“Aaaargh! Siapa kamu?” teriak Disi membuat
Dion tersadar seketika. Dia memeriksa seluruh bajunya, syukurlah pakaiannya masih utuh.
“Ini Dion, Si,” ucap lelaki itu lembut.
“Kenapa saya ada di sini? Saya tidak mengenal
kamu!” ujar Disi masih histeris.
“Kamu tidak ingat kejadian kemarin?” tanya
Dion heran.
Disi mencoba mengingat-ingat namun gagal.
Diraihnya sebuah gunting untuk melindungi diri.
“Ini di mana? Kamu mau apa sama saya?” Disi
mengacung-acungkan gunting ke arah dada Dion.
“Tenang Si, tenang. Saya tidak berniat
menyakiti kamu. Kita enggak ngapa-ngapain, Cuma ngobrol semalaman,” jelas Dion
Tubuh Disi bergetar hebat sehingga dengan
mudah Dion bisa merampas gunting dari tangannya. Disi menangis meraung. Dion
segera menyerahkan air putih untuk menenangkannya. Perempuan itu kini meringkuk
di sudut kamar.
Setelah Disi cukup tenang, Dion menceritakan
kejadian kemarin. Pertemuan pertama Dion dengan Disi bisa dibilang seperti
adegan dalam sinteron. Keduanya sedang berada perpustakaan kampus. Dion hendak
keluar, sementara Disi baru saja akan masuk. Tubuh mereka bertabrakan dan
buku-buku yang dipegang Disi berhamburan.
Sebagai permintaan maaf, Dion mengajaknya
minum kopi. Mereka berdua berbincang sampai kafe tutup kemudian melanjutkannya di
tempat Dion sampai ketiduran.
“Disi? Tapi nama saya Desi bukan Disi!” ucap
Disi lebih kepada dirinya. “Saya tidak suka kopi dan buku. Saya … saya harus
pergi sekarang!”
Disi meraih tasnya, lalu berlari pergi. Dion
hanya bisa terhenyak memandangi punggung Disi hingga menghilang. Mungkin dia punya dua kepribadian, batin
Dion.
Happy Birthday Monday Flash Fiction |
Flash fiction ini dibuat untuk memperingati hari ulang tahun Komunitas Monday Flash Fiction yang kedua ^_^
Mba evi .. Aku banyak pertanyaan.motifny desi apa?ngambil duitnya ya?:)
ReplyDeleteKarakter yang menunjukkan sikap antagonis..
DeleteMotifnya latihan teater hehehe
DeleteMaksunya karakternya jahat?
DeleteNyimak saja deh...
ReplyDeleteTerima kasih sudah menyimak ya, Mas :)
Deletehuum motif desi atau disi apa? gak mudeng hehe
ReplyDeleteLatihan Teater, Mbak :D
Deleteyah,saya juga tertipu,ternyata fiksi ya hehehe
ReplyDeleteIya, Mbak ini fiksi hehehe
DeleteBangke!!! Latihan kok sama orang asing. Pfftt.
ReplyDeleteTwistnya tapi kurang greget dikit Vi, dikit lagi ... hampiir nih .... :D
Iya emang Va, aku juga ngerasa nggak greget >.<
Deleteparagraf terakhirnya kurang nendan buat jadi twist meskipun sebetulnya motif si disi ini menarik hehe. dan kalo buat saya lebih masuk akal lagi kalo si dion justru gelagapan karena si disi ini kok semacam punya kepribadian ganda. komentar dion terlalu datar.
ReplyDeleteIya Mbak Linda, saya juga ngerasa kurang nih endingnya. Makasih masukannya :)
Delete