis. Cocok untuk
desain yang dinamis, playful, dan lebih "hidup." Asimetris bisa
menarik perhatian dengan komposisi tak terduga.
Tips dari Mbak Tuty: Pilih layout sesuai karakter blogpost. Jangan takut bereksperimen, tapi tetap perhatikan keseimbangan visual.
![]() |
Layout bisa simetris dan asimetris |
3. Bangun Brand Kit-mu Sendiri
Blogger
juga butuh branding visual. Dengan Brand Kit, kamu bisa menyimpan:
- Warna
utama blog
- Font
pilihan
- Logo
blog atau inisialmu
Ini
memudahkan ketika membuat desain secara berulang. Tak perlu atur ulang dari
awal—cukup satu klik.
4.
Template Boleh, Tapi Kustomisasi Wajib
Canva
punya ribuan template, tapi penting untuk tidak menggunakannya apa
adanya. Sesuaikan dengan gaya blog kamu:
- Ubah
warna sesuai brand
- Ganti
font agar cocok
- Tambahkan
logo atau nama blog
Hasilnya:
desain lebih terasa personal dan profesional.
![]() |
Kostumisasi template Canva |
5.
Tipografi yang Ramah Mata
Mbak
Tuty menyarankan untuk memilih font yang mudah dibaca:
- Gunakan
1 font untuk judul (misalnya serif yang elegan)
- Gunakan
1 font sans-serif untuk isi atau subjudul
Hindari
terlalu banyak gaya font dalam satu desain. Ingat: desain yang baik itu
jelas, bukan ramai.
![]() |
Tipografi yang ramah mata |
6.
Gunakan Copy Style untuk Konsistensi
Fitur
favorit saya adalah Copy Style. Misalnya, setelah mendesain satu featured
image, kita bisa menyalin gaya itu ke desain lain: font, warna,
posisi elemen—semuanya langsung match.
Bagi
blogger yang membuat banyak seri konten, fitur ini hemat waktu dan menjaga
konsistensi visual. Ini juga bisa saya gunakan untuk media sosial kalau bikin seri
cerita atau edukasi.
![]() |
Fitur copy style di Canva |
Sebelum
& Sesudah: Transformasi Sederhana tapi Berdampak
Salah satu momen “aha!” saya setelah workshop ini adalah saat mengubah gambar unggulan (featured image) blog saya. Sebelumnya, saya memakai gambar yang sudah saya desain khusus tapi tanpa teks dan warna khas.
Setelah
mengikuti arahan Mbak Tuty Queen, saya mulai membuat template sendiri di
Canva:
- Ukuran
disesuaikan (1200×628 px)
- Tambahkan
judul blog post dengan font khas
- Warna
background senada dengan palet blog
- Logo
kecil di pojok bawah
Hasilnya?
Segera akan saya publish ya. Semoga saja blog saya jadi lebih clickable saat
dibagikan ke media sosial.
Dari Visual, Lahir Makna
Workshop bersama Mbak Tuty Queen bukan sekadar pelatihan desain, tapi pelajaran menyeluruh tentang bagaimana visual bisa memperkuat pesan. Saya belajar bahwa mendesain blog bukan soal keindahan semata, tapi soal membangun pengalaman pembaca. Setiap warna, huruf, dan ruang kosong punya fungsinya sendiri.
Kini, setiap kali mendesain untuk blog, saya bertanya: “Apakah ini sekadar cantik, atau menyampaikan makna?”
Dan kamu pun bisa mulai dari langkah kecil—dari memilih warna yang konsisten, menata ulang featured image, sampai membangun branding visualmu sendiri. Gunakan Canva sebagai alat bantu. Tidak perlu sempurna, yang penting adalah progres.
Jadi,
yuk mulai memperkuat makna blog kita lewat visual. Karena tulisan yang kuat
akan lebih hidup ketika dibungkus dengan desain yang memikat.
No comments:
Post a Comment