Kita di festival film |
Surat
Untuk Shandy Gasella
Dear Shandy,
Tahun 2008 merupakan tahun yang bersejarah
bagi kita. Kita adalah aku, Eva, kamu, dan Lulu. Dan beberapa teman lain
tentunya. Kamu masih ingat tentang audisi yang diadakan salah satu produsen
rokok? Waktu itu audisi menyangkut kreasi dalam membuat film. Aku ingat betul
audisinya diadakan di Dago Tea House, di sana, rasanya kita tidak bertemu. Mungkin
saat pengumuman atau (lagi-lagi entahlah) saat kita sama-sama ke Yogyakarta
menghadiri salah satu festival film, kita ngeh
satu sama lain. Sepuluh orang peserta berangkat dari Bandung menggunakan kereta
api (termasuk Eva).
Kereta berjalan dengan kecepatan sewajarnya. Kita
saling berkenalan dan bercakap-cakap mengenai film. Dari sepuluh orang itu
terbagi menjadi dua tim, yang satu membuat film sendiri, yang lain semacam
magang bareng artis yang bikin film pertama kali.
Setiba di Yogyakarta, kita semua menginap di
kediaman Garin Nugroho. Rumahnya asri, lengang, dan nyaman. Kita berjalan kaki
beriringan ke tempat festival, kalau tidak salah di Taman Budaya Yogyakarta. Pemutaran
film demi film kita hadiri. Bahkan film sepanjang dua belas jam. Gila! Banyak yang
menyerah kecuali beberapa gelintir orang saja.
Selepas itu kita semua jalan-jalan ke
Malioboro, mencicip beberapa penganan dan minuman khas Yogyakarta. Di ujung
malam, kita mengantar Eva ke stasiun kereta api dengan lambaian tangan yang
cukup dramatis.
Kelanjutan dari proyek bikin film bareng
artis itu, seperti yang kamu tahu, aku menyerah di tengah jalan. Karena satu dan
lain hal, aku enggan melanjutkan. Yang tersisa hanya kamu dan Lulu. Begitulah
kalian, selalu serius berhadapan dengan film.
Peristiwa kedua yang menjadi momentum
persahabatan antara aku, Eva, kamu, dan Lulu adalah pembuatan film Akar Tunas
Pertiwi. Kita kemudian mengenal sosok Pak Samsir Mohamad, beliau sudah tua,
berasal dari masa-masa sulit Indonesia berdiri. Beliau juga yang mengilhami aku
dan Eva membuat film pendek tersebut. Kita gemar mendengar cerita serupa
dongeng dari masa-masa muda beliau. Dengan rokok kretek merah dan kopi, beliau
mengisahkan, katakanlah semacam petualangan waktu bagi kita. Sungguh gaya
beliau bercerita menyihir kita karena beliau tak seperti menghakimi apalagi
menjejalkan petuah bagi jiwa-jiwa muda kita.
Pembuatan film itu cukup alot. Ada
drama-drama kecil terbit antara kita. Namun yang paling gagah di antara kita
adalah Pak Samsir yang tak kenal mengeluh. Beliau tampil menjadi pahlawan bukan
saja bagi Indonesia, beliau adalah pahlawan film pendek kita. Jangan tanyakan
hasil film pendek itu, waktu itu kita masihlah amatiran dalam segala segi. Film
itu salah satu jejak pembelajaran kita, anggap saja begitu.
Kita semua menjadi dekat, mengetahui karakter
masing-masing, menghargai impian satu sama lain. Dan lihatlah hari ini, impian
kita tengah mewujud sedikit demi sedikit. Kamu dan Lulu tetap dalam jalur film
indie, aku dan Eva tetap dalam jalan menulis. Jangan lupakan kamu telah menjadi
kritikus film kawakan. Tolong jangan protes, biarkan aku menyebutmu begitu
saja. Keduanya merupakan perjalanan sepi tanpa batas, berliku, curam, dan
kadang memaksa kita berhenti sejenak.
Betapa Indonesia membutuhkan para kritikus
seni. Banyak orang enggan disebut begitu karena terbentur perkataan semacam, “Memangnya
kamu bisa bikin film, buku, dan apalah-apalah yang lebih bagus?” pemikiran
seperti itu bagiku picik belaka. Sunggulah mereka tak mengerti definisi
kritikus dan kreator. Itupun jika aku dan kamu satu definisi, jika lain, tak
mengapa.
Masa-masa pengenalan itu menyadarkan kita
bahwa kamu seperti sosok Don Juan. Ah, ini sebenarnya pujian, kalau kamu
mengerti, dan aku yakin kamu menerimanya dengan penuh syukur. Malam demi malam,
dengan syahdu kami mendengarkan kisah-kisah cintamu. Maka demi apa pun, tujuh
tahun kemudian sungguhlah mengejutkan menerima sebuah undangan pernikahan
darimu. Pastilah perempuan itu memiliki kesejukan yang membuatmu menemukan labuan
kerinduan untuk berpasangan.
Shandy Gasella, selamat atas perkawinanmu. Maafkan
ketidakhadiranku dan Eva pada hari penyatuanmu. Semoga menjadi keluarga
bahagia, sejahtera, dan mendapatkan keturunan. Surat ini bukan kado, hanya doa
tertulis yang terlambat kusampaikan. Bebahagialah. Berbahagialah.
terimakasih suratnya sudah di terima dan di baca secara lengkap...sekali lagi terimakasih yah
ReplyDeleteselamat untuk sahabatnya ya, semoga langgeng
ReplyDeleteAkhirnya ngebaca blog mbak lagi, semoga cepat tersampaikan suratnyaaa...
ReplyDeleteRantaiQQ.com Agen bandarQ dan judi domino online terpercaya di Indonesia
ReplyDeletehttp://elfebri.blogspot.co.id/2016/05/rantaiqqcom-agen-bandarq-dan-judi_21.html
Numpang ya min ^^
ReplyDeleteAyo buruan bergabung di www,kenaripoker
Bonus 50% hanya deposit Rp 10.000 sudah bisa mainkan banyak game disini, TO rendah tidak menyekik player, server baru dengan keamanan dan kenyamanan yang lebih!
hanya di kenaripoker
WHATSAPP : +855966139323
LIVE CHAT : KENARIPOKER COM
ALTERNATIVE LINK : KENARIPOKER COM