You
think you know the story.
Klasik! Itulah yang terpikir
oleh saya pada adegan-adegan awal film ini. Mungkin itu juga yang terbesit oleh
para pembuat filmnya. Sebagian penonton pecinta film horror dan thriller akan
berpikir demikian. Lihat saja tagline
film ini. Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan, nikmati saja kejutannya.
Awalnya begitu
membingungkan, apakah korelasi dari adegan dengan setting laboratorium dengan
sekumpulan anak remaja. Apakah mereka akan dijadikan kelinci percobaan? Tepat! Yang
tetap bikin penasaran adalah makhluk seperti apa ciptaan mereka?
Seperti beberapa film horor,
cerita digulirkan dengan sekelompok remaja hendak berlibur. Jumlah mereka
berlima. Saya mengenali karakter-karakter mereka dalam film horor atau
thriller. Seperti tokoh dua perempuan yang dibuat bertolak belakang. Dana (Kristen
Connolly) sebagai perempuan baik hati, masih perawan namun gagah berani dan
Jules (Anna Hutchison) perempuan cantik, punya pasangan, centil, namun penakut.
Saya menduga, tokoh Jules inilah yang akan mati duluan. Tiga karakter laki-laki
adalah Curt (Chris Hemsworth) sang atlet, lebih lazim ditemukan sebagai tokoh
laki-laki ideal, tampan, jago olahraga, dipuja banyak perempuan, tapi arogan.
Holden (Jesse Williams) sebagai tokoh laki-laki baik hati, pelindung, dan
pintar. Tokoh konyol selalu ada di tiap film horror, dalam film ini adalah
Marty (Fran Kranz), biasanya tokoh konyol selalu membawa malapetaka tetapi
kalaupun jadi korban, tokoh ini akan mati terakhir atau selamat.
Begitu saya menyimpulkan
tokoh-tokoh dalam film The Cabin In The Woods ini. Klasik kan? Bagaimana rasa
klasik yang saya rasakan dijungkirbalikan? Dengan kehadiran laboratorium tempat
di mana para peneliti (mungkin) menjadikan kelima remaja tersebut kelinci
percobaan. Saya akhirnya mengerti, kenapa gambar poster film ini adalah rumah
kayu terbang. Karena laboratorium itu tepat di bawah rumah kayu. Rumah kayu itu
dibuat tidak nyata. Para peneliti bekerja keras memanipulasi kelima remaja tersebut,
mengubah karakter dan keinginan mereka. Menarik ketika para peneliti ini
menjadikan kelima remaja sebagai bahan taruhan, yaitu apa makhluk ciptaan yang
akan terpanggil.
Zombie, yihaaa! Itulah yang
terpanggil oleh sekelompok remaja tersebut, lebih tepatnya Keluarga Buckner,
mereka yang membawa kapak dan peralatan tajam sebangsanya, untuk mematikan dan
mengoyak korban. Saya yang pecinta film zombie berdebar-debar menunggu
ketegangan yang tercipta dari film ini. Sayangnya, ketegangan lebih karena sound
effect, selebihnya para remaja itu seperti mati begitu saja.
Hei, kejutan film tidak
berhenti disitu. Tokoh yang pasti selamat seperti dugaan saya yaitu Marty
mengetahui ada yang tidak beres dengan mereka. Marty sadar, mereka tidak lebih
dari boneka mainan yang dikendalikan. Sampai disini, tentu ceritanya sudah
tidak klasik kan? Dana dan Marty akhirnya bisa menyusup ke dalam laboratorium. Menemukan
betapa banyak iblis yang tersimpan disana. Tentu saja, para peneliti tidak
tinggal diam, mereka memburu keduanya. Demi menyelamatkan diri, Dana dan Marty
melepaskan banyak iblis. Mari bersenang-senang melihat kehadiran berbagai ikon dalam
film horror seperti manusia duyung, manusia serigala, badut jahat, ular
raksasa, kelelawar, bahkan sadako dan banyak lagi. Menghadirkan begitu banyak
ikon horror tentu bukan pekerjaan mudah. Drew Goddard dan Joss Whedon berhasil
menghadirkan mereka tanpa terasa ganjil. Musnahlah laboratorium tersebut.
Klimaksnya adalah ketika
Dana dan Marty bertemu dengan seorang perempuan setengah baya. Perempuan itu
menjelaskan perihal ritual pengorbanan, kenapa dan seperti apa harus dilakukan.
Pada adegan akhir, menurut saya ini lucu, dimana sang kegelapan-katakanlah
begitu akhirnya muncul. Walaupun ditampilkan tidak lebih dari beberapa detik
dan hanya bagian tangannya saja, saya hampir yakin bahwa sosok itu adalah
Cronos. Kalaupun ada sekuel film ini, mungkin dengan menghadirkan sosok Perseus.
Meski memiliki jalinan
cerita yang cerdas, bagi saya, film ini tidak lebih dari karnaval para monster.
Mengobati rasa kangen kehadiran beberapa ikon horor yang tidak lagi hadir dalam
film-film Hollywood.
No comments:
Post a Comment