Perihal Kesetiaan


Sumber: Allfreedownload.com

Dearest Eva,

Awalnya aku bingung membaca suratmu "Mulai Ngelantur" itu, disebut ngelantur iya juga, disebut berisi iya juga. Ya gitu deh. Oke, surat balasanku kali ini agak manis. Silakan buat kopi sebelum baca lebih lanjut, jangan lupa baca aturan pakai (ikut ngelantur juga hehehe).

Eva, kalau dipikir-pikir, setiap pasangan punya 'ketakutannya' sendiri. Aku sepakat denganmu, yang namanya ketakutan ada dipikiran. Belum tentu juga bakal kejadian. Setiap pasangan juga pasti pernah punya ketakutan kalau-kalau pasangannya berkhianat. Walaupun mereka udah menikah. Pernikahan kan enggak ada garansinya?


Jadi ceritanya, siang tadi, aku banyak ngobrol sama teman yang sudah menikah. Intinya, dia bagi-bagi pengalaman denganku. Bukan cuma pengalaman dia dengan suami tapi pengalaman teman-teman lain. Pasti kamu juga enggak asing dengan cerita menikah-selingkuh-cerai. Ah, ternyata banyak juga teman-temanku yang punya pengalaman begitu. Sesulit itukah kesetiaan dipertahankan? 

Kesetiaan itu mesti datang dari dua pihak. Kemungkinan selingkuh enggak selalu datang dari pihak cowok, cewek juga bisa jadi ngelakuin itu. Makanya, sekali lagi, kesetiaan itu harus datang dari dua pihak. Kenapa sih seseorang bisa setia sama pasangannya? 

Kalau aku sendiri akan setia sama orang yang bikin nyaman. Orang yang mau mengerti passion-ku, orang yang ngasih kepercayaan sama aku dalam mengejar impian. Kamu tahulah, dunia kita enggak jauh-jauh dari kerja bareng lawan jenis. Misalnya ngurus wedding, crew-nya didominasi cowok. Ketemu klien bisa jadi cowok, vendor-vendor bisa jadi cowok juga. Bayangkan kalau pasangan kita orang yang posesif, susah kerja, susah gerak, enggak bisa ngapa-ngapain. 

Pernah satu kali, aku punya pacar yang posesif abis. Saking ketakutan aku selingkuh, dia nongkrongin aku di tempat kuliah, tempat kerja, dan rumah. Aku hampir-hampir enggak punya privasi. Teman kuliah, teman kerja, dan klien jadi enggak nyaman sama aku karena selalu ada tatapan tajam dari sang pacar. 

Seperti pasir, ketika kita menggenggamnya terlalu kuat, dia akan keluar dari sela-sela jari. Begitu juga dengan pasangan, ketika kita terlalu mengekang, maka kita akan terbang. 

Harga kesetiaan itu bukan dibayar dengan pasangan yang sempurna. Bukan. Mana ada sih manusia yang sempurna? Ngaca dulu kali kita, emang kita sesempurna apa ngarep pasangan luar biasa kayak malaikat. Tapi harga kesetiaan itu dibayar dengan pasangan yang saling melengkapi. Kelebihanku mengisi kekurangannya, kelebihannya mengisi kekuranganku. Karena ada aku dan dia, kita menjadi lengkap. Kalau udah lengkap kenapa mesti mencari orang lain? Buat apa selingkuh? Idealnya menurutku gitu.

Memiliki pasangan adalah pilihan. Kamu bisa memilih untuk hidup sendiri, enggak masalah kok. Buat kamu yang memilih untuk punya pasangan, enggak ada garansi buat menerima kesetiaan. Enggak semua orang yang setia menuai kesetiaan, dan enggak semua yang selingkuh menuai hal yang sama.  Tapi percaya saja, Tuhan bersama kita yang bersetia padaNya, Dia akan memberikan pasangan yang terbaik ketika kita berusaha menjadi yang terbaik bagi seseorang itu. Percaya saja.

Lalu apa alasanmu untuk tetap setia sama seseorang?

Salam hangat penuh cinta
Evimu
Evi Sri Rezeki
Evi Sri Rezeki

Selamat datang di dunia Evi Sri Rezeki, kembarannya Eva Sri Rahayu *\^^/* Dunia saya enggak jauh-jauh dari berimajinasi. Impian saya mewujudkan imajinasi itu menjadi sebuah karya. Kalau bisa menginspirasi seseorang dan lebih jauhnya mengubah peradaban ^_^

6 comments:

  1. punya cowok poses,ini pengalaman temenku...g bisa erak bebas,kerja dan keman2 diintilinnn terus,,hutft

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget, Mbak. Makanya saya enggak tahan sama sang mantan *curhat*

      Delete
  2. awww... postingan ini kayak gula-gula :'>

    ReplyDelete
  3. Iya kaya aku, gula-gula. Maniesssss

    ReplyDelete