Masa pandemi ini mirip kegelapan. Virusnya tidak terlihat tapi bahayanya nyata. Yang bisa kita lakukan hanya menjalankan prosedur kesehatan. Sampai kapan? Sampai vaksinnya ditemukan. Kapan itu? Tidak tahu. Tidak ada yang menjamin apakah pandemi berakhir tahun ini atau tahun depan. Makanya sekarang kita mesti bisa menghadapi momen serba tidak pasti secara asyik. Jangan terjerumus kebutaan, melemahkan mental seperti stres berat dan sebagainya.
Menghadapi Tantangan Ketidakpastian Dengan Cara Yang Asyik |
Sejujurnya,
saya sempat stres juga menghadapi kondisi pandemi ini. Rasanya dihajar dari
berbagai sisi. Saya tahu tidak boleh berlama-lama dalam kondisi terpuruk. Toh,
saya harus hidup dan utamanya menghidupi sekeliling saya. Kemudian saya mulai
rajin mencari literasi ataupun webinar juga IG Live yang beraroma positif.
Kalau terus fokus ke hal negatif, kapan saya akan bangkit?
IG
Live @homecreditid Fun Talk Tetap Asik Hadapi Momen Serba Gak Pasti
Rabu
lalu saya menyimak Fun Talk #AyoMajuBersama yang diadakan @homecreditid.
IG Live ini mengangkat tema "Tetap Asik Hadapi Momen Serba Gak Pasti"
yang menghadirkan Laura Aurelia Dinda, atlet difabel renang Indonesia. Fun
Talk ini inspiring banget. Laura yang masih belia ini bisa
beradaptasi dengan kondisi pandemi hanya 2 minggu! Gila! Saya butuh waktu 3-4
bulan.
Cerita Laura Aurelia Dinda Menghadapi Tantangan Ketidakpastian Dengan Cara Yang Asyik
Cerita
Laura Aurelia Dinda Di Dunia Renang
Saya
mengagumi semangat Laura apalagi setelah mendengar ceritanya menjadi atlet
renang spesialisasi gaya punggung. Kisahnya dimulai saat berusia tujuh tahun.
Laura yang mengidap asma didorong orang tuanya untuk belajar renang. Awalnya ia
merasa kegiatan ini sebagai sebuah keterpaksaan. Lama-lama ia pun menikmatinya,
semacam jatuh cinta sebab proses. Bakatnya mulai terlihat sehingga memberanikan
diri untuk ikut kejuaraan. Mulai dari kejuaraan lokal, provinsi,
sampai tingkat nasional seperti Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) 2015.
Berkat kegigihannya, Laura pun jadi atlet renang nasional.
Di
balik kesuksesaan seseorang selalu ada kisah pahit. Sebab itu kesuksesan terasa
manis. Sehari sebelum Laura mengikuti kejuaraan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA)
2015, terjadi kecelakaan terjatuh di kamar mandi. Ia tidak mau menyerah. Tetap keukeuh
dengan niatnya. Dilanjutkannya keikutsertaan kejuaraan tersebut.
Kisah
sedih ini terus berlanjut. Suatu ketika Laura hendak mengambil gawainya yang
terjatuh. Ia membungkuk, gerakan tersebut membuat tulang belakangnya patah
sebab sudah rapuh sejak jatuh di kamar mandi. Ia mengalami kelumpuhan total.
Kini kursi roda adalah sahabat setianya. Kejadian tersebut membuat Laura
depresi. Hiks.
Mental
juara! Saya tidak heran bila Laura bisa memenangkan berbagai ajang kejuaraan
karena ia bermental luar biasa. Pukulan telak kepadanya sebagai atlet bisa
dilalui. Bagaimanapun bila seseorang punya impian dan menjalaninya dengan
cinta, pasti bisa bangkit dari keterpurukan untuk mengejar impiannya kembali.
Laura melatih diri berenang sebagai atlet difabel.
Pada
Olimpiade Paralimpik Nasional (Peparnas) XV tahun 2016 menandai debut Laura sebagai
atlet paralimpik. Tahun berikutnya, ia memenangkan dua medali emas di ASEAN
Para Games dan memecahkan rekor sebagai perenang tercepat mengungguli atlet
Thailand.
Prinsip
Laura Aurelia Dinda Menghadapi Tantangan Ketidakpastian Dengan Cara Yang Asyik
Laura
yang bercita-cita sebagai psikolog ini bercerita kalau dia memegang 3 prinsip
dalam hidup: prioritas jangka panjang, jangan terlalu keras terhadap diri
sendiri, dan be kind to other. Kayaknya memang cocok diterapkan, ya?
Momen serba tidak pasti jangan sampai menyilapkan kita pada tujuan hidup.
Prioritas
jangka panjang Laura menjadi spikolog. Mahasiswi UGM semester enam menuju tujuh
ini konsentrasi betul pada kuliahnya. Sebelum pandemi, ia ditawari untuk jadi
atlet di salah satu ajang bergengsi internasional. Namun ia menolak sebab tidak
mau kuliahnya terganggu. Berkaca pada Laura, saya pun mengingat-ingat Kembali prioritas
jangka panjang saya sebagai penulis. Semangat saya seperti terbakar.
Jangan
terlalu keras terhadap diri sendiri, ujar Laura. Bila kamu butuh bantuan,
persilakan teman, sahabat, atau ahli. Misalnya Laura yang pernah depresi
mendatangi psikolog. Bahkan sampai sekarang ia masih rutin terapi. Menurutnya, psikolog
dapat membantu untuk lebih mengenal diri dan bagaimana mengendalikan emosi. Memang
masih banyak orang yang beranggapan bahwa yang terapi ke psikolog adalah orang
gila. Anggapan ini salah besar. Siapa pun bisa ke psikolog dengan tujuan
beragam.
Prinsip
ketiga Laura adalah be kind to other. Ketertarikannya terhadap dunia psikolog
dan proses terapinya membuatnya jadi sosok yang toleran. Ia selalu berusaha
berempati pada orang lain. Setiap orang punya standar terhadap suatu hal. Misalnya
ketika ia mengerjakan tugas kelompok kuliah. Dulu ia cenderung menggurui
teman-temannya, sekarang ia menempatkan diri pada sudut pandang teman-temannya.
Sehingga tidak mudah jengkel. Setiap tindakan dan ucapan pada orang lain dipikir
matang-matang.
Pandemi reda entah kapan. Menghadapi tantangan ketidakpastian dengan cara yang asyik satu-satu jalan agar tetap waras dan optimis. Cerita Laura ini cerminan bahwa manusia selalu menemukan jalan untuk bertahan. Untuk tetap hidup dan mencapai tujuan.
IG
live Fun Talk dari @homecreditid cukup mencerahkan batin saya. Minggu
depan saya mau nonton lagi. Mau simak juga? Tiap hari rabu ya, teman-teman.
Yuk, semangat dan fight menghadapi tantangan ketidakpastian hidup.
Sejatinya memang tidak ada yang pasti, kan? Kita berjuang saja dan bermanfaat
sebanyak-banyaknya.
No comments:
Post a Comment