Tahun 2004, pertama kalinya saya mencoba rafting. Waktu itu saya ikutan
perhimpunan mahasiswa pencinta alam, salah satu kegiatan wajibnya adalah
menjalani pendidikan berbagai divisi seperti panjat tebing, caving, rafting, naik gunung, dan
lain-lain. Kegiatan rafting ini
sangat berkesan buat saya.
Jadi ceritanya begini, saya dan teman-teman
dilatih mendayung menggunakan perahu karet, satu waktu kita mesti belajar flip-flop alias perahunya mesti
terbalik. Kami semua berada di posisi pinggir perahu karet yang ada
tali-talinya. Saat perahu dibalikkan, teman-teman saya bisa meloloskan diri
dengan mudah ke pinggir sungai sementara saya tersangkut tali. Saya berusaha
meloloskan diri tapi enggak ada yang tahu kalau saya terjebak di bawah. Untung
saja perahu terbalik menyisakan ruang bergerak. Enggak berapa lama saya bisa
lepas dari tali. Naas kembali menghampiri, teman-teman saya membalikkan perahu
ke posisi semula membuat ruang bernafas hilang. Saya terjebak lagi dalam
keadaan lebih parah karena di bawah perahu yang posisinya normal. Saya berusaha
berenang ke pinggir perahu namun perahu karet itu seperti menyedot kepala saya,
saya juga enggak bisa menyelam karena dayung yang saya pegang membuat saya mengapung.
Sepersekian detik rasanya saya mau mati. Lalu saya putuskan untuk membuang
dayung dan menyelam. Dan akhirnya saya bisa menyelam kemudian berenang ke
pinggir sungai.
Begitu sampai di pinggir sungai,
senior-senior saya menyambut karena mereka sempat mencari-cari saya yang
hilang. Seorang senior menanyakan dayung saya, saya jawab saja saya lepaskan. Senior
itu menghukum saya karena enggak bisa menjaga properti yang katanya mahal. Dengan
kesal saya push up 100 kali. Hiks.
Saya memang punya phobia air berskala besar,
namun buat saya sungai masih terasa aman ketimbang laut. Kejadian berada di
dasar sungai terantuk-antuk batu itu enggak membuat saya kapok main di sungai,
hanya saja kalau harus menyelam saya masih mikir-mikir he he he. Setelah itu
saya memang enggak pernah rafting lagi,
bukan karena kapok tapi belum ada kesempatan lagi.
Sebelas tahun kemudian, tepatnya bulan
November 2015 kemarin, saya mendapat undangan dari Landra, host program One Day In ... Net TV untuk menjadi host
tamu bersama Eva. Hari pertama kami menikmati petualangan di Goa Sinjang Lawang. Hari kedua, nggak disangka bakal ketemu sama kegiatan rafting lagi. Bedanya kali ini adalah body rafting. Awalnya agak-agak ngeri
juga, pakai perahu karet saja bisa ada kejadian seram gitu apalagi pake badan?
Ternyata pikiran saya salah, body rafting
itu menyenangkan sekali. Mari kita mulai cerita petualangan body rafting di sungai Citumang.
Saya, Eva, Landra, Erwin, Oswald, dan Pak
Dadang menginap di RiverSider, Batu Karas. Dari sana membutuhkan waktu sekitar
satu jam kurang. Kami tiba di sebuah lapangan dekat waduk pembangkit listrik
tenaga air.
Waduk PLTA
Waduk PLTA
Tempat wisata Citumang berada di Desa Bojong,
Kecamatan Parigi, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kenapa sih nama sungainya
Citumang? Ternyata nama Citumang menyebutkan berdasar kepercayaan masyarakat akan
legenda tentang seekor buaya buntung bernama Si Tumang. Untuk menghormati buaya
itu namanya dipakai untuk nama sungai tersebut.
Curug Lampeng Green Valley
Untuk memulai petualangan body rafting di Curug Lampeng Green
Valley, kawasan sungai Citumang ini kami mesti berjalan kaki sekitar lima belas
menit. Udara cukup panas meski pepohonan meneduhi kami. Ngos-ngosan juga saya. Perjuangan
nggak sia-sia, pemandangan indah air terjun Green Valley benar-benar mempesona
kami. Lihatlah bebatuan raksasa yang berdiri begitu rupa, akar-akar gantung, air
yang jernih tertimpa matahari menimbulkan warna hijau biru berkilau. Curug
Lampeng Green Valley ini masih sepi pengunjung sehingga kamu akan merasa curug
privat. Ditambah lagi udaranya yang segar, jauh dari polusi. Tempat sempurna,
seperti surga kecil.
Kang Kaisar mengarahkan Eva
Kang Kaisar, pemandu kami mengarahkan kami
untuk terjun dari salah satu batu yang tingginya satu meter. Hitung-hitung
pemanasan sebelum kami lompat dari batu berketinggian tiga sampai lima meter.
Pertamanya saya agak panik disuruh lompat padahal sudah pakai baju pelampung,
tapi-tapi-tapi kan ini direkam sama TV ya? Masa saya nggak lompat? Ketahuan deh
penakutnya. Huahaha. Oswald mengawasi kami dengan mata kameranya dari arah
mulut curug, sementara Erwin menyiapkan drone untuk mengambil gambar dari atas.
Mau nggak mau saya akhirnya lompat juga. Begitu menyentuh air yang rasanya
dingin namun menyegarkan rasa lega menyerbu saya. Saya merasa disambut oleh ruh
sungai dengan ramah.
Erwin menyiapkan kamera
Oswald mengambil gambar
Landra melompat dari batu ketinggian semeter
Eva melompat dari batu ketinggian semeter
Menguatkan niat melompat dari batu ketinggian semeter
Tantangan selanjutnya melompat dari batu
berketinggian lima meter. Saya dan Eva sama-sama nggak berani, akhirnya kami
hanya lompat dari batu berketinggian tiga meter saja, itupun bersama
instrukturnya. Butuh perjuangan buat naik ke atas batu tersebut karena
permukaannya licin dan kami hanya bisa berpegangan pada akar-akar pohon. Setiap
kali melompat, Eva akan berteriak, kayaknya dia senang banget seolah melepaskan
semua beban.
Terjun dari batu berketinggian tiga meter
Agak siang, kami beranjak menuju Goa
Kalinumpang. Nama goa ini diambil dari Bahasa Sunda “kali” yang artinya sungai, dan kata “Numpang” yaitu sungai numpang adalah air sungai yang mengalir di bawah tanah.Kami kembali berjalan sekitar lima belas menit lagi dalam keadaan
tubuh basah. Kami sampai di sebuah lapangan yang cukup besar, di sana ada batu
bertuliskan Citumang. Di hadapan kami terhampar sungai jernih kebiruan. Wilayah
ini cukup banyak pengunjung enggak seperti Curug Lampeng Green Valley. Nampak juga
beberapa bule.
Batu bertuliskan Citumang
Pemandangan dalam Goa Kalinumpang
Body rafting dalam Goa Kalinumpang
Sebelah kanan lapangan ada Goa Kalinumpang
yang ujungnya buntu. Sebenarnya ujung goa ini kalau terbuka terhubung langsung
dengan Green Valley. Goa ini termasuk goa berair yang kedalamannya tiga sampai
delapan meter. Goa ini cukup terang karena memang enggak panjang. Dari mulut
goa, pemandu meminta kami berbaring terlentang dan saling mengaitkan kaki. Kami
diseret hingga ujung goa. Walaupun dinding Goa Kalinumpang enggak semenarik Goa
Sinjang Lawang, namun goa ini punya keistimewaan tersendiri. Salah satunya dinding
goa sebelah kanan bisa kami naiki lewat akar-akar yang menancap. Dari
ketinggian tujuh meter itu, para pengunjung bisa melompat ke bawah. Di antara
saya, Eva, dan Landra nggak ada yang berani melompat. Mulanya Erwin dan Oswald
berniat menguji nyali, begitu melihat dasar air berbatu dari atas, Erwin
mengurungkan niat. Oswald dengan gagah berani terjun ke air. Go Oswald, go!
Dinding goa berketinggian tujuh meter
Oswald melompat dari ketinggian tujuh meter
Sebelum kami melanjutkan petualangan body rafting di Citumang, matahari sudah
di puncak, jadi kami memutuskan untuk mengisi perut. Liwetan berupa nasi,
tempe, tahu, dan ayam goreng tersaji di atas daun pisang. Sebagai pelengkap,
ada sambal dadak yang pedasnya bikin ketagihan terhidang di antara rerumputan
dan pohon-pohon.
Makan siang liwetan
Sehabis makan, area Citumang masih menawarkan
tantangan demi tantangan seperti melompat ala tarzan dari akar pohon ke sungai,
masuk ke goa dalam air terjun, dan tentu saja menyusuri lekuk sungai. Ngomong-ngomong
soal lompat ala Tarzan itu, hanya Landra yang mencoba sensasinya. Saya dan Eva
menjadi penonton manis pemberi semangat saja he he he.
Landra melompat ala Tarzan
Air terjun mini dimana di bawahnya ada goa
tersembunyi sesungguhnya menyimpan keasyikan tersendiri. Goanya kecil dan
bentuknya melingkar. Dalam waktu lima menit saja, kami sudah selesai
memutarinya.
Di depan goa air terjun mini
Dalam goa air terjun mini
Petualngan body rafting sesungguhnya baru dimulai ketika kami bertiga, saya,
Eva, dan Landra menjelajah sungai Citumang hingga kembali ke waduk pertama kali
datang. Body rafting adalah menyusur
sungai mengikuti aliran air menggunakan pelampung dengan posisi tubuh
terlentang beriring-iringan mengaitkan kaki ke ketiak satu sama lain dipimpin
pemandu. Aliran sungai yang membelah hutan jati itu begitu tenang. Sayangnya saat
itu sungai agak kering sehingga di beberapa bagian sungai kami terpaksa
berjalan kaki. Yang paling berkesan buat saya saat kami menyusuri lika-liku
waduk yang kiri-kanannya semacam tembok bebatuan. Tubuh saya larut bersama air.
Menjadi aliran yang enggak terpisahkan dengan alam. Saya serupa daun jatuh
hanyut oleh sungai, melesat bersama energi semesta.
Sungai Citumang
Untuk menikmati segala sensasi tersebut, kamu
cukup menyisihkan uang kurang lebih sebesar seratus ribu. Harga yang sangat
terjangkau, kan? Oh iya, silakan menikmati hasil liputan Net TV One Day In
Pangandaran di sungai Citumang ini ^_^
Selamat datang di dunia Evi Sri Rezeki, kembarannya Eva Sri Rahayu *\^^/* Dunia saya enggak jauh-jauh dari berimajinasi. Impian saya mewujudkan imajinasi itu menjadi sebuah karya. Kalau bisa menginspirasi seseorang dan lebih jauhnya mengubah peradaban ^_^
Ah pengen ke sana lagi, lompat dari tebing 7 meter itu lagi. Ke sini tahun lalu pas momotoran keliling dari Pantura ke Pantai Selatan. Ga kerasa di sini main air sampai tiga jam lebih, langsung ngegas dan tepar di Tasik.
Also, in the event that you to such an extent as unfasten the lashes, the first rafting aide who sees it will be delicately advising you that putting yourself in danger that way simply "isn't satisfactory." life saving equipments
.On monetarily guided whitewater rafting trips, wearing a PFD isn't a choice; it's a prerequisite. Also, on the off chance that you to such an extent as unfasten the ties, the first rafting guide who sees it will be delicately advising you that putting yourself in danger that way "isn't worthy." Best Inner Tube Float
The body rafting adventure on the Citumang River is an exhilarating experience. The scenic beauty and adrenaline-pumping rapids make it a must-try activity for adventure. Future Cybersecurity Predictions The expert guidance and safety measures have been provided.
Selamat datang di dunia Evi Sri Rezeki, kembarannya Eva Sri Rahayu *\^^/*
Dunia saya enggak jauh-jauh dari berimajinasi. Impian saya mewujudkan imajinasi itu menjadi sebuah karya. Kalau bisa menginspirasi seseorang dan lebih jauhnya mengubah peradaban ^_^
Wah seruuu banget yah, airnya pun jernih. Jadi pengen ajakin Marwah kesini deh, dia soalnya seneng berenang
ReplyDeleteAyo Teh ke sana. Iya Marwah pasti seneng deh :)
Deletewikkk seru nih kayak nya :o , canti cantik pula
Deletewaah emang seruuu ke sini
ReplyDeleteAku pernah waktu itu,sebelom terkenal sesekarang ini,
kebetulan rumah sahabat sekitaran situ rumahnya,
ahh..jadi pengen balik lagiii kesanaa
Bersih dan indah ya Teh di sana :)
DeleteAh pengen ke sana lagi, lompat dari tebing 7 meter itu lagi. Ke sini tahun lalu pas momotoran keliling dari Pantura ke Pantai Selatan. Ga kerasa di sini main air sampai tiga jam lebih, langsung ngegas dan tepar di Tasik.
ReplyDeleteWih Arif hebat berani lompat dari tebing 7 meter :O
Deletesumpah, reviewnya bikin aku pingin ke sana, kelar lahiran kalo udah fit mesti ke sana, huhuhu
ReplyDeletesalam,
ara
Also, in the event that you to such an extent as unfasten the lashes, the first rafting aide who sees it will be delicately advising you that putting yourself in danger that way simply "isn't satisfactory."
ReplyDeletelife saving equipments
.On monetarily guided whitewater rafting trips, wearing a PFD isn't a choice; it's a prerequisite. Also, on the off chance that you to such an extent as unfasten the ties, the first rafting guide who sees it will be delicately advising you that putting yourself in danger that way "isn't worthy." Best Inner Tube Float
ReplyDeleteeasy to handle and they stick to a target well
ReplyDeleteI definitely thank them for this opportunity! about his
ReplyDeleteThe team demonstrated an excellent project management and a meticulous approach to agile development. designing and branding services
ReplyDeleteThe body rafting adventure on the Citumang River is an exhilarating experience. The scenic beauty and adrenaline-pumping rapids make it a must-try activity for adventure. Future Cybersecurity Predictions The expert guidance and safety measures have been provided.
ReplyDelete