Sudah Siap Live Healthier Lives? Yuk, Bergaya Hidup Sehat Fisik, Mental, Dan Finansial!


Sudah Siap Live Healthier Lives? Yuk, Bergaya Hidup Sehat Fisik, Mental, Dan Finansial! – Nggak ada orang yang mau sakit secara lahir maupun batin. Saya berani jamin 100%! Tapi… ada tapinya, nih… apa benar kita mau sehat? Atau cuma pengin-penginnya doang? Jangan-jangan lain di mulut lain di praktiknya?

Sudah Siap Live Healthier Lives? Yuk, Bergaya Hidup Sehat Fisik, Mental, Dan Finansial!
Evi bersama Ibnu Jamil dan Kelly Tandiono, Duta Live Healthier Lives Sun Life

Hidup sehat sebetulnya keinginan yang lumrah. Kebanyakan dari kita udah tahu gimana gaya hidup sehat. Yang susah melawan godaan buat konsisten menjalaninya. Termasuk saya yang semangatnya naik turun. Misalnya, saya sadar tubuh saya udah kasih alarm buat mengurangi bergadang. Tapi ada aja alasan buat bergadang kayak nulis tuh, enaknya malam-malam. Padahal subuh juga otak saya bisa manteng. Nggak beda jauh sama tekad saya buat olah raga. Jadwal udah dibikin buat olah raga minimal sehari 30 menit. Kenyataannya, kok susah ya ngatur waktunya? Padahal jam olah raga bisa fleksibel.


Sejauh ini pengertian sehat bagi saya ya sehat fisik dan mental. Sampai saya datang ke acara Sun Life Indonesia yang membuka mata saya. Acara tersebut diadakan di BLOCK71, Jakarta, tanggal 11 Juli 2019 lalu. Nggak nyesel deh, saya datang jauh-jauh dari Bandung. Di sana saya dapat insight ternyata gaya hidup sehat itu juga memasukkan elemen finansial. Iya juga sih, kalau lagi kere kok bawaannya stres mulu! Kamu gitu, nggak?

Generasi Produktif, Generasi Sehat Secara Holistik
Udah cukup lama saya membaca bahwa di tahun 2030 Indonesia akan mendapat bonus demografi berupa ledakan masyarakat usia produktif sebesar 64% menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Usia produktif itu sekitar 15 tahun sampai 65 tahun. Kalau dihitung-hitung, tahun segitu saya masih tergolong usia produktif. Yeay!

Bonus demografi ini seperti dua mata pedang. Di satu sisi bisa menjadi motor penggerak bangsa sehingga diperkirakan pada tahun 2030, Indonesia masuk ke dalam 12 besar negara berkekuatan ekonomi tertinggi di dunia. Namun di sisi lain, bila masayarakat usia produktif ini kualitasnya kurang baik justru bakal jadi beban buat negara.

Jadi gimana biar kualitas masyarakat usia produktif ini baik? Ya, mesti sehat. Generasi produktif merupakan generasi yang sehat secara holistik. Baik secara fisik, mental, dan finansial.

Bicara soal kesehatan fisik nih, ada hasil riset Analisis Beban Penyakit Nasional dan Sub Nasional Indonesia Tahun 2017 dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) yang bekerja sama dengan Institute For Health Metrics and Evaluation (IHME) bahwa 70% kematian dini di Indonesia disebabkan oleh penyakit enggak menular (PTM). Faktor penyakit enggak menular tersebut berkaitan dengan pola hidup enggak sehat, seperti pola makan buruk dan kurangnya aktivitas fisik. Jleb! Ini saya banget.

Sudah Siap Live Healthier Lives? Yuk, Bergaya Hidup Sehat Fisik, Mental, Dan Finansial!
Elin Waty, Presiden Direktur Sun Life Indonesia

“Sedangkan dari sisi finansial, hasil survey nasional literasi dan inklusi keuangan 2016 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat baru 27% masyarakat usia produktif yang memiliki tabungan masa depan. Sedangkan penetrasi asuransi jiwa di Indonesia baru mencapai 7%. Kondisi ini memicu Sun Life untuk kembali mengingatkan masyarakat untuk memprioritaskan kesehatan mereka sejak dini, melalui kampanye kesehatan ‘Live Healthier Lives’,” ucap Elin Waty, Presiden Direktur Sun Life Indonesia.

Buat saya pribadi asuransi kesehatan it’s a must! Bukan apa-apa ya, saya ini kan fulltime writer yang nggak kerja di satu badan perusahaan. Saya nggak punya jaminan kesehatan makanya saya harus sadar diri kalau ada apa-apa nggak ada yang nanggung. Makanya saya suka gemas sama teman-teman sesama freelancer yang nggak punya asuransi.


Perencanaan keuangan keluarga juga penting banget, loh. Kita harus punya ‘tabungan’ yang bisa memerangi inflasi. Kalau kita nabung di celengan, nilai ekonomi uangnya berkurang. Tapi kalau kita punya alat perang yang bisa mengikuti kondisi ekonomi terkini, kita nggak perlu khawatir. Misalnya dengan punya asuransi. Asuransi kan, macam-macam jenisnya. Jadi mesti jeli buat pilih sesuai kebutuhan diri dan keluarga. Kalau sampai saat ini saya baru punya asuransi kesehatan aja, sih. Ke depannya kalau saya berkeluarga saya pengin berinvestasi di asuransi pendidikan anak. Aamiin.

Kampanye Live Healthier Lives
Menarik menyimak kampanye yang digaungkan Sun Life Indonesia terkait kesehatan holistik dalam bentuk #LiveHealthierLives ini. Pola hidup sehat yang nggak hanya menyentuh ranah fisik dan mental tapi juga finansial. Semua itu berhubungan.


Sudah Siap Live Healthier Lives? Yuk, Bergaya Hidup Sehat Fisik, Mental, Dan Finansial!
Sun Life Indonesia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk Live Healthier Lives

Dari tadi ngomong soal finansial terus, ya. Sebetulnya apa sih arti finansial itu? Menurut EBI, finansial adalah mengenai (urusan) keuangan. Lebih jauhnya dalam ilmu ekonomi finansial secara sederhana adalah ilmu keuangan beserta aset lain, bagaimana manajemen atau mengelola aset.


Sudah Siap Live Healthier Lives? Yuk, Bergaya Hidup Sehat Fisik, Mental, Dan Finansial!
Tante Roslina Verauli, seorang Psikolog remaja dan keluarga

Apa sih hubungannya kesehatan finansial sama kesehatan fisik dan mental? Saya sudah menyinggung sedikit di atas. Nah, Tante Roslina Verauli, seorang Psikolog remaja dan keluarga menjelaskan dengan rinci pada kami yang hadir dalam acara Sun Life Indonesia. Gini loh, gaeees… dari sejumlah data dalam buku Psychology Applied to Modern Life, Adjustment in the 21st Century karya Wayne Weiten dan Margaret A. Lloyd (2003) disebutkan masalah keuangan merupakan stressor kronis.

David H. Olson dalam Marriages and Families. Intimacy, Diversity, and Strengths yang melakukan penelitian terhadap sejumlah 21.501 pasangan menemukan fakta bahwa uang merupakan sumber stres yang dihadapi pasangan dan keluarga. Senada dengan itu Thomas Graman, seorang profesor keuangan pribadi, dalam bukunya menyatakan bahwa sepertiga pekerja menghadapi tekanan keuangan yang sangat tinggi hingga titik ekstrim sehingga kekhawatiran akan uang menganggu performa kerja harian. Benar nggak, tuh? Jujur saya akui, sebagai freelancer yang invoice-nya cair nggak tentu, masalah finansial sangat berpengaruh sama kesehatan fisik dan mental. Stres menyerang terutama saat tagihan-tagihan bulanan menghampiri dan saya nggak punya bayangan buat bayarnya dari mana. Hiks.


Menurut Hans Selye, yang pertama kali mengeluarkan istilah stress, ada 3 fase respon tubuh terhadap stress:


Sudah Siap Live Healthier Lives? Yuk, Bergaya Hidup Sehat Fisik, Mental, Dan Finansial!
3 fase respon tubuh terhadap stres menurut Hans Selye - Sumber: home.cc.umanitoba.ca

Dari good health (homeotasis) menuju fase alarm stage ke resistance stage, dan terakhir exhaustion stage yang menghasikan panic zone. Saat berada di fase Alarm Stage stres terdeksi, tubuh mengerahkan diri untuk melawan stres dengan memproduksi adrenalin. Respon fisiologis hanya ada dua yaitu fight or flight. Sistem kekebalan tubuh manusia mulai melemah sehingga individu rentan terhadap penyakit. Kalau manusia bisa mengatasi stress, ia akan semakin kreatif dan efektif mengatasi serangan stress sehingga masuk lagi ke fase good health. Kalau enggak?

Meningkat ke Resistance Stage, tubuh mengaktifkan berbagai mekanisme untuk mengatasi stress. Perubahan sistem fisiologis semakin stabil namun tingkat arousal atau suatu fenomena aktivasi berbagai organ tubuh yang terjadi pada seseorang secara fisiologis lebih tinggi dari keadaan normal. Individu mulai terbiasa dengan stress.

Di tingkat terakhir yaitu Exhaustion Stage, sebab kemampuan tubuh untuk mengatasi stres yang berkepanjangan terbatas maka kemampuan tubuh untuk bertahan menurun. Tubuh mengalami kelelahan. Sistem kekebalan tubuh kolaps. Fase ini disebut juga sebagai penyakit adaptasi.

Kesehatan Fisik dan Keamanan Finansial Terhadap Aktualisasi Diri

Saya selalu bercita-cita mengeluarkan versi terbaik dari diri saya. Impian saya ini barangkali impian seluruh umat manusia. Dan untuk sampai ke sana, Tante Ros menjelaskan lebih lanjut bahwa agar mampu menampilkan potensi diri terbaik, kebutuhan di tahap yang lebih dasar seperti kesehatan fisik dan finansial butuh terpenuhi lebih dulu. Berikut adalah Maslow's Hierarchy of Needs:

Sudah Siap Live Healthier Lives? Yuk, Bergaya Hidup Sehat Fisik, Mental, Dan Finansial!
Maslow's Hierarchy of Needs - Sumber: https://www.danmartell.com/hierarchy-of-entrepreneurial-needs/

“Manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk mencapai aktualisasi diri dan kebahagiaan. Kesehatan fisik dan keamanan finansial menjadi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, agar seseorang dapat memenuhi kebutuhan selanjutnya, yaitu relasi positif dan meraih performa terbaik mereka. Sehingga, ketika seseorang telah memenuhi kebutuhan dasar berupa sehat fisik dan sehat finansial, peluang mereka untuk mendapatkan hubungan keluarga dan relasi yang baik akan semakin tinggi, begitu pula dengan kesempatan mereka untuk mencapai potensi terbaik diri mereka,” ucap Tente Roslina Verauli.


Sebuah studi berjudul Healthy, Wealthy and Wise: Retirement Planning Predicts Employee Health Improvements menemukan bahwa orang-orang yang memiliki perencanaan keuangan dan mempersiapkan masa tua, cenderung mengambil langkah hidup sehat untuk menjaga kesehatan fisik mereka. Artinya, ketika seseorang memiliki kesadaran akan pentingnya memiliki masa depan yang baik, ia akan mempersiapkan kebutuhan dasar berupa kesehatan fisik serta finansial dengan lebih matang.

Jadi kampanye kesehatan yang diinisiasi Sun Life menjadi sangat relevan dengan pentingnya pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Saya pikir edukasi mengenai kesehatan secara holistik ini merupakan perjalanan yang panjang namun bukan berarti enggak bisa kita lakukan saat ini juga. Pertama-tama kesadaran itu mesti datang dari diri sendiri. Setelah itu kita dapat ikut serta menyebarkan kesadaran itu.

Sun Life Vlog Competition
Sun Life Indonesia menggandeng Ibnu Jamil dan Kelly Tandiono sebagai brand ambassador yang akan menggaungkan dan menyebarkan virus Live Healthier Lives. Melihat keduanya tuh, enak banget. Sehat, ceria, dan bahagia. Keduanya bercerita asal mula hidup sehat termotivasi dari kondisi keluarga. Ibnu Jamil ingin hidup sehat sebab enggak mau di masa tua menjadi ‘seolah-olah’ beban bagi keluarga. Sementara Kelly Tandiono enggak mau bernasib seperti mendiang Kakeknya yang meninggal saat berusia muda.


Sudah Siap Live Healthier Lives? Yuk, Bergaya Hidup Sehat Fisik, Mental, Dan Finansial!
Ibnu Jamil dan Kelly Tandiono, Duta sehat Sun Life Indonesia

Setiap orang punya motivasi hidup sehat masing-masing. Kalau saya ingin hidup sehat sebab ingin berkarya. Saya ingin memberi sumbangsih terhadap dunia lewat tulisan. Saya ingin novel saya dapat membawa perubahan ke dunia yang lebih baik. Kalau kamu gimana?

Nah, ikuti Live Healthier Lives Sun Life Vlog Competition. Kamu hanya tinggal menceritakan apa alasan mulai hidup sehat dalam bentuk video berdurasi 1 menit yang kamu unggah di akun Instagram. Vlog competition ini berhadiah total 50 jt dan Healty trip ke Hongkong bareng Ibnu Jamil dan Terry Tandiono. Asyik, kan? Info lengkap meluncur aja ke http://bit.ly/SunLifeID.

Jadi kau sudah siap Live Healthier Lives? Yuk, bergaya hidup sehat fisik, mental, dan finansial demi masa depan yang lebih baik.

Evi Sri Rezeki
Evi Sri Rezeki

Selamat datang di dunia Evi Sri Rezeki, kembarannya Eva Sri Rahayu *\^^/* Dunia saya enggak jauh-jauh dari berimajinasi. Impian saya mewujudkan imajinasi itu menjadi sebuah karya. Kalau bisa menginspirasi seseorang dan lebih jauhnya mengubah peradaban ^_^

No comments:

Post a Comment