So you want to be a
writer?
How do you start to be the one?
-Primadonna Angela-
Saya dan Mba Dona |
Saya sudah janji untuk
bagi-bagi ilmu di artikel sebelum ini ya? Ini adalah materi pertama dari tiga materi
yang saya dapatkan di Noura Books Academy. Sesuai urutan pemateri, saya
akan memaparkan materi menulis dari Primadonna Angela, atau saya
panggil Mba Dona.
Hampir menjelang siang
ketika Mba Dona, memulai sesi materinya. Sepuluh peserta NBA dibagi handout materi. Sesi Mba Dona sangat
menarik karena kami tidak hanya mendapat paparan tetapi langsung praktek. Cara
ini sangat efektif.
Mba Dona bertanya pada
setiap orang, ‘Apa motivasimu menulis?’.
Jawabannya sangat beragam. Namun apapun jawabanmu, peganglah itu. Ketika semangatmu
menyurut, ingat motivasi terbesarmu. Motivasi saya menulis adalah ingin membuat
karya novel seperti Gone With The Wind. Novel itu berhasil mengubah pola pikir
saya. Saya ingin membuat sebuah karya yang dapat mengubah pola pikir seseorang ke
arah lebih baik, lebih jauhnya, membuat karya yang dapat mengubah sebuah
peradaban. Jadi, apa motivasimu menulis?
Pertanyaan selanjutnya, ‘Bagaimana caranya menulis? Mulai dari
mana?’. Mba Dona memulai menulis dengan NIAT, diawali dengan basmalah. Kamu
bagaimana?
Kenapa ya Mba Dona selalu
memulai segala sesuatu dengan pertanyaan? Saya bertanya-tanya dalam hati. Saya
kemudian menyimpulkan, bahwa segala sesuatu harus berawal dari diri
sendiri. Ketika kita melemparkan sebuah
pertanyaan pada diri sendiri, maka tekad kita diuji, jika lulus ujian, tekad
akan semakin kuat. Menurutmu bagaimana?
Apa kunci menulis? Kunci menulis dari Mba Dona adalah HARUS banyak membaca dan latihan. Harus mau
mendengar. Belajar. Harus konsisten. Bisa menyiasati mood. Menangkap ide.
Banyak orang suka membuat
alasan tidak bisa menulis karena tidak mood.
Atau tidak bisa menulis ketika keadaan hingar bingar, harus sepi, harus enak
tempatnya, harus… harus… harus… yah kapan nulisnya? Begitulah kira-kira.
Indonesia sudah dijajah Negara lain lebih dari setengah abad, masa sekarang
kita mau dijajah mood? Mood sering
kali dijadikan writer’s block. Saya biasanya
malas menulis kalau sedang dalam keadaan lapar, dan punya kebiasaan jelek, saya
harus menulis sambil merokok. Selama pelatihan NBA ini, saya harus menulis
dalam keadaan tidak merokok, dan ternyata saya bisa walaupun tidak maksimal,
tapi itu kembali ke masalah niat, kan? Jadi mulailah melawan rasa moody itu seperti para pejuang melawan
penjajahan.
Mba Dona bertanya pada
masing-masing dari kami, tipe seperti
apa kami pada saat malas menulis? Apakah istirahat dulu, lanjut nulis
sampai suasana hati kembali baik, jalan-jalan dulu? Kalau saya biasanya,
menonton film, ngopi, membaca, ngobrol dengan kembaran saya, blog walking, dan masih banyak lagi. Kamu
bagaimana? Mba Dona menyarankan, apa pun tipe kami, tetap eksperimen agar bisa
menulis kapan saja, di mana saja.
Pelatihan NBA ini lebih
diarahkan mendidik para penulis muda bisa membuat buku. Maka tidak heran ketika
Mba Dona kemudian bertanya, ‘Gagasanmu
layak jadi buku, tidak?’. Mba Dona punya satu cara untuk mengetesnya, yaitu
membuat logline-satu kalimat yang
mendeskripsikan isi bukumu. Kalau gagasanmu tentang sebuah buku bisa dijadikan
satu atau maksimal tiga kalimat, berarti lanjutkan!
Sesi ngobrol-ngobrol pun
selesai, Mba Dona mulai membimbing kami untuk latihan. Mulai dari membuat
kalimat pembuka. Menurut Mba Dona, kalimat
pembuka merupakan senjata pamungkas penulis untuk memikat perhatian pembaca. Singkat,
mudah dipahami, membuat pembaca ingin tahu, kelanjutannya seperti apa? Ada dua
tips yang Mba Dona berikan pada kami, yaitu:
Mulai
dengan aksi, misteri, sepotong hidangan yang menggugah selera pembaca.
Simple is best. Bertele-tele hanya akan membuat
pembaca bosan dan malas melanjutkannya.
Yuk, mulai latihan
menuliskan kalimat pembuka kamu, berikan pada teman, kemudian tanyakan
padanya, apakah temanmu tertarik dengan kalimat pembuka yang kamu buat? Pada
saat itu, kami pun melakukannya. Mba Dona meminta kami menuliskan kalimat
pembuka menggunakan barang yang ada di dekat kami.
Latihan lagi! Mba Dona
memberikan kami empat macam gambar, kami diminta untuk membuat flash fiction atau beberapa kalimat
pembuka. Katanya, untuk naik level, alangkah lebih baik kami menggabungkan
empat macam gambar tersebut dalam satu tulisan.
Misalnya begini, di bawah
ini, saya menyisipkan empat macam gambar, ayo buat flash fictionnya.
Marshmallow |
Bersambung ke artikel berikutnya....
Heyy~^^
ReplyDeleteI chose you to get this sunshine award. :)
Here's the link : http://wp.me/p1nQrU-ga
Adiz, makasih ya :D *pelukkkk*
DeleteMantaf, Evi! Lanjutkan! :))
ReplyDeleteFahmi.
http://fahmifaqih.tumblr.com
Iya nih belum sempat beresin artikelnya :(
Delete