Situs Astana Gede Bagian 2


Prasasti Kawali I
Prasati Kawali I berbentuk trapesium dengan panjang dan lebar 72 x 73 cm, sedangkan tebalnya 14,5 cm. Pahatannya berupa tulisan 10 baris di bagian muka dan 4 kalimat pada sisi batu.

Situs Astana Gede Bagian 2
Prasasti Kawali I

nihan tapa(k) kawali
inilah jejak (tapak) (di) Kawali
nu siya mulia tapa
(dari) tapa beliau Yang Mulia
ina pabu raja wastu
(bernama) Prabu Raja Wastu
ma*ad*g di kuta kawa
(yang) mendirikan pertahanan (bertahta di) Kawali
li nu mahayu na kadatuan
yang telah memperindah kraton
surawisesa nu marigi sa
Surawisesa, yang (menggali) membuat parit pertahanan
kulili* dayoh nu najur sakala
di sekeliling wilayah kerajaan, yang menyuburkan seluruh
desa aya ma nu pa(n)dori pakena
permukiman, kepada yang akan datang hendaknya menerapkan
gawe rahhayu pakon hobol ja
keselamatan sebagai landasan (ke)menang(an)
ya dina buana
hidup di dunia

Kalimat di sisi batu
hayua diponah-ponah
Jangan dimusnahkan
hayua dicawuh-cawuh
Jangan semena-mena
ina n*k*r ina a(*)gr
Ia dihormati ia tetap
ina ni(n)cak ia*mpag
Ia diinjak ia roboh

Merupakan peringatan bagi siapa saja untuk tetap menjaga wilayah Kawali.

Prasasti Kawali II
Prasasti Kawali II berbentuk tugu yang melancip atasnya. Berukuran 60 x 81 x 125 cm. Terdapat pahatan yang sekilas terlihat acak.

Situs Astana Gede Bagian 2
Prasasti Kawali II

aya ma                 
nu *osi i-              
na kawali ba      
ni pakena k*       
ta b*n*r                
pakon nanjor     
na juritan             

Yang diterjemahkan sebagai berikut:
Semoga ada yang kemudian mengisi negeri Kawali dengan kebahagiaan sambil membiasakan diri berbuat kesejahteraan sejati agar tetap unggul dalam perang.

Prasasati Kawali III
Prasasti Kawali III ditemukan pada tahun 1995 oleh juru kunci Situs Astana Gede. Menurut Kang Ade saat itu sedang ramai-ramainya masyarakat terjun pada praktik perjudian dan lain-lain. Penemuan ini diartikan oleh masyarakat setempat sebagai peringatan untuk kembali ke jalan yang lurus. Prasasti ini berisi tulisan yang terdiri dari 6 baris di bagian muka batu.

Situs Astana Gede Bagian 2
Prasasti Kawali III

bani poro ti                      
berani (menahan) kotoran
gal nu atis                        
tinggallah isi dari
tina rasa aya ma nu     
rasa, kepada yang
*osi dayoh bawo           
mengisi (kehidupan) wilayah
ulah botoh bisi                
janganlah berlebihan agar tidak
kokoro                               
menderita

Prasasti Kawali IV
Prasasti Kawali IV disebut Batu Tapak atau Kolenter berdimensi atas 100 cm, bawah 80 cm, lebar sisi kiri 60 cm, dan lebar sisi kanan 90 cm. Pada bagian kiri tertulis kata Anana atau Ajana. Terdapat empat puluh lima kotak beserta puluhan titik-titik lobang berfungsi sebagai media palinyangan (Kalender panata Mangsa). Telapak kaki dan tangan milik Maha Prabu Niskala. Dikatakan bahwa siapa saja yang telapak kaki dan tangannya sesuai dengan prasarti tersebut maka orang tersebut akan menjadi sang pemersatu.

Situs Astana Gede Bagian 2
Batu Tapak

Prasasti Kawali V
Prasasti Kawali V disebut Batu Panyandungan dengan tinggi 120 cm. Pada satu sisinya terdapat tulisan sa*hiya*li*- dan ga hiya*. Di balik Batu Prasasti ini terdapat cerita bahwa suatu ketika di Astana Gede, Raja Prabu Wastu Kancana sering menghilang (ngaleungit). Dalam masa itu diceritakan bawa Prabu Wastu Kancana mengelilingi batu panyandungan selama tujug kali tanpa bernafas. Selesai itu Sang Prabu mengalami pusing kepala yang dipercaya sebai peringatan kepada orang-orang yang ingin nyandung (memadu) jika tidak sanggup akan merasakan pusing seperti mengelilingi baru tersebut tujuh kali.

Situs Astana Gede Bagian 2
Batu Panyandungan

Prasasti Kawali VI
Prasasti Kawali VI ini berbentuk lingga disebut Batu Panyandaan dengan tinggi sekitar 120 cm. Batu Panyandaan ini tempat disemayamkannya abu jasad Prameswari Dewi Lara Linsing yang gugur di Palagan Bubat. Batu Panyandaan dipercaya sebagai tempat melahirkan.

Situs Astana Gede Bagian 2
Batu Panyandaan

Cikawali
Setelah mengelilingi area tersebut, kita bisa berjalan ke arah Cikawali. Perjalanannya tidak begitu jauh, kini jalannya sudah ditandai dengan jalan setapak berbatu. CiKawali berbentuk kolam kecil berukuran sekitar 10 meter persegi yang merupakan sumber mata air. Pada zaman kerajaan, Cikawali adalah tempat mandi putri-putri raja. Kalau zaman sekarang mungkin semacam spa pribadi tempat memakai masker lumpur atau segala perawatan kecantikan khusus lainnya. Dari sumber mata air inilah nama Kawali berasal.

Situs Astana Gede Bagian 2
Cikawali

Peninggalan Bercorak Islam
Dalam area prasasti, kita bisa menemukan peninggalan bercorak Islam abad ke-17 berupa makam-makan penyebar agama Islam. Di antaranya ada makam Adipati Singacala (1643-1718), yang terletak di puncak punden berundak di tengah kompleks situs. Panjang makam ini 294 cm dan terlindungi oleh pagar cukup tinggi.

Situs Astana Gede Bagian 2
Makam Adipati Singacala

Situs Astana Gede Bagian 2
Makam Pangeran Usman

Situs Astana Gede Bagian 2
Makam Cakrakusuma

Selain itu, ada makam Pangeran Usman, sebagai penyebar agama Islam utusan Kesultanan Cirebon pada abad ke-15. Ada makam Cakrakusuma. Makam-makam ini panjang dan besar jika dibandingkan dengan manusia zaman sekarang. Masih ada sekitar 10 makam penyebar agama Islam lagi yang belum diketahui secara jelas keberasaannya di Situs Astana Gede.

Sebagai penutup, Kang Toni mengatakan, pembelajaran berharga dari Situs Astana Gede berkenaan dengan sejarah Kerajaan Sunda adalah sikap pejuang dari Prabu Niskala Wastu Kancana yang memilih bangkit dari pada larut dalam kesedihan. 

Kalau kamu suka sejarah dan tertarik mempelajari sejarah dan kebudayaan Sunda maupun mempelajari penyebaran agama Islam di Jawa Barat, berkunjunglah ke Situs Astana Gede ini ^_^

Referensi: Wikipedia dan mooibandoeng.wordpress.com
Evi Sri Rezeki
Evi Sri Rezeki

Selamat datang di dunia Evi Sri Rezeki, kembarannya Eva Sri Rahayu *\^^/* Dunia saya enggak jauh-jauh dari berimajinasi. Impian saya mewujudkan imajinasi itu menjadi sebuah karya. Kalau bisa menginspirasi seseorang dan lebih jauhnya mengubah peradaban ^_^

6 comments:

  1. Ini bisa dijadikan satu satu atraksi wisata ziarah yah.

    ReplyDelete
  2. Arti tulisannya nyeremin juga kalau sambil dibayangin orang dulu yang bicara :(

    ReplyDelete
  3. wah wisata sejarah ya dan aku baru tahu ada seperti ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak Tira. Semoga nanti bisa berkunjung ya :)

      Delete