Berfoto di banner Asia Afrika |
Perhelatan Konperensi Asia Afrika yang ke 60
tahun memang dibikin istimewa, judulnya saja Asian African Conference Commemoration Indonesia 2015. Euforia
perhelatan ini dirasakan hampir oleh seluruh masyarakat Indonesia dan Negara lain.
Yang paling terasa yang pasti sih di Jakarta dan Bandung, dua tempat
berlangsungnya acara.
Mulai dari tanggal 18 April hingga 2 Mei,
berbagai rangkaian acara menarik berlangsung. Kota Bandung menghias dirinya
dengan segala pernak-pernik bertema Konperensi Asia Afrika, taman-taman dan
jalan-jalan dipermak. Kecantikan kota Bandung membangkitkan gairah penduduknya
untuk berfoto dan mempublikasikannya di sosial media, yang disinyalir bernama foto kekinian. Niatnya sih ingin
menyukseskan atau minimal sedikit terlibat dalam acara ini. Bagi pemburu foto
kekinian, wajib banget buat mengabadikan moment Konperensi Asia Afrika ini.
Enggak mau ketinggalan moment kekinian, saya pun jalan-jalan ke Gedung Merdeka buat mengintip
sisa-sisa kesemarakan acara. Saya sengaja memilih hari sabtu, karena puncak
acara saat itu ada di jalan Ir. H. Djuanda. Niat ini sebenarnya karena ingin
menikmati Gedung Merdeka dengan tenang tanpa berdesak-desakan. Tapi yang saya
temukan jauh dari perkiraan. Masyarakat yang antusias masih saja memadati jalan
Asia Afrika dan Braga walaupun enggak ada acara. Mungkin niat saya itu persis sama
dengan ribuan orang lainnya T.T
Setelah puas mengamati keadaan sekitar jalan
Asia Afrika dan Braga (dan beberapa jepret foto narsis kekinian), saya punya
beberapa pandangan. Jadi begini, saya membagi beberapa tipe orang pemburu foto
kekinian ini menurut alat yang digunakan dan sifatnya.
Tipe
pemburu foto kekinian menurut alat yang digunakan:
Pertama,
yang menggunakan kamera smartphone
buat berfoto-foto. Ini memang yang paling praktis karena hampir
enggak terpisahkan dengan kita semua. Sebenarnya kalau buat foto kekinian
enggak bisa disebut praktis juga sih, soalnya kamu mesti foto gantian. Bisa
saja sih foto bareng-bareng menggunakan kamera depan. Yah, tapi tahu kan, kalau
kamera depan kualitasnya kurang daripada kamera belakang. Terus kita juga susah
ngambil latarnya. Niatnya kan, mau foto kekinian dengan setting Gedung Merdeka, ya?
Berfoto menggunakan kamera smartphone |
Kedua,
yang menggunakan kamera smartphone
dan tongsis.
Nah, tipe ini agak bermodal dikit. Maulah nenteng-nenteng tongsis ke mana-mana.
Bisa juga foto bareng-bareng dengan setting-nya
ketangkap kamera, walaupun tetap saja mesti pakai kamera depan. Tapi jangan
khawatir buat kamu yang nggak punya tongsis, ada Emang-emang yang berkeliaran
buat jualan tongsis lho!
Berfoto menggunakan kamera smartphone dan tongsis |
Ketiga,
yang menggunakan kamera DSLR. Nah ini tipe yang paling
niat banget (buat ikutan lomba). Kualitas gambar yang dihasilkan lebih bagus
dan jernih. Apalagi kalau sambil bawa tripod, kamu bisa foto bareng-bareng
juga. Cuma kekurangannya berat juga bawa-bawa kamera DSLR ke mana-mana, terus
sambil nenteng-nenteng berbagai lensa. Belum lagi buat masalah keamanan, serem
juga kalau kamu diincar orang-orang yang berniat jahat.
Berfoto menggunakan kamera DSLR |
Tipe
pemburu foto kekinian menurut sifatnya:
Tipe
pertama, yang rajin. Tipe orang rajin ini suka mengambil gambar setting Gedung Merdeka dan sekitarnya
menjadi objek foto, seperti gedung, pertunjukan, bendera, pop up, dan lain-lain. Tipe ini bukan cuma mau narsis tapi mau
mengabadikan peristiwa juga.
Tipe pemburu foto yang rajin |
Tipe
kedua, yang sabar. Seperti yang sudah dibilang di atas, ribuan
orang tumpah ruah di sekitar jalan Asia Afrika dan Braga. Kebayang nggak
antrinya yang mau foto di pop up
Presiden Soekarno saja? Atau pada mau foto di banner yang ada tulisan Konperensi Asia Afrikanya? Udah mending
nggak usah dibayangin, pokoknya antrinya bikin pengin teriak-teriak dan nyeburin diri ke kali Cikapundung.
Nah, tipe orang sabar (disayang pacar ini)
rela berjam-jam nungguin demi foto di pop
up atau banner itu. Luar biasa
saudara-saudara!
Tipe pemburu foto yang sabar |
Tipe
ketiga, yang efektif dan efisien. Orang-orang dengan tipe ini
mengamalkan pepatah Indonesia yang berbunyi “tak ada rotan, akar pun jadi”.
Nggak ada pop up, nggak ada banner, nggak ada bendera, nggak ada
pernak-pernik Konperensi Asia Afrika, tembok dan jeruji besi pun jadi. Saya
sampai geleng-geleng kepala, ini yang lihat update
foto mereka pada tahu nggak ya kalau mereka lagi di Gedung Merdeka?
Tipe pemburu foto yang efektif dan efisien |
Kesimpulannya, Konperensi Asia Afrika tahun
ini telah memanggil hampir segenap warga Bandung buat foto kekinian ^^V
No comments:
Post a Comment