Seri Novel Dunia: Wide Sargasso Sea Karya Jean Rhys |
Selama membaca
beberapa kali biografi penulis yang mendunia, hampir selalu ada fase dimana
penulis tersebut menarik diri dari publik atau mengasingkan diri, entah untuk
membuat karya atau memperbaiki hidup. Salah satunya penulis seri novel dunia
berjudul Wide Sargasso Sea yaitu Jean
Rhys. Biasanya, karya yang dihasilkan dari pengasingan itu menjadi legenda.
Saya jadi tergoda juga untuk mengikuti jejak tersebut he he he. Siapa tahu saya
juga bisa menghasilkan novel yang keren. Baiklah, mari saya bahas novel Wide Sargasso Sea yang masuk ke dalam jajaran book wish list saya tahun 2016.
Biografi Singkat Jean Rhys
Jean Rhys |
Jean Rhys
lahir dengan nama asli Elle Gwendolen Rees Willams adalah salah satu novelis penting perempuan
abad ke 20 masa-masa pertengahan. Lahir dan dibesarkan di pulau Karibia
Dominika tepatnya di Roseau, ibukota Dominika, sebuah pulau di British
Hindia Barat.
Jean Rhys lahir pada
tanggal 24 Agustus 1890, dia termasuk penulis yang berumur panjang,
meninggal pada usia ke 88, pada tanggal 14 Mei 1979, sebulan sebelum dia
menargetkan menyelesaikan
tulisan otobiografinya. Ayahnya bernama William Rees
Williams, adalah seorang dokter dan ibunya, Minna Williams, adalah generasi
ketiga Dominika Creole keturunan Skotlandia.
Rhys dididik
di Dominika sampai usianya 16
tahun.
Sebagai
seorang gadis kulit putih di sebuah komunitas yang didominasi kulit hitam, Rhys
merasa jiwa
sosialnya dan intelektualnya terisolasi. Pada tahun 1907 ia meninggalkan
pulau
Karibia untuk sekolah di Inggris. Dia sempat kembali
hanya sekali, yaitu
pada tahun
1936. Meskipun sikap Rhys untuk tempat kelahirannya tetap bersifat ambivalensi sepanjang hidupnya. Karibia pada akhirnya akan membentuk kepekaanya sebagai pengarang. Dia tetap bernostalgia dan menghormati
vitalitas maupun emosional masyarakat kulit hitam, sebagai konflik antara
keindahan dan sejarah kekerasan.
Selama perang dunia pertama berlangsung Jean Rhys sempat menjabat sebagai
pekerja sukarela di kantin tentara dan pada tahun 1918 dia bekerja di kantor pensiun.
Pada tahun 1924 Rhys datang dibawah pengaruh dari penulis Inggris bernama Ford Madox Ford. Setelah mereka berdua bertemu di Paris. Jean Rhys mulai menulis cerita pendek. Ford mengakui bahwa pengalamannya sebagai pengasingan memberi Rhys sudut pandang yang unik. Ford-lah yang menyarankan bahwa dia harus mengubah namanya menjadi Jean Rhys (dari Ella Williams). Sebuah nama baru yang akan dia gunakan selamanya untuk karya-karya novelnya.
Latar belakang Jean Rhys di Dominika cukup penting untuk karya-karyanya, berperan sangat
vital dalam kedua karya fiksinya yang terkenal seperti Voyage in
the Dark dan Wide
Sargasso Sea.
Dominika adalah wilayah yang paling kasar dari kepulauan
Karibia. Puncak yang naik ke hampir 5000 kaki meskipun hanya 29 mil panjangnya.
Kontras kekerasan antara vegetasi yang lebat, ngarai yang dalam, air terjun,
dan membentang dari gurun gersang benar-benar tidak seperti suasana yang Rhys sajikan setelah kedatangannya ke Inggris. Tak
terdamaikannya sebuah
lanskap yang digambarkan dalam novel Wide Sargasso Sea.
Kehidupan awal Rhys disejajarkan dengan para
penulis-penulis postkolonial lainnya yang merasa dirinya dikhianati oleh realitas Inggris.
Dibentuk oleh semangat naluriah yang diciptakan dari perjuangan untuk memahami keadaan
terisolasi sendiri. Tulisan-tulisan
Rhys keras kepala dan tidak konvensional.
Pada tahun 1940, Jean
Rhys menghilang dari pandangan publik. Pada
tahun 1955 sampai dengan tahun 1960 dia tinggal di Bude, di Cornwal. Setelah
lama menghilang dari
mata publik dia menerbitkan novel Wide Sargasso Sea pada bulan Oktober tahun 1966, setelah menghabiskan tahun-tahun penyusunan dan editing. Wide Sargasso Sea adalah salah satu
novelnya yang membuat namanya dikenang sepanjang masa. Ketika itu umurnya sudah
hampir 70 tahun. Dan Rhys mengatakan kesuksesan novelnya itu sebagian pendakian
yang telat, “Ini semua datang terlambat.” Rhys tidak begitu terkesan
dengan ketenaran sastranya saat itu. Dalam sebuah pengakuannya, dia mengatakan kalau
seandainya dia dilahirkan kembali dia akan memilih hidup bahagia ketimbang
menulis.
Cerita Novel Wide
Sargasso Sea
Novel
Wide Saragasso Sea, menceritakan
tentang Antoinette seorang gadis muda di
awal abad kesembilan belas di Jamaika. Putri kulit putih pemilik mantan budak, dia tinggal di perkebunan
rusak disebut Coulibri Estate. Lima tahun telah berlalu sejak ayahnya, Mr.
Cosway, dikabarkan mabuk sendiri sampai mati, keuangannya menjadi bangkrut setelah
berlalunya Emansipasi Act of pada 1833, yang membebaskan budak hitam dan menyebabkan
kematian pemilik budak kulit putih. Sepanjang kehidupan Antoinette, permusuhan antara aristokrasi kulit
putih runtuh dan para pelayan miskin mereka
pekerjakan
Novel
Wide Sargasso Sea diatur
dalam warna-warni yang eksotis
Jamaika pada tahun-tahun
1830-an. Dalam bagian satu Wide Sargasso Sea, kita mengikuti tokoh
bernama Antoinette dan ruang lingkup masyarakat kolonialisme dari Jamaika saat dia melarikan
diri dari perkebunan
ke rumah bibinya
bernama bibi Cora. Bagian satu menggunakan poin of view atau dari titik
pandang Antoinette.
Bagian kedua yang merupakan bagian lebih panjang,
terutama diceritakan dari sudut pandang Mr. Rochester, meskipun dia tidak
pernah diberi nama, justru menambah misterinya. Dalam buku ini, Mr. Rochester
adalah karakter misterius, dan kita akan lebih mengenal istrinya yang cantik. Mr.
Rochester jelas sangat cinta kepada Antoinette, tetapi ketika rumor mengenai masa lalu
Antoinette mulai menganggunya, Rochester mulai percaya bahwa rumor itu
mungkin membawa lebih dari sedikit kebenaran, terutama
ketika beberapa dari mereka yang dikonfirmasi oleh Antoinette. Dia mulai menampilkan beberapa kegilaan pertama yang kita
lihat di Charlotte Bronte, Jane Eyre—ini bukan spoiler, jika kamu sudah membaca Jane Eyre, kamu pasti tahu istri
Rochester memang gila.
Jean Rhys sang penulisnya, menyamakan dirinya seperti dalam tokoh Antoinette. Dalam karakter
Antoinette, Rhys menciptakan karakternya. Dia mengidentifikasikan karakter
sebagai tokoh yang didorong hampir sepenuhnya oleh emosi. Karakter yang akan tunduk pada serangan irasionalitas,
spontanitas, dan gangguan mental, meskipun kita akan jatuh simpatik.
Kita akan mengerti mengapa Antoinette adalah cara
mengidentifikasi jiwa Rhys. Untuk membawa
simpati ini, Rhys mengajak pembaca mengetahui rahasia masa-masa penuh gejolak Antoinette dan waktu ketika dia merasa ditolak
oleh mereka yang
dicintainya lagi dan lagi.
Sementara Rochester jelas pahlawan untuk
Jane Eyre, dia lebih terlihat menjadi penjahat daripada di
dalam Wide Sargasso
Sea. Ketika dia "jatuh cinta" dan
menjadi pengantin muda, dia tidak bisa merasakan keinginan untuknya, dan dia tidak bisa merasakan cinta—kita harus bertanya-tanya
bagaimana Jane menghadapi takdir sebagai istrinya. Dan pada akhirnya, kepada Antoinette, setidaknya, dia bisa merasakan keinginan dan cinta.
Wide Sargasso Sea penuh dengan citra subur, citra eksotis untuk orang
seperti Rochester yang telah datang dengan harapan seperti langit berkabut dari
Yorkshire yang membosankan dan senang memperbandingkannya. Di Karibia buat Jean
Rhys, segala sesuatu tampaknya terus mekar, terus
berubah, mencair, dan
hidup berwarna-warni. Sementara Antoinette memuja kemuliaan
di antara warna-warni
tersebut, Rochester terganggu oleh itu. "Semuanya terlalu
banyak," katanya, "terlalu banyak biru, terlalu banyak ungu, terlalu
banyak hijau." Dan jika warna yang hidup tidak cukup, ada orang-orang aneh—Christophine
dan Amélie—ritual dan praktik aneh mereka. Ini semua sangat memabukkan dan
membingungkan bahwa kita hampir bisa memaafkan kesalahan Rochester. Hampir,
tapi tidak cukup. Buku ini penuh dengan simbolisme
dalam setiap detail-detail utamanya, dan gema-gema narasi dari insiden.
Novel ini membuat kita percaya bahwa nasib Antoinette—didorong
kegilaaan—mungkin saja tak terelakkan. Antoinette membiarkan
dirinya berpikir begitu. "Saya tidak akan berusaha untuk menyelamatkan
diri," katanya, "jika ada orang yang mencoba menyelamatkan saya, saya
akan menolak. Ini harus terjadi." Dan Jean Rhys tampaknya setuju dengan Antoinette.
Namun dalam Wide
Sargasso
Sea, kita belajar bahwa nasib tragis Antoinette sebenarnya tidak perlu. Seperti saat dia menunggu dengan suami
barunya untuk meninggalkan rumah bulan madu itu, Rochester berpikir, "Jika
dia ... menangis, aku akan membawanya dalam pelukanku." Dan Antoinette
ingin menangis, tapi dia sudah memperingatkan bahwa air mata tidak akan
berpengaruh. Rochester tidak
bisa memberitahu istrinya apa yang dia inginkan dan butuhkan. Dengan harapan bahwa keduanya akan berjalan ke pelukan
masing-masing dan membuat perasaan mereka muncul.
Pembaca harus melihat ke Jane Eyre untuk menemukan nasib
akhir Antoinette, meskipun Jean Rhys telah mengatakan bahwa dia membayangkan
itu sebagai kemenangan. Jean Rhys mengatakan, “Saya tidak melihat seperti itu.
Saya melihatnya sebagai tragedi menumpuk tragedi, bahkan dalam kematian,
Antoinette tidak membalas dendam pada suami yang kejam, tapi
pergi ke pelukan lain, sebagai gantinya.”
Novel Wide
Saragasso Sea melukiskan konvensi tematik dengan mengedepankan kisah Antoinette,
juga berinovasi secara gaya, mengadopsi narasi, temporal, dan skema estetika yang mencerminkan
pluralisme budaya dan ras. Bercokol di antara
keprihatinan sastra zaman
pertengahan abad kedua puluh, Wide Sargasso Sea
memiliki simbol-simbol dan gambar-gambar yang mendasari mimpi-mimpi
besar seperti dalam plot yang menginformasikan potongan-potongan
atas narasi besar tersebut. Menggali ke dalam
jiwa karakter utamanya, Rhys meneliti identitas terfragmentasi dan sadar
ketakutan dengan fokus pada dunia
batin yang mencerminkan kesan dari lanskap
atau fisik yang menggugah. Struktur tripartit dari novel, dengan
adanya pergeseran dalam suara-suara narasi dan melompat melalui ruang dan waktu.
Wide
Sargasso
Sea berjuang melawan tradisi yang
dominan dengan postkolonial, feminis, dan modernis
kritikus. The Modern Library memasukan novel Wide Sargosso Sea sebagai salah satu novel terbaik dunia dari 100
karya sastra terbaik yang pernah ditulis pada abad 20.
Sumber referensi dan
gambar:
http://www.open.uwi.edu
Wikipedia.org
www.sparknotes.com
www.modernlibrary.com
http://literarycornercafe.blogspot.co.id
No comments:
Post a Comment