gudangotak(dot)com |
“Kami mengucapkan maaf sedalam-dalamnya dari pihak sekolah. Bapak Toni yang berperilaku buruk terhadap Rara sudah kami keluarkan dari sekolah,” ucap Pak Doni.
“Syukurlah. Mau jadi apa generasi muda jika pengajarnya berkelakuan amoral seperti itu?!” kata Mama.
Ruang tamu itu mendadak hening. Mama memandang tajam Pak
Doni yang merupakan kepala sekolah SMA anaknya. Pak Doni menunduk dalam.
“Tolong jangan sampai media tahu kasus ini ya, Bu.”
“Bapak pikir, saya akan dengan tega mengumbar aib anak
sendiri?!”
Bulu kuduk Mama meremang. Membayangkan anaknya mesti diwawancara mengenai pelecehan yang dilakukan gurunya. Di negara ini, kaum perempuan tetap akan disalahkan. Bagaimana kalau anaknya dituduh menggoda lelaki jahat itu? Rara akan dipandang sebagai perempuan murahan! Belum lagi foto-foto tidak senonoh itu akan bertebaran di berbagai media cetak dan tv. Mau dibawa ke mana masa depan anaknya?
Bulu kuduk Mama meremang. Membayangkan anaknya mesti diwawancara mengenai pelecehan yang dilakukan gurunya. Di negara ini, kaum perempuan tetap akan disalahkan. Bagaimana kalau anaknya dituduh menggoda lelaki jahat itu? Rara akan dipandang sebagai perempuan murahan! Belum lagi foto-foto tidak senonoh itu akan bertebaran di berbagai media cetak dan tv. Mau dibawa ke mana masa depan anaknya?
“Maaf, saya tidak bermaksud begitu. Kami telah
menghilangkan semua jejak yang dapat membahayakan kita semua. Foto-foto,
kamera, dan laptop Pak Toni sudah kami hancurkan.”
“Kalau tidak ada yang mau Bapak bicarakan lagi, silakan
keluar. Saya tidak mau Rara terganggu dengan percakapan ini. Rara masih trauma!”
“Sekali lagi, kami minta maaf, Bu.”
***
Aku mendengarkan obrolan Mama dan Pak Doni dari kamar sambil
menahan tawa. Akhirnya Pak Toni dikeluarkan juga dari sekolah! Skenarioku berhasil!
Siapa yang sangka, akulah yang mencuri kamera dan laptop Pak
Toni. Kupotret diri sendiri dalam berbagai pose seksi. Foto-foto itu kucetak
dan simpan di meja kepala sekolah diam-diam.
Wajahku yang ketakutan dalam foto itu berhasil menipu
banyak orang.
Habis, suruh siapa Pak Toni selalu menghukumku kalau
ketahuan baca buku-buku detektif. Hi hi hi….
rara nakal yah,,hehehe..
ReplyDeletesalam kenal ;)
Salam kenal :)
DeleteRara kebanyakan baca buku detektif jadi kaya begitu T~T
ReplyDeleteIya, dia bakat jadi penjahat di bukunya ;p
DeleteSedikit bingung karena namanya mirip sekali, Toni-Doni, mgkn kalau beda jadi lebih mudah, IMHO :)
ReplyDeleteTerima kasih masukannya, Mbak. Untuk tulisan berikutnya ^_^
DeleteNakal anaknya *keplak
ReplyDeleteKeplak aja :D
DeleteHapaaahhh? Cuma gegara gitu? Hempph. Klo gw jadi Pak Doni pasti akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Mau amoral kok nanggung cuma ama 1 siswi motif dan buktinya kurang valid #eh *kebanyakan nonton serial detektif* :)))
ReplyDeleteHuahahaha... Kayaknya mesti dipanjangin jadi cerpen nih ;p
Deletepengen tak pithes ini rara, #jangan ditiru ya pemirsaaaaah :D
ReplyDeleteEnggak boleh banget ini ditiru! Heu :D
Deletegitu doang?
ReplyDelete:)
Delete???
ReplyDeleteKirain,
Ternyata..
Heu :D
DeleteYa ampuun Rara...
ReplyDeleteTolong diampuni Raranya :D
DeleteTuh anak licik banget. Ih!
ReplyDeleteIya :(
DeleteYa ampuun Rara, sebegitunyya kamuu. ..
ReplyDeleteBerarti kepala sekolahnya bohong ya, Mba. :D
Kepala sekolahnya enggak bohong, tapi enggak tahu :D
Deleteini namanya guru belum tentu kencing, eh malah murid kencing berlari. buat pemirsah sekalian yg rajin menabung dan juga tak sombong, jangan diikutin ya si rara.
ReplyDeleteHihihi, iya jangan diikutin ya si Rara.
Deletewah ini mah muridnya yg posesif..guru aja sampe digituin :(
ReplyDeleteMuridnya enggak posesif, malah pengin ngeluarin gurunya :D
DeleteSetuju kata Teh Orin. Pertama kali baca jadi bingung, jadi sebenernya yang bermasalah itu Pak Toni atau Pak Doni.
ReplyDeleteRara licik banget ya. Hiiiyy menyeramkan kalau punya murid seperti dia. Pembalasannya pol banget, padahal sebabnya sepele :p
Terima kasih masukannya, Putri.
DeleteUntuk FF selanjutnya namanya diusahakan berbeda ^_^
Kalo aku, mungkin jadinya...
ReplyDeleteHabis, suruh siapa Pak Toni selalu menghukumku kalau ketahuan baca majalah porno. Hi hi hi….
:mrgreen: udah si anak emang dibikin ngeres aja gitu hehehe...
Hehehe... bagus juga digituin ya, Mbak.
DeleteTadinya mau kasih sedikit penjelasan kenapa Rara bisa secerdas itu ngejebak gurunya :D