Prompt #14 Bermain Salju

Foto milik Kartika Kusumastuti


“Aku ingin bermain salju,” kataku.

Mama hanya melirikku sebentar, alisnya mencuat sebelah, barangkali kesal karena kegiatannya terinterupsi olehku. Kemudian Mama merajut lagi. Sweater berwarna coklat tua itu hampir tak lepas dari tangannya, sudah beberapa hari ini.

“Aku mau membuat boneka salju yang besaaaarrrr… sekali!” ucapku lagi lebih keras dan bersemangat.


Mama mendesah. Matanya kembali mengarah kepadaku. Aku senang, memang itu yang kuharapkan, perhatian Mama sepenuhnya. Beliau mendekatiku. Kami kini duduk berhadapan.

“Dengar Dion, tubuhmu yang rapuh itu tidak akan kuat menahan dinginnya salju. Diam saja di rumah, ya? Lagipula ke mana kamu akan mencari salju di negeri tropis begini?” ucap Mama lembut.

“Kalau sudah besar, Dion akan pergi ke luar negeri bersama Mama. Kita akan main salju!” ucapku tegas.

Mama menggigit bibir bawahnya keras-keras.

*

“Ma, saljunya turun! Ayo kita bermain salju!” teriakku. Aku mengamit lengan Mama, mengajaknya berlari dan berputar. Mama tertawa bahagia.

Lihatlah Ma, anakmu kini sudah dewasa. Dia bukan seorang anak bertubuh kerdil dan berkulit sepucat kapas, tetapi telah menjadi seorang laki-laki yang bisa mewujudkan impiannya.

Kuraup salju di atas aspal, menumpuknya sedikit demi sedikit. Akhirnya bagian tubuh boneka salju telah terbentuk.

“Ma, ayo bantu aku,” ucapku.

Mama memandangku dengan mata yang berkaca-kaca. Aku bingung, apakah itu bentuk kebahagiaan ataukah kesedihan?

“Ma? Mama, kenapa?”

Aku menghampiri Mama. Aneh, aku melihat tubuh Mama makin membesar. Besar sekali. Mama berubah menjadi raksasa.

“Maaaaa…! Mama, kenapa?!” teriakku ketakutan.

*

“Ke mana anak kita?” tanya Ayah.

“Di ruang Tv, tentu saja. Dia sehari-hari kerjaannya hanya menonton,” jawab Mama dari arah dapur.

“Tidak ada! Aku sedang di ruang Tv sekarang!” Ayah terdengar kesal.

“Dia tidak mungkin ke mana-mana, kau tahu sendiri, anak kita itu lumpuh total!” Mama mulai terdengar panik.
Beliau berlari ke arah ruang Tv masih mengenakan celemek. Mama menganga, melihat tempat tidur mungilku kini kosong.

Mereka berdua mengelilingi rumah sambil memanggil namaku.

“Maaa… Yahhh… lihat aku sedang bermain salju! Kalian tidak melihatku?” Aku melompat-lompat sambil berteriak-teriak di balik layar televisi.
Evi Sri Rezeki
Evi Sri Rezeki

Selamat datang di dunia Evi Sri Rezeki, kembarannya Eva Sri Rahayu *\^^/* Dunia saya enggak jauh-jauh dari berimajinasi. Impian saya mewujudkan imajinasi itu menjadi sebuah karya. Kalau bisa menginspirasi seseorang dan lebih jauhnya mengubah peradaban ^_^

27 comments:

  1. Hmm... aanaknya terperangkap dalam tv kah?

    ReplyDelete
  2. Wowwww bisa masuk Tivi ya??

    Duh tadi ga liat pas masuk nya hhe keren ceritanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe... tadi enggak bilang-bilang soalnya pas masuk tv :D

      Delete
  3. wawa sangat imajinatif mba...nice FF :D

    ReplyDelete
  4. Andaikan saja semua itu nyata ya mbk, hehehhee
    Nice Blog :)

    ReplyDelete
  5. uwaawwww... masuk tipiiii.... :)

    ReplyDelete
  6. wow, idenya keren! saran saya, poV yang bagian terakhir itu coba pake orang ke-3 :)

    ReplyDelete
  7. jd anaknya tiba2 masuk tv gitu?

    ReplyDelete
  8. Mbak Vi, idenya keren :D

    Cuma ada sedikiiiit aja catatan dariku.

    Mama menggigit bibir bawahnya keras-keras. << ini jadi clue yang terlalu kentara :D

    Yang bagian kedua, aku ga tau sih kok mamanya membesar gitu yak. Maksudnya apa yak? Apa ini efek si anak mengecil dan lalu masuk ke TV? Tapi si Mama lagi ga ada di ruang TV ya kalau diliat di bagian ke 3?

    “Tidak ada! Aku sedang di ruang Tv sekarang!” Ayah terdengar kesal. << Ini si Ayah sedang di ruang TV, sedangkan Mamanya di...?

    ... dan sepertinya desa bersaljunya belum terjamah dalam cerita :D

    Hehehe... maap yaa kepanjangan :P smoga berkenan. heuheuheu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. katanya sedikit, kok banyak sih...
      eh tapi jadi lengkap :D

      Delete
    2. Gpp panjang juga Mbak, kan masukan yang membangun :)

      Delete
  9. Kunjungan perdana mbak ...
    Imajinasi yang baik, pasti yang bikin orangnya kreatif ..

    ReplyDelete
  10. Mba Carra:

    Untuk mama mengigit bibir memang sengaja kasih clue, inginnya si twist-nya enggak tiba-tiba banget.

    Iya maksudnya, mamanya ada di dunia nyata, makanya besar, dan anaknya kecil.

    Mamanya ada di dapur :D

    Desa saljunya emang enggak keekspose hiks

    Makasih masukannya mba Carra. Mesti banyak belajar lagi nih, karena banyak yang tidak tertangkap FFnya heuheu

    ReplyDelete
  11. kripik nya udah lengkap, tapi Ide ceritanya keren :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masih kurang kripiknya, Mbak. Ayo tambahin :D

      Delete