Pagi
di awal bulan Desember 2020, saya terbangun dengan terkejut oleh deru mesin
yang meraung-raung. Rumah saya dekat jalan raya dan beberapa bengkel berdiri di
sepanjang jalan. Saya sebetulnya terbiasa mendengar suara mesin atau deru
kendaraan. Namun pagi itu berbeda, rasanya suaranya tepat di telinga seperti
bunyi jam weker yang mengerikan.
Cepat-cepat
saya singkap gorden kamar. Biasanya saya akan menemukan pemandangan yang
menakjubkan. Gunung di kejauhan, pohon-pohon rindang, dan tupai yang
melompat-lompat di kebun liar depan rumah. Namun yang saya temukan adalah
sekelompok orang yang sedang menebang pohon suren depan balkon. Saya segera
berlari ke arah balkon, menyaksikan dua pohon suren tumbang tak berdaya.
Saya
ingin menjerit dan berlari ke arah pohon suren untuk menghentikan penebangan.
Bertindak seperti tokoh Julianna Baker dalam film Flipped. Namun tenggorokan
saya tercekat dan kaki saya seperti menancap di ubin.
Konon
kebun liar itu milik seorang yang tinggal di Jakarta. Masyarakat sekitar
termasuk tetangga saya menanaminya dengan pohon pisang, cabai, singkong, dan
sebagainya. Mereka tetap menjaga kelestarian area tersebut, malah menjadikannya
lahan produktif. Beberapa minggu ke belakang memang ada desas-desus lahan
tersebut akan dijadikan kafe.
Dalam
hening saya bertanya-tanya, mengapa kafe tersebut tidak membiarkan pohon-pohon
tua setidaknya tetap tumbuh. Kan, bisa menaungi kafe atau dihias lampu agar
tetap cantik tanpa harus menebangnya? Yang lebih menyakitkan, setelah peristiwa
itu saya baru tahu dari tetangga bahwa desas-desus pembuatan kafe itu hanya
kedok belaka untuk pencurian kayu.
Tidak
heran, sebab setelah penebangan pohon besar-besaran di area tersebut, sore
harinya datang sebuah truk yang segera mengangkat kayu. Setelah itu, saya tidak
pernah lagi melihat sosok-sosok penebang kayu ilegal tersebut muncul. Hati saya
remuk. Bukan saja, pohon-pohon yang berumur puluhan atau bahkan ratusan tahun
itu hilang, pelakunya kebanyakan anak muda! Anak muda yang seharusnya bisa
kreatif menjaga lingkungan ketimbang merusak lingkungan.
Penebangan
pohon liar ini pasti atas dalih kebutuhan ekonomi. Di masa pandemi, orang lebih
sulit mencari pekerjaan. Apakah tidak ada jalan keluar lain yang menjembatani
antara keberlangsungan lingkungan hidup dan ekonomi? Ada! Green Jobs namanya.
Pengertian Green Jobs, Fungsi, dan Contohnya
Mari
kita berkenalan dengan Green Jobs. Sebetulnya Green Jobs merupakan istilah baru
yang sadar tidak sadar telah dipraktikan oleh banyak pihak. Pengertian Green
Jobs atau Pekerjaan Ramah Lingkungan menurut ILO (International Labour
Organization) adalah pekerjaan layak yang berkontribusi untuk melestarikan atau
memulihkan lingkungan, baik sektor tradisional seperti manufaktur dan
konstruksi, atau di sektor hijau seperti energi terbarukan dan efisiensi
energi.
Fungsi
dari Green Jobs ini adalah:
- Membuka lapangan pekerjaan baru
- Melestarikan lingkungan
- Menumbuhkan perekenomian
- Menjaga keberlanjutan kehidupan
Beberapa
contoh dari Green Jobs adalah ecopreneur, urban farmer, waste management
startup, dan organic foodpreneur. Secara sederhananya saya simpulkan
bahwa Green Jobs ini merupakan pekerjaan apa pun yang berorientasi pada
keberlangsungan dan keberlanjutan alam dan manusia. Bagaimana manusia
menjalankan roda perekonomian dengan cara etis yang ramah lingkungan.
Ternyata
banyak ya, Green Jobs itu? Iya, banyak banget! Dan jangan khawatir buat
kamu yang “saya tidak mau pindah profesi” sebab semua profesi bisa masuk Green
Jobs asal mengerti esensinya yaitu ramah lingkungan. Kamu tidak perlu jadi
petani, misalnya, cukup dengan mengurangi sampah atau hemat energi saja sudah
bertalian dengan Green Jobs.
Green
Jobs: Peluang Usaha Anak Muda Di Bidang Kriya Untuk Indonesia Lebih Bersih
Kata
kunci dari Green Jobs saya pikir adalah pekerjaan yang layak dan ramah
lingkungan. Layak tentunya dari kacamata kemanusiaan salah satunya bernilai
ekonomi. Saya sendiri bersama suami tengah membangun usaha di bidang kriya. Di
tengah ekonomi kreatif dan digital seperti sekarang, peluang usaha makin
terbuka termasuk di bidang kriya.
Sudah
sejak lama kriya telah mengenal bahan daur ulang. Dengan mendaur ulang segala
sesuatu yang kita temukan di kehidupan sehari-hari, modal yang dibutuhkan lebih
ke skill atau kemampuan. Kreativitas.
Indonesia
sendiri banyak menghasilkan sampah baik organik maupun nonorganik. Seni kriya
telah berkontribusi untuk mengurangi beban sampah tersebut. Agar Indonesia jadi
lebih bersih, anak muda dapat memanfaatkan sampah menjadi barang berdaya guna.
Selain semua bahannya telah tersedia dengan melimpah, seni kriya seperti ini
juga dapat membuka lapangan kerja baru. Berikut tujuh sampah yang dapat didaur
ulang untuk bidang kriya yang cocok untuk usaha rumahan.
Sampah Plastik
Sampah
plastik paling baik didaur ulang, sebab bila dikubur tidak dapat diurai. Bila
dibakar akan menghasilkan gas rumah kaca. Kalau plastik untuk barang biasanya
bisa dipakai berkali-kali. Nah, masalahnya di plastik bungkus seperti kemasan
kopi, camilan, pokoknya yang kecil-kecil.
Mulai
sekarang, kamu bisa mengumpulkannya. Bungkus kecil ini dapat dibuat sebagai
tas, dompet, bahkan alas karpet. Agar lebih manis, kita bisa merangkainya atau
dicat ulang. Untuk plastik yang ukurannya besar, gunakan sebagai pengganti polybag.
Dihias-hias lagi agar orang tertarik untuk membelinya, ya.
Punya
wadah-wadah plastik? Mari kita kreasikan. Ayah sahabat saya membuat tong sampah
bergambar dari tong bekas. Botol minuman bekas saja bisa kita sulap jadi pot
yang menarik.
Sampah Logam
Pernah
dengar kasus pemulung yang menginjak paku lalu terkena tetanus dan meninggal?
Miris sekali sebab masih banyak yang tidak menyadari bahaya dari sampah logam
terutama bila tidak dipilah.
Sumber: https://ridanadia.blogspot.com/
Logam
berat biasanya banyak penadah yang berminat untuk menampung. Namun paku tidak
begitu. Sampah paku bisa juga bisa dibikin seni kriya. Misalnya dibuat menjadi
jam dinding.
Sampah
logam lain yang mudah didaur ulang adalah uang logam. Kita dapat merangkainya
menjadi mahar bagi pengantin atau hiasan dinding.
Sampah Kayu
Pernahkah
kamu memerhatikan banyak kayu bekas kemasan buah yang terbengkalai di pinggir
jalan? Sampah kayu semacam itu masih dapat kita jadikan kerajinan tangan.
Saya
dan suami sering mengumpulkan kayu-kayu seperti ini dari para pedagang buah.
Lalu kami olah menjadi rak tanaman. Ide lainnya dapat dibuat sebagai mainan
anak atau rak dapur yang unik.
Sampah Kertas
Meski
sekarang zaman digital, bukan berarti kita telah terbebas dari sampah kertas.
Sayang jika kertas-kertas bekas ini dibakar begitu saja. Sebab banyak kriya
yang bisa kita ciptakan darinya seperti tempat pensil, pot tanaman, vas bunga,
dan sebagainya.
Sumber: citypraiser dari Pixabay
Sampah Kain
Punya
segudang pakaian tidak terpakai? Atau kain-kain perca? Yuk, kita daur ulang
jadi totebag, pouch, dompet, dan tirai.
Sumber: Ok.ru |
Industri fashion dan garmen ini konon menyumbangkan banyak sekali sampah. Sekarang sudah ada ecofashion. Nah, tidak ada salahnya kalau kita manfaatkan di seni kriya.
Sampah Kaca
Sepertinya
sampah kaca terdengar kurang umum, ya? Padahal banyak sampah kaca berserakan di
sekitar rumah. Sederhananya, setiap rumah pasti pernah mengganti lampu. Belum
lagi botol-botol kaca kemasan minuman. Lampu dan botol ini masih bisa kita sulap
sebagai sebagai pot dan akuarium.
Sumber: Ylanite Koppens dari Pixabay
Sampah Kardus
Berkembangnya
marketplace dan penjualan online membuat sampah kardus berlimpah.
Jika kita tidak memanfaatkannya sebagai kemasan ulang, kita dapat memanfaatkannya
sebagai kerajinan. Misalnya buket makanan, sebagai dasarnya membutuhkan kardus.
Semua
bahan di atas juga bisa kita kombinasikan. Terciptalah sesuatu yang unik dan
khas. Buatan tangan seperti ini sulit diduplikasi sehingga nilai ekonominya
jauh lebih tinggi. Tapi saya tidak kreatif, gimana bisa bikin kriya? Tenang,
sekarang banyak tutorial di Youtube atau media sosial. Kita tinggal berlatih
saja.
Agar
mendapatkan hasil yang maksimal, kita dapat membiasakan diri untuk selalu
memilah sampah di rumah. Sebarkan virus tersebut ke lingkungan terdekat seperti
keluarga, tetangga, dan sahabat.
Alangkah
lebih baik jika kita punya kemampuan untuk membuat aplikasi jemput sampah. Bisa
sampah spesifik seperti aplikasi sedekah bekas minyak goreng yang sudah ada.
Kita dapat menciptakan aplikasi serupa seperti jemput sampah plastik atau kertas.
Wah,
ternyata Green Jobs membuka peluang usaha di bidang kriya, ya! Kita
tetap menjaga lingkungan juga dapat penghasilan. Indonesia jadi lebih bersih,
deh. Sudah siap berkreativitas?
Di satu sisi, sepertinya kita harus kerja keras untuk memasuki masa "green jobs" ya. Di sisi lain, sebenarnya sudah ada yang memulainya. Yah, butuh edukasi yang berkelanjutan sih ya.
ReplyDeletegreen jobs ini bisa menjadi harapan untuk memiliki pekerjaan bagi siapapun yang membutuhkan
ReplyDeleteIstilah green jobs ini baru kudengar akhir-akhir ini. Dan setelah tahu pengertiannya, ternyata di sekitarku udah banyak banget yang berprofesi di bidang ini. Salut ya sama pelaku green jobs, nggak cuma mikirin cuan, tapi juga mikirin kesehatan bumi.
ReplyDeleteAku br denger green jobs ini .tp suka sama konsepnya untuk menjaga lingkungan jg jd penghasilan
ReplyDeleteKonsep Green Job ini menarik, ya. Dan seakan memberi challenge bagi semua orang untuk lebih aware dengan lingkungannya.
ReplyDeletesalah satu pekerjaan yang membuat bumi lebih baik dan kehidupan manusia juga lebih sehat, dideket tempatku ada yang mulai urban farming juga kak
ReplyDeleteBenar-benar kreatif ya mbak. Dengan green jobs kita bisa mengubah sampah menjadi bernilai :)
ReplyDeleteYang sampah kardus menarik sekali teh, buatan sendiri apalagi ya teh?
ReplyDeleteIyaa baru bangett denger soal Kriya juga nih kak.
ReplyDeleteGreen Jobs emang peluang sekaligus harapan.
Apapun bisa di green jobin ya. Kalau ga ahli teknik, kita bisa wirausaha sendiri bikin sesuatu dengan mendaur ulang.
ReplyDeleteMasih minim lirikan profesi greenjob, hmm apakah mmg skg semua mau jd youtuber or influencer? Haha
ReplyDeleteKalau nonton vlog orang luar, mereka terbiasa banget ya untuk memilah sampah sebelum dibuang. Sedangkan di sini, nggak. Jujur saya sendiri nggak terbiasa karena dari kecil saya lihat sampah dirumah ya digabung gitu. Tapi dengan sering baca artikel begini saya jadi tergugah untuk mencobanya.
ReplyDeleteGreen Jobs sangat membantu dan sebagai peluang usaha. Untuk pengolahan limbah plastik, saya sendiri pernah membuat tas dari bahan botol minuman plastik bekas mbak.
ReplyDeletebagus yaa kalo banyak yang berkecimpung di green jobs dan memanfaatkan sampah-sampah menjadi daur ulang dan bernilai karya serta bernilai jual kaya gitu tuh
ReplyDelete