Menyusuri Pelabuhan-pelabuhan Bersejarah Di Surabaya

Menyusuri Pelabuhan-pelabuhan Bersejarah Di Surabaya - Tahun keempat sudah sejak 2016 saya mengikuti seleksi Residensi Penulis Indonesia 2019 yang diadakan oleh Komite Buku Nasional dan Beasiswa Unggulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun ini saya tidak banyak berharap seperti sebelum-sebelumnya. Bermodal doa dan niat meneruskan novel sejarah kopi di Nusantara terutama Parahyangan. Bila kelak karya ini bermanfaat, saya percaya akan ada jalan. Apa yang saya mulai harus saya selesaikan.

Menyusuri Pelabuhan-pelabuhan Bersejarah Di Surabaya
Peta Surabaya - Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Indonesia_East_Java_location_map.svg

Alhamdulillah ya Rabb, tahun ini saya lolos seleksi. Kota tujuan residensi saya adalah Surabaya. Ada banyak tempat yang harus saya kunjungi, salah satunya menyusuri pelabuhan-pelabuhan bersejarah di Surabaya seperti Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Kalimas. Hal pertama yang terpikir oleh saya adalah membuka aplikasi Pegipegi untuk membeli tiket kereta api. Perencanaan perjalanan apa pun pakai Pegipegi itu praktis dan mudah.

Membeli Tiket Kereta Api di Aplikasi Pegipegi
Seperti biasa, saya lebih suka menggunakan kereta api untuk perjalanan jauh. Enak sih, pakai kereta itu nyaman bisa jalan-jalan kalau bosan. Electric source-nya ada, bisa sambil kerja, tidur juga bisa selonjoran, ada toilet, dan harganya terjangkau. Begitu membuka aplikasi Pegipegi saya klik ikon kereta api. Dari sana saya tinggal mengisi stasiun asal yaitu Bandung dan stasiun tujuan untuk mengetahui jadwal dan pilihan harga tiket kereta api. Ada tiga stasiun tujuan ke Surabaya yaitu Gubeng, Pasar Turi, dan Wonokromo. Saya pilih ke stasiun Pasar Turi sebab lokasinya paling dekat ke Pelabuhan Tanjung Perak.

Menyusuri Pelabuhan-pelabuhan Bersejarah Di Surabaya
Menggunakan aplikasi Pegipegi untuk membeli tiket kereta api

Rencana keberangkatan saya pada awal bulan Oktober. Syukurlah informasi yang diberikan Pegipegi bahwa tiket kereta api yang tersedia masih banyak, baik kelas Ekonomi atau Eksekutif. Kemudian saya pilih jam sesuai tanggal keberangkatan. Terakhir ya langsung bayar saja. Pegipegi menyediakan berbagai promo berupa diskon dan paket diskon. Jadi hemat, kan? Ada tambahan deh buat kulineran hi hi hi. Merencanakan perjalanan dengan kereta api memang asyiknya jauh-jauh hari karena moda transportasi ini sudah jadi kesayangan.

Menyusuri Pelabuhan-pelabuhan Bersejarah Di Surabaya
Residensi saya di Surabaya bertujuan menggali fakta-fakta sejarah. Melanjutkan novel pertama yaitu Babad Kopi Parahyangan yang bercerita tentang perjalanan Parahyangan di masa Cultuur Stelsel, pada novel kedua saya lebih menitikberatkan mengenai sejarah kopi kemasan. Terdapat periode pengembaraan tokoh utamanya dalam mempelajari perkembangan kopi kemasan ke Surabaya. Sehingga riset di Surabaya menjadi penting untuk mendapatkan data sejarah sekaligus data empiris.

Rencana saya selama residensi adalah mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di Surabaya dan Jawa Timur. Pelabuhan merupakan titik awal transaksi biji kopi. Di pelabuhan juga terjadi penyebaran gaya hidup minum kopi di kalangan akar rumput yang diembuskan oleh para pedagang kopi keliling.

Pelabuhan Kalimas
Pelabuhan Kalimas adalah sebuah pelabuhan tradisional di Kota Surabaya. Pelabuhan ini meski tidak lagi jadi pelabuhan utama namun masih digunakan sebagai tempat bongkar muat barang. Di sana masih terdapat kapal-kapal kayu, tongkang-tongkang, dan perahu-perahu tradisional. Kapal-kapal ini digunakan untuk moda transportasi perdagangan. Saya yakin dapat menemukan jejak-jejak masa lalu di pelabuhan ini.

Pelabuhan Kalimas ini barangkali mirip Pelabuhan Sunda Kelapa bila di Jawa sebelah barat. Terbukti dengan bentuk arsitektur bangunan maupun struktur pelabuhannya yang banyak memiliki kanal. Saluran-saluran tersebut dihubungkan oleh jembatan-jembatan seperti jembatan gantung sampai ophaalburg atau jembatan angkat.

Menyusuri Pelabuhan-pelabuhan Bersejarah Di Surabaya
Pelabuhan Kalimas di Surabaya -
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Kalimas_kapalkayu2.jpg

Fakta yang mirip lain antara Pelabuhan Kalimas dengan Pelabuhan Sunda Kelapa lagi yaitu sulitnya kapal-kapal dagang berukuran besar sandar langsung di dermaga. Untuk menyiasati hal tersebut kapal-kapal melepas jangkar di Selat Madura yang mendekati perairan Surabaya. Sementara untuk mengangkuti barang-barang kargonya digunakan kapal-kapal kecil yang kemudian menyusuri Sungai Kalimas sampai ke pelabuhan utama di Surabaya.

Pelabuhan Tanjung Perak
Sebagai salah satu pintu gerbang perdagangan di Nusantara, dulu kapal-kapal dagang membongkar dan memuat barang-barang di Selat Madura. Kemudian muatan diangkut dengan kapal-kapal kecil ke Jembatan Merah di jantung kota Surabaya melalui sungai Kalimas.

Menyusuri Pelabuhan-pelabuhan Bersejarah Di Surabaya
Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya -
Sumber: https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Tanjung_Perak_Surabaya.jpg&filetimestamp=20150803160616&

Dengan berkembangnya lalu lintas perdagangan dibutuhkan sebuah pelabuhan baru yang dapat menampung kapal maupun barang lebih banyak. Pada 1875 Ir. W. de Jongth menyusun rencana pembangunan Pelabuhan Tanjung Perak meski ditolak sebab biaya yang dibutuhkan sangat besar.

Rencana pembangunan Pelabuhan Tanjung Perak tersebut baru terlaksana pada abad ke-20 oleh Ir. W.B. Van Goor. Prof. DR. Kraus dan G.J. de Jong, ahli dari Belanda didatangkan untuk mewujudkan rancangan pelabuhan. Selepas tahun 1910 barulah pembangunan Pelabuhan Tanjung Perak dimulai.

Pelabuhan merupakan salah satu tempat yang tidak pernah tidur. Segala kegiatan memungkinkan terjadi di sana terutama transaksi perdagangan. Peranan pelabuhan terhadap kemajuan dunia kopi di Indonesia dari dulu hingga sekarang tak terhitung besarnya. Maka menarik bagi saya menyusuri pelabuhan-pelabuhan bersejarah di Surabaya baik itu berhubungan dengan kopi maupun sejarah lainnya.

Menulis, kopi, dan sejarah. Paduan segala hal yang saya cintai. Rasanya tidak sabar untuk menunggu datangnya bulan Oktober.
Evi Sri Rezeki
Evi Sri Rezeki

Selamat datang di dunia Evi Sri Rezeki, kembarannya Eva Sri Rahayu *\^^/* Dunia saya enggak jauh-jauh dari berimajinasi. Impian saya mewujudkan imajinasi itu menjadi sebuah karya. Kalau bisa menginspirasi seseorang dan lebih jauhnya mengubah peradaban ^_^

10 comments:

  1. Aku suka takjub sama yang namanya Pelabuhan Laut. Kayaknya mereka menyimpan cerita sejarah yang luar biasa, mengingat negeri Nusantara ini adalah negeri yang sejak dulu gemah ripah yang banyak kongsi dagangnya... Btw, aku juga kalo pergi-pergi pake Pegi-pegi teh, hihihi

    ReplyDelete
  2. Waaah aku baru tau malah sejarahnya seperti itu, jadi pengen eksplore lebih jauh lagi..

    ReplyDelete
  3. Senangnya terpiloh, turut berbahagia nih, semangat dan sukses yaa.
    Btw akutu belom pernah danenasaran juga sama wisata sejarah pelabuhan, menanti cerita selanjutnya dr epiiii

    ReplyDelete
  4. Selamat teh Evi :)
    Wiih enak ya pesen tiket di pegipegi. Makasih aku jadi tahu nih kalau pelabuhan Tanjung Perak udah dibangun sejak 1910, tua banget ternyata ya. Idem sama teh Nchie, ku menanti cerita selanjutnya tentang pelabuhan-pelabuhan di Surabaya ini dari teh Evi

    ReplyDelete
  5. Wah, alhamdulillah turut senang, ya, Teh. Moga karyanya banyak bermanfaat. Selama ini saya hanya tahu Pelabuhan Tanjung Perak saja di Surabaya, ternyata ada Pelabuhan Kalimas juga. Saya suka baca tulisan yang mengulas tentang sejarah. Nice info, Teh Evi.

    ReplyDelete
  6. Wah ternyata bisa juga travelling pelabuhan, kereeennn 👍👍

    ReplyDelete
  7. Wah, selamat mbak sudah lolos seleksi. Menyenangkan sekali memiliki kesempatan untuk mengulik sebuah sejarah. Aku senang juga dengan bidang seperti ini mbak. Sukses selalu ya Mbak :)

    ReplyDelete
  8. Duh, aku belom pernah deh main ke Surabaya. Kepengen banget deh. Seru kayaknya main ke pelabuhan-pelabuhan yang ada di sana. Aku jarang deh ih main ke laut atau pantai. :(

    ReplyDelete
  9. Terimakasih, artikel yang sangat membantu.

    ReplyDelete
  10. Kirin bingits irtikilnyi, simingit tiris mbiknyi hihihihi

    ReplyDelete