Langkah-langkah Cek Fakta Kesehatan Agar Tidak Termakan Hoaks

 


Selama pandemi ini kesadaran masyarakat terhadap kesehatan meningkat. Namun sayangnya tidak dibarengi dengan kemampuan literasi digital. Kondisi tersebut membuat informasi kesehatan simpang-siur. Konten pabrikasi melahirkan tsunami informasi atau istilahnya infodemik. Polarisasi terjadi dengan bingkai-bingkai isu yang justru mengurangi kewaspadaan kita terhadap kebenaran suatu informasi.

 

Sebagai keluarga penyintas Covid-19 baru-baru ini, saya memahami bagaimana kecemasan dapat mengurangi kewaspadaan terhadap mengunyah informasi. Contoh kecil ketika membaca artikel di WAG cara mengobati Covid. Saya yang biasanya mengecek fakta bisa terlupa. Padahal ada langkah-langkah cek fakta kesehatan agar tidak termakan hoaks.

 

Syukurlah selama 18-19 Juni kemarin, saya mendapat workshop online "Cek Fakta Kesehatan" untuk mengatasi hoaks seputar kesehatan selama pandemi yang diadakan oleh Cek Fakta Tempo dan Komunitas ISB.

 

Materinya menyadarkan saya kembali untuk mengecek sumber data, gambar, bahkan keaslian video agar tidak termakan hoaks. Tools apa saya yang dapat digunakan dan bagaimana aplikasinya. Ini menyelamatkan saya dari kebutaan dan hoaks.

 

Misinformasi, Disinformasi, Malinformasi, dan Tujuannya

Sebelum membahas lebih jauh tentang langkah-langkah cek fakta kesehatan agar tidak termakan hoaks baiknya kita tahu dulu definisi dari misinformasi, disinformasi, dan malinformasi.

 


Sederhananya, misinformasi adalah informasi yang salah tapi orang yang menyebarkannya percaya bahwa itu benar. Disinformasi adalah informasi yang salah dan orang yang menyebarkannya tahu bahwa itu salah. Sedangkan malinformasi adalah informasi yang benar digunakan untuk merugikan orang lain.

Mis/disinformasi sendiri ada 7 macam menurut standar First Draft, sebuah organisasi riset yang berfokus untuk media di Amerika Serikat.

 


Pada hoaks yang menyebar ada berbagai tujuan di baliknya yakni jurnalisme yang lemah, untuk lucu-lucuan, sengaja membuat provokasi, partisanship, mencari duit lewat judul clickbait, gerakan politik, dan propaganda.

 

Infodemik dan Pandemi Covid-19

Pandemi membuat kita harus berdiam di rumah sehingga bergantung pada internet untuk mengakses informasi ataupun bersosialiasasi. Itu juga yang menjadikan pengunaan media sosial yang begitu masif di masa pandemi. Di media sosial ataupun media internet lainnya banyak informasi yang salah terkadang dapat menyebar lebih cepat dibandingkan faktanya. Fenomena tersebut dinamakan infodemik.

 

Mengenali Situs Abal-abal

Untuk melawan infodemik, platform digital harus dibuat lebih akuntabel, mis/disinformasi dilacak dan diverifikasi, serta kemampuan literasi digital masyarakat perlu ditingkatkan. Banyak situs abal-abal yang dijadikan pedoman untuk pegangan di masa pandemi seputar informasi kesehatan. Kemudian informasi itu disebarkan lagi di media sosial atau media jejaring lain seperti Whatsapp. Nah, bagaimana kita dapat cek fakta kesehatan agar tidak terjebak hoaks dan mengenali sebuah situs abal-abal? Berikut langkah-langkahnya.

 

Cek Alamat Situs

Cek alamat situs nya jika meragukan, bisa melakukan pengecekan melalui sejumlah situs salah satunya who.is dan domainbigdata.com. Ada juga situs abal-abal yang cuma beralamat di blogspot atau blog lainnya.

 

Cek Perusahaan Media di Dewan Pers

Bisa melakukan pengecekan perusahaan media melalui direktori Dewan Pers. Pengecekan bisa melalui https://dewanpers.or.id/data/perusahaanpers. Namun, perlu diketahui, ada beberapa media kredibel yang tidak berbadan hukum.

 

Cek Detail Visual

Misalnya gambar logonya yang jelek. Ada situs abal-abal yang menyaru mirip-mirip situs media mainstream.

 

Terlalu Banyak Iklan

Hati-hati dengan website yang banyak iklannya. Media abal-abal sekadar mencari click untuk mendapatkan iklan.

 

Bandingkan Ciri-ciri Pakem Media

Bandingkan sejumlah ciri yang menjadi pakem khas jurnalistik di media mainstream. Seperti, nama penulisnya jelas, cara menulis tanggal di badan berita, hyperlink-nya yang disediakan mengarah ke mana, narasumbernya kredibel atau tidak, dan lain-lain.

 

Cek About Us

Cek "About Us" yang ada di laman situs media. Media abal-abal selalu anonim.

 

  • Sesuai UU Pers: berbadan hukum dan ada penanggung jawabnya. Cek, ada alamat yang jelas dan siapa saja orang-orangnya.
  • Mencantumkan Pedoman Pemberitaan Media Siber.

 

Waspada Terhadap Judul yang Sensasional

Hati-hati jika menjumpai berita dengan judul-judul yang terlalu sensasional. Baca beritanya sampai selesai. Jangan cuma baca judul lalu komen di medsos.

 

Cek ke Situs Media Mainstream

Untuk memastikan apakah informasi yang dimuat sebuah situs non-mainstream layak dipercaya atau tidak, bisa mengeceknya ke situs media mainstream. Jika ada, bandingkan bagaimana situs mainstream melaporkan. Selain itu penting melakukan verifikasi untuk memastikan sumber pertama dan melihat konten aslinya.

 

Cek Foto di Google Reverse Image

Cek foto utama apakah pernah dimuat di tempat lain, terutama di situs mainstream. Situs abal-abal biasanya selalu mencuri foto dari tempat lain.

 

Memverifikasi Video

Selain informasi dari situs abal-abal yang perlu diwaspadai sebagai sumber hoaks adalah video. Bukan saja video yang diembed ke situs abal-abal, juga video yang tersebar di media sosial atau WAG.

 

Menggunakan Kata Kunci

Ada dua langkah untuk memverifikasi video, pertama yakni menggunakan kata kunci di mesin pencari atau di media sosial (Youtube, Facebook, Twitter, IG). Kedua, memfragmentasi video menjadi gambar lalu menggunakan reverse image tools.

 

Kuncinya, saat kamu mendapatkan video di media sosial, tonton dan dengarkan video tersebut sampai habis. Carilah petunjuk di dalam video seperti bentuk bangunan, rambu-rambu jalan, plat nomor kendaraan, nama-nama jalan, nama-nama bangunan, dan lain-lain. Dengarkan juga audionya, terkait bahasa, obrolan orang-orang dalam video atau dialeknya. Gunakanlah petunjuk-petunjuk tadi sebagai kata kunci.

 

Memfragmentasi Video

Cara kedua adalah dengan menjadikan video menjadi potongan gambar lalu ditelusuri dengan reverse image tool. Untuk memfragmentasi video menjadi gambar bisa menggunakan cara manual dengan screen capture atau menggunakan tool InVID.

 

InVID memiliki beberapa keunggulan yakni memiliki fitur fragmentasi video dan reverse image tool sekaligus. InVID dapat memfragmentasi video dari seluruh tautan media sosial dan file lokal. Dilengkapi fitur lain seperti memeriksa metadata dan analisis forensik foto.

 

Kemampuan Dasar Cek Fakta Kesehatan

Kemampuan dasar cek fakta kesehatan ini wajib kita ketahui dan praktikan. Hoaks tentang kesehatan sudah tersebar di mana-mana, jangan sampai kita menjadi salah satu pelakunya sebab misinformasi.

 

Cek Sumber Aslinya

Cek siapa yang membagikan informasi dan dari mana mereka mendapatkan informasi tersebut. Bahkan, jika informasi tersebut berasal dari teman atau keluarga, tetap periksa sumbernya.

 

Jangan Hanya Baca Judul

Judul mungkin sengaja dibuat sensasional atau provokatif untuk mendapatkan jumlah klik yang tinggi. 

 

Identifikasi Penulis

Telusuri nama penulis secara online untuk melihat apakah penulis adalah seseorang yang nyata dan kredibel.

 

Cek Tanggal

Periksa apakah informasi tersebut merupakan informasi terbaru, apakah sudah up to date dan relevan dengan kejadian terkini. Periksa apakah judul, gambar atau statistik yang digunakan sesuai konteks.

 

Cek Bukti Pendukung

Cerita yang kredibel mendukung klaim dengan fakta.

 

Cek Bias

Pikirkan bahwa bias pribadi kita akan mempengaruhi penilaian kita terhadap hal yang dapat dipercaya atau tidak. 

 

Cek Organisasi Pemeriksa Fakta

Cek berita yang ditemukan dengan tulisan atau temuan yang sudah diverifikasi oleh  organisasi pemeriksa fakta baik dalam lingkup nasional, seperti Cek Fakta Tempo atau media nasional lainnya maupun pemeriksa fakta internasional seperti AFP factcheck dan Washington Post factcheckers. 

 

Memeriksa Fakta Seputar Kesehatan

Untuk memeriksa fakta, khususnya seputar klaim kesehatan, tools dan teknik dasar yang diperlukan di antaranya:

 


Sebab pandemi ini berjalan satu tahun, sulit mencari sumber seperti dari buku sehingga pilihan lain adalah dari jurnal. Pastikan jurnal yang menjadi pedoman sudah termasuk ke dalam studi peer-review dan pre-print

 


 

Peer review merupakan studi penelitian melewati proses evaluasi oleh tim pakar independen dari bidang keilmuwan yang sama. Peer-review umumnya dianggap sebagai gold standard dalam studi ilmiah. Sedangkan pre-print belum melewati proses peer-review

 

 


Sebagai keluarga penyintas Covid-19, saya tahu rasanya kepanikan dalam usaha menyelematkan nyawa orang tercinta. Barangkali kamu sedang dalam posisi tersebut. Namun Buat kalian para penyintas dan keluarga penyintas Covid-19, mari kesampingkan bias perasaan sebab itu akan membawa kita ke jurang mis/disinformasi. Alih-alih sembuh, kita bisa saja mengambil keputusan yang tidak tepat. Justru pada saat inilah kita sangat membutuhkan langkah-langkah cek fakta kesehatan agar tidak termakan hoaks. Yuk, dipraktikin. Semangat dan sehat selalu teman-teman.

 

Sumber gambar: Tempo.co

Evi Sri Rezeki
Evi Sri Rezeki

Selamat datang di dunia Evi Sri Rezeki, kembarannya Eva Sri Rahayu *\^^/* Dunia saya enggak jauh-jauh dari berimajinasi. Impian saya mewujudkan imajinasi itu menjadi sebuah karya. Kalau bisa menginspirasi seseorang dan lebih jauhnya mengubah peradaban ^_^

11 comments:

  1. Hoaks kesehatan di masa pandemi makin banyak sekali. Kita harus belajar literasi digital agar tidak terjebak dalam hoax. Terima kasih atas infonya.

    ReplyDelete
  2. Saya sudah praktekkan Invid. Sangat menyenangkan bisa mengawinkan fungsi verifikasi video Invid dengan reverse image. Bisa cari-cari informasi lokasi deh..

    ReplyDelete
  3. Miris banget makin kesini tuh, fakta hoax kesehatan makin marak banget apalagi kalo di grup2 WAG. Udah males berdebat orang yang ga bisa diajak kompromi, merasa benar sendiri dengan berita yang dishare,padahal kita tah itu hoax . Semoga makin banyak yang tercerahkan ya Vi, dengan adanya cek fakta kesehatan ini.

    Hiks, kemaren temenku yg terpapar meninggal, karena minum obat kata"tetangga/Teman" yang belun tentu cocok satu sama lainnya, duh aya2 wae deh.
    Moga kita semua sehat selalu. Aamiin.

    ReplyDelete
  4. Harus jeli emang ya info tentang covid-19 ini. Yang sering kemakan hoax sendiri justru dari keluarga. Apalagi kalau banyak yang share info broadcast gitu. Hmmm

    ReplyDelete
  5. Alhamdulilah ikut webinar cek fakta Tempo ya?

    sekarang, saya selalu cek berita yang ternyata mudah dan akhirnya terbiasa

    ReplyDelete
  6. Dari judulnya bisa dianalisa memang, bahwa kalau udah aneh dan lebay nah hati-hati deh buat klik dan forward. Stop di kita dengan cek fakta nya lebih dulu.

    ReplyDelete
  7. Cek fakta kesehatan ini penting banget ya. Supaya ga termakan hoax yang akhirnya malah merugikan

    ReplyDelete
  8. Biasanya saya suka nemu sih di grup wa seperti grup keluarga, sekarang banyak banget maraknya berita hoax yang meresahkan di sosial media. Itulah kenapa saya selalu berusaha untuk membatasi baca media berita yang selalu menimbulkan rasa cemas


    (Alya)

    ReplyDelete
  9. Biasanya yang sering termakan hoax itu malah para orangtua, dan dengan gampangnya menyebarkan kembali. Memang kita harus jeli terutama saat membaca broadcast WA, agar nggak termakan hoax.

    ReplyDelete
  10. Akhirnya tercerahkan bedanya mslinformasi, disinformasi. Kupikir keduanya sama ternyata ada bedanya juga yaa. Btw aku kepo soal konten pabrikasi maksudnya gimana teh?

    ReplyDelete
  11. wah penting ini, memang kudu di cek dulu kebenarannya ya.. apalagi soal kesehatan bisa menyangkut nyawa orang huhu

    ReplyDelete