Foto milik Kartika Kusumastuti |
“Aku ingin bermain salju,” kataku.
Mama hanya melirikku
sebentar, alisnya mencuat sebelah, barangkali kesal karena kegiatannya terinterupsi
olehku. Kemudian Mama merajut lagi. Sweater berwarna coklat tua itu hampir tak
lepas dari tangannya, sudah beberapa hari ini.
“Aku mau membuat boneka
salju yang besaaaarrrr… sekali!” ucapku lagi lebih keras dan bersemangat.
Mama mendesah. Matanya kembali
mengarah kepadaku. Aku senang, memang itu yang kuharapkan, perhatian Mama
sepenuhnya. Beliau mendekatiku. Kami kini duduk berhadapan.
“Dengar Dion, tubuhmu yang
rapuh itu tidak akan kuat menahan dinginnya salju. Diam saja di rumah, ya?
Lagipula ke mana kamu akan mencari salju di negeri tropis begini?” ucap Mama
lembut.
“Kalau sudah besar, Dion
akan pergi ke luar negeri bersama Mama. Kita akan main salju!” ucapku tegas.
Mama menggigit bibir
bawahnya keras-keras.
*
“Ma, saljunya turun! Ayo
kita bermain salju!” teriakku. Aku mengamit lengan Mama, mengajaknya berlari
dan berputar. Mama tertawa bahagia.
Lihatlah
Ma, anakmu kini sudah dewasa. Dia bukan seorang anak bertubuh kerdil dan
berkulit sepucat kapas, tetapi telah menjadi seorang laki-laki yang bisa
mewujudkan impiannya.
Kuraup salju di atas aspal,
menumpuknya sedikit demi sedikit. Akhirnya bagian tubuh boneka salju telah
terbentuk.
“Ma, ayo bantu aku,” ucapku.
Mama memandangku dengan mata
yang berkaca-kaca. Aku bingung, apakah itu bentuk kebahagiaan ataukah
kesedihan?
“Ma? Mama, kenapa?”
Aku menghampiri Mama. Aneh, aku
melihat tubuh Mama makin membesar. Besar sekali. Mama berubah menjadi raksasa.
“Maaaaa…! Mama, kenapa?!”
teriakku ketakutan.
*
“Ke mana anak kita?” tanya
Ayah.
“Di ruang Tv, tentu saja.
Dia sehari-hari kerjaannya hanya menonton,” jawab Mama dari arah dapur.
“Tidak ada! Aku sedang di
ruang Tv sekarang!” Ayah terdengar kesal.
“Dia tidak mungkin ke
mana-mana, kau tahu sendiri, anak kita itu lumpuh total!” Mama mulai terdengar panik.
Beliau berlari ke arah ruang
Tv masih mengenakan celemek. Mama menganga, melihat tempat tidur mungilku kini
kosong.
Mereka berdua mengelilingi
rumah sambil memanggil namaku.
Hmm... aanaknya terperangkap dalam tv kah?
ReplyDeleteIya anaknya terperangkap dalam tv :D
DeleteWowwww bisa masuk Tivi ya??
ReplyDeleteDuh tadi ga liat pas masuk nya hhe keren ceritanya
hehehe... tadi enggak bilang-bilang soalnya pas masuk tv :D
Deletewawa sangat imajinatif mba...nice FF :D
ReplyDeleteTerima kasih :)
DeleteAndaikan saja semua itu nyata ya mbk, hehehhee
ReplyDeleteNice Blog :)
Nyata gimana kan Irfan?
DeleteTerima kasih :)
haa... kaget!
ReplyDeleteSedang membayangkan :)
ReplyDeleteTerima kasih sudah mau membayangkan :)
Deleteuwaawwww... masuk tipiiii.... :)
ReplyDeleteHarusnya Dion senang ya dia masuk tipi :D
Deletewow, idenya keren! saran saya, poV yang bagian terakhir itu coba pake orang ke-3 :)
ReplyDeleteterima kasih sarannya ya :)
Deletewow kereeeeen endingnya :))
ReplyDeleteMakasih ya :)
Deletejd anaknya tiba2 masuk tv gitu?
ReplyDeleteiya anaknya masuk tv :D
DeleteMbak Vi, idenya keren :D
ReplyDeleteCuma ada sedikiiiit aja catatan dariku.
Mama menggigit bibir bawahnya keras-keras. << ini jadi clue yang terlalu kentara :D
Yang bagian kedua, aku ga tau sih kok mamanya membesar gitu yak. Maksudnya apa yak? Apa ini efek si anak mengecil dan lalu masuk ke TV? Tapi si Mama lagi ga ada di ruang TV ya kalau diliat di bagian ke 3?
“Tidak ada! Aku sedang di ruang Tv sekarang!” Ayah terdengar kesal. << Ini si Ayah sedang di ruang TV, sedangkan Mamanya di...?
... dan sepertinya desa bersaljunya belum terjamah dalam cerita :D
Hehehe... maap yaa kepanjangan :P smoga berkenan. heuheuheu...
katanya sedikit, kok banyak sih...
Deleteeh tapi jadi lengkap :D
Gpp panjang juga Mbak, kan masukan yang membangun :)
DeleteKunjungan perdana mbak ...
ReplyDeleteImajinasi yang baik, pasti yang bikin orangnya kreatif ..
Terima kasih :)
DeleteMba Carra:
ReplyDeleteUntuk mama mengigit bibir memang sengaja kasih clue, inginnya si twist-nya enggak tiba-tiba banget.
Iya maksudnya, mamanya ada di dunia nyata, makanya besar, dan anaknya kecil.
Mamanya ada di dapur :D
Desa saljunya emang enggak keekspose hiks
Makasih masukannya mba Carra. Mesti banyak belajar lagi nih, karena banyak yang tidak tertangkap FFnya heuheu
kripik nya udah lengkap, tapi Ide ceritanya keren :D
ReplyDeleteMasih kurang kripiknya, Mbak. Ayo tambahin :D
Delete