![]() |
Film My Generation: Memahami Remaja Dari Sudut Pandang Mereka |
Film My Generation: Memahami Remaja
Dari Sudut Pandang Mereka - Bagi
saya, hidup memiliki mekanisme sederhana. Manusia lahir, tumbuh, berkembang,
tua, dan mati. Di setiap fase memiliki keunikan tersendiri. Memiliki tantangan
sendiri. Namun kalau saya mesti jujur yang paling menarik adalah fase remaja. Saat manusia
dianggap muda dan berbahaya. Seolah jiwa-jiwa remaja itu mesti ditaklukan,
mesti ditundukkan, mesti dijinakkan oleh berbagai nilai, dogma, dan papan nomor
di dada.
Semua
yang tua pernah muda. Saya pernah muda dan barangkali (atau
pasti) pernah dianggap menjadi berbahaya. Tak
peduli zamannya seperti apa. Tak peduli ada teknologi maju atau tidak. Stigma
itu tertanam sebagai nilai purba. Kendaraan zaman sesungguhnya tak mampu
mengubah mekanisme semesta. Begitu selalu saya percaya.
Jika mendengar stigma-stigma negatif yang ditempelkan
pada remaja zaman sekarang, saya sering merasa miris. Generasi instanlah,
generasi lembeklah, dan masih banyak cap lainnya. Seingat saya, orang tua saya
dulu juga suka menganggap remaja seangkatan saya sebagai remaja manja. Padahal
zaman sudah semakin mudah. Dulu transportasi susah, dulu akses belajar susah,
dan dulu-dulu lainnya. Orang tua sering kali menganggap remaja pada zamannya lebih baik dari pada remaja zaman setelahnya. Benarkan generasi sebelumnya lebih baik? Benarkan remaja
pada zamannya selalu lebih buruk? Bukankah setiap anak adalah anak zamannya?
Bukankan setiap generasi memiliki tantangannya sendiri? Pernahkah kita
benar-benar memahami remaja dari sudut pandang mereka?
Tidak semua remaja berani untuk mengomunikasikan apa
yang dipikirkannya, apa yang dirasakannya. Sebagian ada yang mampu berbicara
secara langsung, namun untuk yang tidak bisa kesalahpahaman karena gap antar
generasi rentan terjadi. Saya selalu percaya lewat media film mampu menjadi corong bagi realitas maupun gagasan, termasuk persoalan dunia remaja yang harus
kita mengerti. Karena itu ketika ada informasi mengenai Film My Generation
yang bercerita dari sudut pandang remaja, saya menyambut gembira.
Film My Generation
Adalah IFI Sinema yang mulai berkecimpung di industri perfilman sejak 2007 segera
meluncurkan film terbaru bergenre drama remaja berjudul My
Generation. Film tersebut disutradari Upi (30 Hari Mencari Cinta) mengangkat problematika remaja
millenials yang segera tayang tanggal 9 November 2017 mendatang.
Sebagai bentuk keseriusan IFI Sinema dan Upi dalam
memotret dunia remaja menghadirkan 4 pemain yang benar-benar baru di belantika
perfilman. Empat pemain belia ini diharapkan dapat mewakili berbagai karakter remaja millenials sekaliguas menyuarakan
hati dan pikiran remaja. Mereka adalah Bryan Langelo, Arya Vasco, Alexandra Kosasie, dan Lutesha. Film "My Generation" juga menyandingkan
mereka dengan para pemain senior seperti Tyo Pakusadewo, Ira Wibowo, Surya
Saputra, Joko Anwar, Indah Kalalo, Karina Suwandhi, dan Aida Nurmala.
![]() |
Upi beserta pemain-pemain Film My Generation |
Pemakaian
talenta baru yang secara berani dilakukan oleh IFI Sinema diharapkan memberi warna baru bagi film Indonesia. Adi Sumarjono, Produser IFI Sinema angkat bicara
pada konferensi pers tanggal 10 Oktober lalu, "Untuk film terbaru 'My Generation' kami
ingin mengangkat telanta-talenta fresh yang nantinya akan menjadi the
next generation dari industri film tanah air. Meskipun pemain baru, namun kami
melihat bahwa ke-4 pemain utama di film bergenre remaja ini telah memiliki
modal dasar yang cukup untuk diasah dan memang benar selama proses shooting
yang telah berlangsung, ke-4 pemain muda belia ini telah menunjukkan kemampuan
akting di luar dugaan, sesuai dengan karakter yang ingin kami bangun. Untuk itu
kami bangga dapat menemukan bakat-bakat baru di industri film dan berharap di
tangan merekalah the rising stars nantinya film Indonesia semakin
berbobot kualitas akting pemainnya."
Menurut Upi ketertarikannya menuangkan drama remaja
zaman sekarang dalam kisah layar
lebar adalah untuk memperlihatkan realita.
"Tak dipungkiri bergesernya gaya hidup modern akibat era digital
melahirkan generasi millenials dengan karakter-karakter yang unik.
Permasalahan yang dihadapi oleh generasi ini pun cukup komplek dan menarik
untuk diangkat. Di Film My Generation inilah, saya ingin memberi realita
lebih dekat tentang kehidupan generasi millenials sehingga dapat menjadi
catatan penting dalam mengetahui karakter mereka yang sesungguhnya. Film ini
juga sangat menggambarkan generasi millenials yang sesungguhnya sehingga
dengan menyaksikan film ini bagi mereka seperti aktivitas normal keseharian
mereka. Dengan karakter generasi millenials yang unik ini maka film ini
layaknya sebagai potret mereka yang sangat real," ujar Upi antusias.
Proses pembuatan Film My Generation yang
dilakoni Upi menghabiskan
waktu selama tiga tahun. Upi telah
melakukan riset social media listening selama 2 tahun dan pengerjaan
filmnya sendiri menghabiskan waktu 1 tahun.
Sinopsis Film My Generation
Film My
Generation bercerita tentang persahabatan 4 anak SMU, Zeke, Konji, Suki,
dan Orly. Diawali dengan gagalnya mereka pergi liburan karena video buatan
mereka yang memprotes guru, sekolah, dan orang tua menjadi viral di sekolah
mereka. Hingga mereka dihukum tidak boleh pergi liburan. Tapi mereka terlalu
keren untuk mengutuki keadaan dan membuat orang-orang yang sudah menghukum
mereka puas.
![]() |
Film My Generation: Memahami Remaja Dari Sudut Pandang Mereka |
Liburan
sekolah yang terkesan tidak istimewa akhirnya justru membawa mereka pada
kejadian-kejadian dan petualangaan yang memberi pelajaran sangat berarti dalam
kehidupan mereka. Keempat sahabat ini memiliki karakteristik yang berbeda
dengan konflik yang berbeda-beda pula.
Suki,
perempuan paling cool di antara teman-temannya. Selayaknya anak muda
pada umumnya, Suki memiliki krisis kepercayaan diri yang berusaha ia
sembunyikan. Tetapi krisis kepercayaan dirinya semakin besar seiring dengan
sikap orang tuanya yang selalu berpikir negatif padanya.
![]() |
Suki diperankan Lutesha |
Orly,
perempuan yang kritis, pintar, dan berprinsip. Ia sedang dalam masa
pemberontakan akan kesetaraan gender dan hal-hal lain yg "melabeli"
kaum perempuan. Salah satunya tentang keperawanan. Orly berusaha mendobrak dan
menghancurkan label-label negatif yang sering diberikan kepada perempuan. Di
luar itu Orly bermasalah dengan ibunya yang single parent yang sedang
berpacaran dengan pria lebih muda. Bagi Orly gaya hidup sang Ibu tidak sesuai
dengan umurnya.
![]() |
Orly diperankan Alexandra Kosasie |
Konji,
pemuda polos dan naif, tengah mengalami dilema dengan masa pubertas. Ia merasa
ditekan oleh aturan orang tuanya yang sangat kolot dan overprotective.
Hingga ada satu peristiwa yang membuatnya syok. Hal itu membuat kepercayaannya pada
orang tuanya hilang. Konji balik mempertanyakan moralitas orang tuanya yang
sangat kontradiktif dengan semua peraturan yang mereka tuntut pada Konji.
![]() |
Konji diperankan Arya Vasco |
Zeke,
pemuda rebellious tapi juga easy going dan sangat loyal pada
sahabat-sahabatnya. Ternyata ia memendam masalah yg sangat besar &
menyimpan luka dalam di hatinya. Zeke merasa kedua orang tuanya tidak mencintai
dan tidak menginginkan keberadaannya sebagai anak sejak kecelakaan yang menimpa
adiknya. Untuk menyembuhkan luka yg dipendamnya, Zeke harus berani
mengonfrontasi orang tuanya dan membuka pintu komunikasi yang selama ini
terputus di antara mereka.
![]() |
Zeke diperankan Byan Langelo |
Nah, sekarang mari kita tonton official trailer
dari Film My Generation. Saya sendiri tertarik untuk menyaksikannya di
layar lebar.
Sekilas
tentang IFI Sinema
IFI
Sinema telah berkecimpung dalam industri perfilman Tanah Air sejak tahun 2007
melalui film-film produksinya berjudul Coklat Stroberi (2007), Radit dan Jani, 3 Doa 3 Cinta, dan Coblos Cinta (2008), Serigala Terakhir (2009), Lovely Man (2012),
Mika (2013), dan Pertaruhan (2017)
Saya memang belum menonton Film My Generation,
tapi dengan menonton trailer-nya saja ada gagasan dan pandangan yang
disuarakan oleh remaja. Fim My Generation berusaha membuka mata kita untuk
memahami remaja dari sudut pandang mereka.Mari kita tonton sama-sama di bioskop nanti ^_^
Setuju, apapun jamannya, ada aja koo yang bengkok. Dan ada juga yang lurus. Bukan hanya generasi milenial yang punya karakter nakal. Zaman dulu juga ada, cuma yaaa nggak keexpose kaya sekarang disocial media. :)
ReplyDeleteOrtu sangat berperan penting dalam pembentukan karakter remaja ya, mba..
ReplyDeleteMasa remaja itu masa yang indah "katanya". Hal2 seru banyak bermula di masa ini
ReplyDeletekeren deh ulasannya :)
ReplyDeletesaya justru salut sama remaja2 yg kritis dan berani spoke out asal masih dalam koridor positif sesuai norma agama dan masyarakat ajah
ReplyDeleteSutradaranya ok, jalan ceritanya juga ok.. tinggal nunggu tayangnya aja.. semoga dapat pesan moralnya.
ReplyDeleteAh jadi pengen cepet 9 Nov.. hehe
ReplyDeleteRemaja memang unik. Pemikiran mereka kerap out of the box dan rada bikin shock tetua hahahaha
ReplyDeletekarakternya unik2, kids zaman now bingits. makin banyak peer inih jadi ortu zaman now, ahahahah
ReplyDeletemenarik juga untuk menonton seperti apa remaja dilayar kaca dari mba Upi, benaran sesuai kondisi yang terjadi enggak ya.
ReplyDeletePerlu banget memang kita coba lihat dari sudut pandang anak. Ketika sekiranya harus diluruskan kita bisa ngasih pengarahan yang bisa diterima sama anak-anak.
ReplyDeleteThis article gives the light in which we can observe the reality. This is very nice one and gives indepth information. Thanks for this nice article. Probellum
ReplyDelete