Terbit
-Ceriakan Hidupmu dengan Mentari-
Apa yang kamu lihat dan
rasakan ketika bangun di pagi hari? Saat tangan-tangan kita menyingkap tirai
penutup jendela, cahaya matahari menerobos masuk, memberikan isyarat sebuah
hari baru telah dimulai. Seringkali orang mengatakan, melihat matahari terbit memberikan
energi positif. Matahari pagi adalah penanda harapan.
Kebiasaan masyarakat pada
era sekarang barangkali telah bergeser, alih-alih membuka tirai penutup
jendela, orang akan lebih dulu mengecek handpone,
melihat kejadian di berbagai belahan dunia pada layar kecil. Ada juga yang
ketika bangun pagi langsung menghampiri layar komputer atau laptop. Saya juga
begitu.
Suatu pagi di bulan Desember
tahun 2009, saya menemukan sebuah situs bernama www.situseni.com sedang mengadakan sebuah
kontes bertajuk “Lomba Cipta Puisi Indosat”. Untuk mengikuti lomba tersebut,
peserta harus menggunakan produk Indosat.
Saya pun akhirnya mengggunakan produk Indosat
yaitu Mentari. Saat itu saya berpikir
sementara saja menggunakan Mentari.
Tidak disangka, puisi saya masuk dalam tiga puisi terbaik bulan pertama. Masih
ada jenjang pemilihan puisi utama, sehingga selama proses itu, saya menggunakan
Mentari.
Menulis puisi sebenarnya
telah menjadi life style sejak
diputarnya film “Ada Apa dengan Cinta” tahun 2002. Masyarakat sudah mulai
familiar dengan puisi dan membuat puisi.
Event “Lomba Cipta Puisi
Indosat” digelar hampir empat bulan itu, pada awalnya tidak cukup booming meski pesertanya mencapai
ratusan dalam satu bulan pertama. Pada bulan kedua dan selanjut mengalami
kemajuan pesat dengan jumlah peserta mencapai ribuan. Lomba cipta puisi ini
memilih tiga puisi terbaik setiap bulan yang akhirnya pada bulan keempat,
sembilan puisi terbaik terkumpul dari triwulan sebelumnya, dilombakan kembali
untuk mendapat hadiah utama. Semua karya terbaik itu akan dibukukan kemudian,
dan setiap kontributor akan diberi kompensasi berupa royalty penjualan buku.
Latar belakang pendidikan
saya barangkali adalah ilmu komunikasi, tapi saya memiliki minat kuat terhadap
dunia sastra. Saat itu saya sangat terkejut dengan adanya lomba menulis puisi
yang disponsori brand besar. Selama
berkecimpung di dunia sastra terutama puisi, hampir tidak ada yang tertarik
mensponsori acara sastra semacam itu. Biasanya, pemerintah daerah saja yang
sering mengucurkan dana.
Salah satu cara untuk
mengembangan brand, biasanya sebuah
perusahaan membuat event. Tapi event khusus lomba puisi jarang
dijadikan pilihan, karena dipandang memiliki segmentasi yang khusus dan
terbatas komunitas-komunitas tertentu. Sebuah anomali, karena Indosat sudi menjadi sponsor utama. Tak
kalah mengherankan, hadiah yang ditawarkan cukup besar. Saya berpikir, telah
terbit sebuah pemikiran dari brand
besar yang out of the box meski
memiliki resiko tinggi.
Bersamaan dengan proses
“Lomba Cipta Puisi Indosat” itu, saya juga sedang mengerjakan skripsi. Saya
harus menghubungi narasumber, dosen, dan sesama mahasiswa yang sedang
mengerjakan skripsi. Berkat Mentari
biaya komunikasi yang harus saya keluarkan jadi lebih irit. Bahkan dengan
terpilihnya puisi saya menjadi salah satu puisi terbaik, saya bisa membiayai skripsi.
Saya termasuk pengguna jasa
telekomunikasi yang loyal terhadap suatu brand
atau provider. Saya bukan termasuk
jenis konsumen swinger atau pengguna
yang sering berganti-ganti dan mencoba berbagai merk karena ada promo. Sejak
SMA, mulai menggunakan handphone dan
setia pada satu provider. Bagi saya,
jika provider tersebut memberi
layanan dan fasilitas sesuai dengan yang dijanjikan, itu sudah cukup.
Sejak peristiwa lomba itulah,
saya memutuskan untuk beralih ke Mentari.
Meski mendapat manfaat dari Mentari,
seperti SMS murah, bonus SMS, juga terbantu dengan program Obral Obrol, tapi bukan
itu alasan utama saya berpindah provider.
Bagi saya kepedulian Indosat dan
memberikan kontribusi terhadap dunia sastra adalah hal luar biasa. Hingga kini,
saya telah menjadi pengguna setia Mentari .
Bagi saya, Mentari memberikan terobosan dan harapan
baru, seperti matahari terbit di pagi hari.
Tadi retweetnya salah ya :p malah ga ngasih link ke yg ini. Biar ga OOT saya jg pake Mentari loh :p
ReplyDeleteDhani
gpp ko Dhan, yg km RT kan nyambung ke Facebooknya hehe.. makasih ya sesama pengguna Mentari :p
DeleteIndosat memang mengerti juga peduli. Okeh. Artikel keren nih...
ReplyDeleteNuhun teh :)
Deleteaku juga termasuk orang yg setia looo contohnya sederhana ga gonta-ganti nope :))
ReplyDeleteOrang setia banyak dicari ^^ terutama kesetiaan pelanggan ya..
Deletelalu, apakah kamu nyari Sobat Bercahaya? :((
DeleteHeu, pertanyaan menjebak :D
DeleteAku juga pengguna setia Mentari. Semoga Indosat terus bikin acara yang berhubungan dengan penulisan ya ^^
ReplyDeleteIya semoga Indosat terus membuat event kepenulisan ^^
DeleteWah, selamat buat puisi terbaiknya yah... hebaaaaat. Mentari jadi memotivasi orang untuk tetap berkarya yah :)
ReplyDeleteMakasih Teh Ima..
Deleteaaah mentari di rumah sayaa kacau signalnya,,, nyalanya pas subuh2 aaja,, uda ampir 2 bln lebih,,,
ReplyDeleteTak Ada gading yang tak retak ^^
Delete