Eva dan Evi, si kembar LDR |
Apa yang lebih menyiksa dari hubungan jarak
jauh? Apa coba? Apa? Hubungan jarak jauh alias Long Distance Relationship itu
lebih menyakitkan dari luka yang cukain, lebih tersiksa dari sakit gigi, dan
lebih perih dari lihat mantan gebetan udah punya pacar baru. Oke, oke, saya
mulai lebay.
LDR itu banyak jenisnya, LDR sama orangtua,
LDR sama sahabat, LDR sama kakak atau adik, LDR sama pacar, LDR sama suami, dan
LDR sama kembaran sendiri. Dari semua LDR di atas, saya udah nyobain semua lho.
Dan, serius deh, LDR paling ngebetein itu LDR sama Eva, kembaran saya.
Pasalnya, sejak belum lahir, kita udah berduaan. Rebutan nutrisi di rahim Mama.
Main tendang-tendangan, cakar-cakaran, puter-puteran, pokoknya sampai brojol
kita bareng-bareng.
Sesudah lahir, saya dan Eva juga banyak
menghabiskan waktu bersama. Mulai dari sama-sama pakai romper bayi, pakai baju
yang disama-samain, sampai punya karakter fasyion sendiri. Dari mulai Eva dan saya
bergaya cupu, sampai saya bergaya miss
matching, dan sampai si Eva bergaya ala harajuku alias pakai baju tabrak
sana-sini. Dari mulai kita punya kecengan pertama, sampai rebutan gebetan #eh.
Mungkin itulah yang dinamakan dunia milik berdua.
Bukannya kita nggak pernah LDR sebelumnya,
tapi waktu itu kita masih kecil. Nggak kerasa juga, mungkin. Pada saat saya dan
Eva berumur sebulan, kami sudah dipisahkan. Kan katanya, anak kembar harus
dibesarkan di tempat berbeda. Sampai sekarang saya nggak ngerti kenapa harus
gitu. Ya sudahlah, kita lewati masa itu.
Kenapa saya dan Eva jadi kembar LDR?
Ceritanya, Eva diboyong suaminya ke kota hujan, sementara saya di Bandung.
Rumah kembar kita yang sebelahan itu mendadak sepi. Masa iya saya larang-larang
Eva buat nggak ikut suaminya? Nggak mungkin, kan? Selama setahun, Eva tinggal
di Bogor.
Nggak
enaknya LDR
Pertama,
komunikasi tersendat. Selama itu juga, kami berhubungan hanya
lewat telpon, SMS, What’sapp, BBM, atau media sosial. Masalahnya, komunikasi
kami kurang lancar berhubung saya kurang suka chatting. Iya, saya paling males
curhat lewat HP. Paling banter ya telponlah. Kami makin jarang ngobrol dan
bikin kembaran saya murang-maring. Dia protes-protes karena kangen.
Kedua,
sesi kopi darat habis buat urusan kerjaan. Sebulan sekali, Eva
pulang ke Bandung. Biasanya kami memaksimalkan waktu buat ngerjain program. Ada
setumpuk program yang kami jalankan bersama, semisal Komunitas TwiVers (Twins
Universe), seri TwiRies dua—yang Alhamdulillah sampai sekarang belum kelar
ditulis—program tulis menulis lain, atau menjalankan program EPIC Creative
House. Akibatnya, walaupun ketemu, kami tetap jarang curhat!
Ketiga,
kehilangan banyak moment. Kebanyakan peristiwa istimewa kami bagi
bersama. Misalnya, kencan ganda, ulang tahun, nulis novel atau ngeblog bareng,
datang ke acara, atau jadi panitia acara. Pernah lho kita cuma ngerayain ulang
tahun berdua saja di kamar. Sengaja beli kue, tiup lilin dan berdoa berdua. Berhubung
orangnya nggak ada, terpaksalah moment-moment istimewa itu dijalanin sendiri.
Hiks.
Keempat,
kehilangan tempat curhat dan teman berbagi rahasia. Kalau
dulu, apa-apa dicurhatin, apa-apa diceritain, nangis-nangisan, sampai
berantem-beranteman. Yang namanya anak kembar nggak ada rahasia. Psst…
hati-hati buat kamu yang suka curhat sama anak kembar, rahasianya bakal kebagi
dua. Ya anggap saja kamu curhat paketan. Bukannya kami bermaksud merahasiakan
sesuatu sama kembaran, ini soal situasi saja.
Kelima,
kehilangan partner in crime.
Saya sama Eva pada dasarnya orang baik (bohong, bohong, bohong), cuma sesekali suka
nakal. Misalnya, kabur dari rumah buat ngerasain kemping, minum es limun saat
puasa, atau ngejahilin orang. Saya sama Eva suka ngangkat telpon terus
pura-pura jadi kembaran gitu. Nah, sekarang susah kan, nggak ada orangnya.
Enaknya
LDR
Pertama, nggak ada.
Kedua, nggak ada.
Ketiga, nggak ada.
Keempat, nggak ada.
Kelima, nggak ada.
Lho, bagus dong LDR, jadi lebih mandiri. FYI, secara kasat mata, kami cukup
mandiri buat mandi sendiri atau makan sendiri. Maksudnya, kami cukup dewasa kok
buat melakukan tanggung jawab sendiri-sendiri. Tenang saja.
Kabar baiknya, mulai bulan Juni ini, Eva
balik lagi ke Bandung! Yeay! *\^^/* Selesai sudah masa LDR kami. Selamat datang
masa-masa menyenangkan ^^
Kamu punya pengalaman LDR juga? Cerita dong
sama saya, apa hal yang nyebelin dari LDR? Tulis saja di komentar, yes!
aku paling ngg tahan LDR...negg afdol rasanya hehehehe....makanya diberi rezeki bareng teruuus Vi :)
ReplyDeleteAamiin. Iya Mbak Indah, nggak enak LDR itu :D
DeleteAku LDR sama calon misua teh. Tapi gak apa2 malah nyaman sih karena aku gak suka sering2 ketemu dia. Ntr aja udah nikah :D
ReplyDeleteKalau udah nikah enaknya nggak LDM, Mbak :D
DeleteSeruuuu ya punya sodara kembar >.<
ReplyDeleteIya seru *\^^/*
DeleteNggak enak banget emang LDR atau LDM mah. Bisa denger suara tapi nggak bisa bersentuhan. T_T
ReplyDeleteIya, teknologi nggak membuat hati kita hangat, Teh Uwien
DeleteKayaknya seru sih punya sodara kembar hahaha X)
ReplyDeleteSeru banget, Kan ^^b
Delete