Aku terbangun. Lissa yang
tidur di sampingku, meronta-ronta dan menjerit. Aku berlari keluar dari kamar.
Tidak
biasanya Lissa histeris tak
keruan. Aku takut dan bingung. Apalagi melihat matanya yang membelalak tajam. Tangannya menunjuk-nunjuk sembarangan, berakhir pada sebuah arah. Ruang kerjaku.
Credit |
Ada apa di sana?
Meski lampu tidak kunyalakan, ruang kerjaku terang benderang. Cahaya itu berasal dari meja kerjaku. Aku teringat ada sebuah sebuah benda yang kusimpan. Kristal berbentuk segitiga yang kutemukan bersamaan dengan kedatangan misterius Lissa. Segitiga yang entah terbentuk dari materi apa. Setiap harinya, benda itu semakin kecil. Membuatku dirasuki rasa cemas. Karena itu, aku berhenti memerhatikannya.
Sampai malam ini, aku sudah benar-benar lupa keberadaan benda itu. Apakah Lissa punya insting di mana benda itu kuletakkan? Sungguh, aku tidak bermaksud menyembunyikannya. Dia tidak pernah menanyakannya.
Meski lampu tidak kunyalakan, ruang kerjaku terang benderang. Cahaya itu berasal dari meja kerjaku. Aku teringat ada sebuah sebuah benda yang kusimpan. Kristal berbentuk segitiga yang kutemukan bersamaan dengan kedatangan misterius Lissa. Segitiga yang entah terbentuk dari materi apa. Setiap harinya, benda itu semakin kecil. Membuatku dirasuki rasa cemas. Karena itu, aku berhenti memerhatikannya.
Sampai malam ini, aku sudah benar-benar lupa keberadaan benda itu. Apakah Lissa punya insting di mana benda itu kuletakkan? Sungguh, aku tidak bermaksud menyembunyikannya. Dia tidak pernah menanyakannya.
Kubuka laci kerjaku. Aneh! Segitiga
itu mengeluarkan sinar putih pucat berpendar-pendar. Semakin kuat cahayanya, jeritan Lissa pun makin
melengking. Dia terdengar sangat kesakitan. Aku harus bergegas. Kusambar benda itu cepat.
Aaawww…!
Mendadak benda itu terasa
panas di tanganku. Jari-jariku berdenyut. Terbakar. Sialan!
Segitiga itu menggeleser ke arah pintu. Lissa sudah berdiri di ambang. Dia dengan cekatan mengambil benda
itu. Cahaya segitiga meredup seperti senter kehabisan baterai. Sekarang malah mati total. Menyisakan seonggok kristal dengan warna abu. Tidak, memang telah menjadi abu!
Aku hanya bisa memandanginya dengan nelangsa. Lissa menyentuh kristal itu hati-hati. Partikel-partikel abu itu dihembuskan angin yang entah datang dari mana.
Aku hanya bisa memandanginya dengan nelangsa. Lissa menyentuh kristal itu hati-hati. Partikel-partikel abu itu dihembuskan angin yang entah datang dari mana.
“Tidak!” teriakku.
Kakiku lemas. Aku jatuh
berlutut. Sementara itu, seluruh tubuh
Lissa dikelilingi energi yang sangat kuat berwarna keperakan. Perasaan takut menguasaiku. Kuseret tubuhku untuk
memeluknya. Jangan pergi! Jangan. Namun tubuhnya mulai transparan.
“Bara, aku harus pulang ke
planetku. Terima kasih sudah memberiku cinta,” ucap Lissa tanpa membuka
mulutnya. Suara itu bergaung di kepalaku.
Tubuhku kaku. Sedetik kemudian, aku hanya dapat memeluk udara.
Tubuhku kaku. Sedetik kemudian, aku hanya dapat memeluk udara.
Yah, ending-nya sedih... :(
ReplyDelete:"(
Deletekirain batunya bisa nyembuhin lissa, ternyata....
ReplyDeletehihihihi...komentar mbak Nat ngingetin sama dukun tiban yang pake batu. Ini joko tarub versi modern ya jeng sri? Keren. :D Hanya kekeliruan penulisan pada paragraf :
DeleteLututku lemas. Aku jatuh berlutut. Sementara itu, seluruh tubuh Lissa mengeluarkan angin dan energi yang sangat kuat. Kuseret tubuhku untuk memeluknya. Namun tubuhnya mulai transparan.
Di kalimat : Sementara itu Seluruh (kurang koma dan huruf awal yang salah pada kata seluruh)
Di paragraf itu, aku menangkap adanya angin dan energi yang "KUAT". Tapi penggambaran aku saat melawan energi itu untuk bisa memeluk tubuh Lissa kurang terasa. IMHO aja sih mbak :D
Iya, bukan nyembuhin :(
DeleteSebenarnya, ini bukan Joko Tarub versi modern, Mbak :D
DeleteUntuk kata 'Seluruh' sudah diedit.
Iya memang rasanya kurang pendeskripsian melawan energi itu :(
Terima kasih masukannya, Mbak Wahyuni :)
Lissa dari planet Krypton :'O
ReplyDeleteBtw, kalo segitiga bisa menggelinding, yah?
Hehehe...
DeleteIya salah nih, segitiga enggak menggelinding. Udah di edit sekarang. Makasih ya masukannya :)
waktunya Lissa dah habis yah..?
ReplyDeleteJAdi sedih... hiks..
yah :(
ReplyDelete:"(
DeleteWas-was baca ini! Muahahaha keyeennn! *calling Superman* #eh :)))
ReplyDeleteHuahahaha... ini Superwoman :D
DeleteKerennnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn :D
ReplyDeleteUdah bagi gue ini the best prompt :D
Aaaaaa... Ajen bikin geer nih :*
DeleteBagus, Pi. Enggak kerasa sisi feminimnya ^_^
ReplyDeleteAsyikkkk :D
Deleteaneh ya segitiganya..
ReplyDeleteSegitiga itu soalnya kunci :D
DeleteLissa udah tau kalo benda itu ada di ruang kerjanya yah? kok gak dari dulu2 aja perginya? *hahahahahahahaha maapp, pertanyaaannya juahat ya :D
ReplyDeleteKemarin-kemarin, dia masih betah di bumi soalnya ;p
Deletekaya dipelm-pelm ya haha apa merujuk ke pelm superman :D
ReplyDeleteSetelah membaca 3 komentar yang menyebut-nyebut Superman, saya baru nyadar kalau FF ini memiliki unsur kemiripan dengan superman. Mungkin karena kristalnya. Tapi kristal ini sumber energi, bukan semacam kelemahan.
DeleteEtapi saya belum nonton Man of Steel, jadi mungkin enggak tahu verso baru Superman :D
hehe iya ya padahal saya g baca komen sebelumnya :D
Deleteyup bener padahal saya juga belum liat man of steel loh hihi
makasih ya atas kunjungannya mbak evi ^^
Sekarang udah nonton Man of Steel *info ga penting*
Deletesedih tapi so sweet...
ReplyDeleteko kepikiran sih bikin yg kyk gini :"(
btw, salam kenal Mbak Evi, saya yg suka bikinin Mbak Evi SPP di Noura books loh, haha *sekilas info :p
Salam kenal, Mbak Sara :)
ReplyDeleteMbak Saraaaa... makasih ya udah bikinin SPP buat saya *\^^/*
Nanti kalau saya main ke Jagakarsa, bisa ketemu langsung nih :D
Yaahh :((
ReplyDeleteKeren tapi.. sukses yaahh :)
tryamoore.blogspot.com
Aih penasaran dengan kata atau kalimat sesudah 'tapi'. Apakah itu?
DeleteMbak Vi, ini KEREEEEEEEEEEEEENNN!!! :D
ReplyDeleteMakasih, Mbak Carra ^_^
DeleteBagus ceritanya. Di kepala saya ini perpaduan cerita smallville, dan Joko Tarub.. :)
ReplyDeleteMeskipun nggak nyambung sebenarnya, tapi beberapa adegan yang digambarkan di cerita ini mengingatkan saya dengan dua cerita tadi..
Keren!
Makasih ya, Mbak Rini ^_^
DeleteSeru bacanya Mbak :) Akunya jatuh cinta gak ya sama Lissa, pgn yg romantis2 nih ^_^
ReplyDeleteMakasih ya :)
Delete